Pentingnya Kolaborasi untuk Percepat Transisi Kendaraan Listrik


Jakarta, OG Indonesia --
Kunci untuk mempercepat transisi kendaraan listrik di Indonesia adalah kolaborasi. Hal ini ditegaskan oleh para pembicara dalam diskusi panel bertema “Pandangan Inovasi: Teknologi pada Kendaraan Listrik”, Sabtu (13/3/2021). Diskusi yang dimoderatori oleh Managing Director & Partner at Boston Consulting Group (BCG) Lenita Tobing ini merupakan rangkaian dari National Energy Week (NEW) yang diselenggarakan oleh Komunitas Migas Indonesia chapter Rusia dan Eropa Timur (KMI-RET).

Diskusi panel ini dihadiri oleh tokoh- tokoh utama dalam industri kendaraan listrik di Indonesia, seperti Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Mochamad Ashari, Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik Mekatronik LIPI Haznan Abimanyu, CEO Baran Energy Viktor Wirawan, Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin Lengkey dan Executive Vice President of Engineering Technology PLN Zainal Arifin.

Zainal Arifin memaparkan bahwa peran PLN adalah menyiapkan pasokan listrik dan mengembangkan infrastruktur seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). "Satu juta kendaraan listrik hanya membutuhkan 2,2 GW, sedangkan reserve margin PLN mencapai sekitar 15 GW. Sehingga, pasokan listrik PLN melebihi demand kendaraan listrik," ucap Zainal.

Saat ini total jumlah SPKLU yang dibangun oleh PLN dan pihak swasta mencapai lebih dari 100 buah dan tahun ini akan bertambah sebanyak 162 buah. Sementara itu, standar untuk SPKLU telah dipublikasikan sejak tahun 2017.

Haznan Abimanyu mengatakan bahwa pihak LIPI memfokuskan penelitian LIPI pada Autonomous Electric Vehicle dan infrastruktur EBT untuk charging point dengan photovoltaic, hydro power, dan lain-lain. "Ada tiga tantangan pengembangan kendaraan listrik, yakni harganya yang mahal, keberpihakan dana pemerintah dan kurangnya kerjasama dari pihak industri, riset dan pelaku usaha komersial," ucapnya.

Sementara Mochamad Ashari menegaskan bahwa Institut Teknologi Sepuluh Nopember siap membantu dalam mengembangkan kendaraan berlistrik. Di mana setelah berhasil membuat motor listrik dan mobil listrik, saat ini fokus riset ITS berkembang menjadi autonomous/driverless, charging system dan battery. Diungkapkan olehnya, tantangan dalam riset ini adalah ketersediaan magnet permanen dan rare earth.

Meidy Katrin Lengkey dari APNI atau Asosiasi Penambang Nikel Indonesia menyatakan bahwa Indonesia memiliki 23,7% cadangan nikel dunia sebesar 11 miliar ton cadangan nikel, dan yang terukur sekitar 4,5 miliar ton. " Satu baterai membutuhkan 11 mineral, di mana 10 di antaranya tersedia di Indonesia, kecuali litium yang masih harus impor. Sehingga jumlah nikel sangat cukup dan siap," ujarnya.

Meidy juga menegaskan bahwa para penambang siap untuk memasok produksi baterai nasional. Namun, dalam program itu, mereka pun perlu dukungan pemerintah dengan memberikan insentif untuk bijih nikel kadar rendah sebagai bahan baku dari baterai.

Sebagai perwakilan dari pihak swasta, Viktor Wirawan menyatakan bahwa pihaknya pendukung percepatan pengaplikasian Energi Baru Terbarukan dan kendaraan listrik di Indonesia sesuai dengan visi dari Baran Energi. Beberapa terobosan dari Baran Energi adalah Energy storage yang berkapasitas sampai 1.000.000 Watt-hour dan mobil listrik yang akan dipresentasikan pada Oktober 2021.

Perkembangan kendaraan listrik juga akan menimbulkan tantangan baru mengenai potensi sampah baterai di kemudian hari. Untuk itu metode daur ulang baterai kendaraan listrik masih perlu dipikirkan bersama. Haznan Abimanyu mengusulkan agar adanya penyuluhan kepada masyarakat agar tidak membuang baterai sembarangan yang bersifat toxic terhadap tanah dan ground water serta adanya lembaga yang bertugas untuk menampung baterai tersebut.

Lenita Tobing menyimpulkan bahwa kunci dari percepatan persiapan membangun iklim kendaraan listrik di Indonesia adalah ekosistem yang merangkul seluruh komponen yang terlibat dalam teknologi kendaraan listrik dari hulu hingga hilir. "Jika ekosistem itu berjalan dengan baik, kita dapat menurunkan emisi CO2 dan harga untuk mengoperasikan teknologi kendaraan berbasis listrik akan lebih optimal," tutupnya. R2

Pentingnya Kolaborasi untuk Percepat Transisi Kendaraan Listrik Pentingnya Kolaborasi untuk Percepat Transisi Kendaraan Listrik Reviewed by OG Indonesia on Sabtu, Maret 13, 2021 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.