Terdampak Pandemi, Laba PTBA Tahun 2020 Turun 41% Jadi Rp 2,4 Triliun


Jakarta, OG Indonesia --
 Di tengah pandemi COVID-19 serta fluktuatif dan lesunya harga baru bara dunia, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih bisa membukukan laba bersih sebesar Rp 2,4 triliun hingga 31 Desember 2020. Capaian tersebut turun sekitar 41,16% secara tahunan (year on year/YoY) dibanding dengan laba bersih pada akhir Desember 2019 yang sebesar Rp 4,05 triliun.

Sementara dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp 17,3 triliun. Lalu aset perusahaan per Desember 2020 tercatat berada di angka Rp 24,1 triliun, dengan komposisi kas setara kas dan deposito berjangka di atas 3 bulan sebesar Rp 5,5 triliun atau 23% dari total aset.

Direktur Utama PTBA Arvian Arifin menerangkan, perolehan laba tersebut sudah cukup baik di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini. Hal ini terjadi karena ada penurunan konsumsi energi akibat diberlakukannya lockdown di beberapa negara tujuan ekspor seperti China dan India.

"Di tengah kondisi ekonomi yang sulit PTBA masih bisa mencetak kinerja positif dengan pencapaian laba Rp 2,4 triliun. Tentunya ini cukup menggembirakan karena di era pandemi ini banyak sekali usaha yang mengalami kesulitan dan alhamdulillah kita bisa keluar dari permasalahan keuangan perusahaan," ucapArvian dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (12/3/2021).

Turunnya konsumsi listrik di wilayah besar Indonesia seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa dan Bali juga berdampak turunnya penyerapan batu bara domestik. Kemudian, harga batu bara selama tahun 2020 juga menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, harga batu bara acuan (HBA) sangat berfluktuasi sepanjang 2020. Berawal di angka US$ 65,93 per ton di awal Januari 2020 dan sempat menyentuh titik di bawah US$ 50 per ton pada September 2020. HBA mulai merangkak naik dalam 3 bulan terakhir di 2020 dan menyentuh angka US$ 59,65 per ton pada Desember 2020.

"Kenaikan ini seiring dengan mulai pulihnya permintaan batu bara di pasar global. Meskipun begitu rerata HBA sepanjang 2020 merupakan yang terendah selama 4 tahun terakhir dengan berada di level US$ 58,17 per ton," jelasnya.

Ditambahkan olehnya, efisiensi merupakan salah satu strategi PTBA untuk menjaga dan mencatatkan kinerja positif di tengah volatilitas harga dan berkurangnya permintaan pasokan batu bara. "Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan PTBA di segala lini adalah dengan terus melakukan upaya penurunan biaya usaha dan pengendalian biaya pokok produksi melalui penerapan optimalisasi di setiap lini operasi," ungkap Arvian.

Dari sisi produksi, sendiri PTBA mampu memproduksi 24,8 juta ton batu bara hingga Desember 2020 atau 99% dari target yang telah disesuaikan menjadi 25,1 juta ton. Sementara untuk kinerja angkutan batu bara tercatat mencapai 23,8 juta ton, naik 3% dari target tahun ini. Sedangkan kinerja penjualan batu bara yang terealisasi sebesar 26,1 juta ton atau naik 5% dari target 2020.

"Masih terjaganya kinerja operasional perusahaan sepanjang 2020 tak lain merupakan hasil dari penerapan operational excellence yang berkelanjutan dan perluasan pasar yang menjadi strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis di tahun ini," tegasnya. R2
Terdampak Pandemi, Laba PTBA Tahun 2020 Turun 41% Jadi Rp 2,4 Triliun Terdampak Pandemi, Laba PTBA Tahun 2020 Turun 41% Jadi Rp 2,4 Triliun Reviewed by OG Indonesia on Jumat, Maret 12, 2021 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.