Program Hulu Migas Turut Jaga Indonesia sebagai Paru-Paru Dunia


Jakarta, OG Indonesia --
Pengurangan emisi menjadi salah satu pilar utama pada usaha peningkatan produksi migas nasional sebesar 1 juta bopd dan 12 BSCFD gas pada tahun 2030. Pencanangan program sekaligus merupakan kontribusi nyata upaya hulu migas menjaga Indonesia sebagai paru-paru dunia demi menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi yang akan datang, 

Untuk memastikan program keberlanjutan lingkungan hulu migas dapat terealisasi, SKK Migas telah memasukkan program ini ke dalam Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0, yaitu rencana  hulu migas untuk mencapai target produksi migas di 2030 sebesar 1 juta BOPD minyak dan 12 BSCFD gas. Program tersebut adalah mendukung pencapaian keberlanjutan lingkungan, yang diterjemahkan ke dalam 2 program kunci yaitu Decommisioning dan Low Carbon Initiative.

“SKK Migas sebagai lembaga Negara yang mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha hulu migas, memastikan terlindunginya lingkungan dalam operasi hulu migas sejak tahap eksplorasi hingga produksi. Langkah ini telah ditetapkan dalam rencana strategis Indonesia Oil and Gas 4.0 tahun 2020 – 2030. Salah satu target yang hendak dicapai adalah memastikan keberlanjutan lingkungan,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta saat memberikan sambutan pada acara pemberian penghargaan lomba karya jurnalistik dan media award SKK Migas 2021, Rabu (18/8/2021)

Lebih lanjut, Dwi mengatakan, dalam implementasinya program diterjemahkan melalui penguatan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup atau PROPER oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diikuti sejak tahun 2002. Setiap tahun target peningkatan prestasi selalu dinaikkan.  

“Pada tahun 2020 100% kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) telah memenuhi kriteria taat, dengan rincian 38 KKKS masuk kategori taat (proper biru) dan 32 KKKS telah mendapatkan penilaian proper yang lebih tinggi, meliputi 26 KKKS mendapatkan proper hijau dan 6 KKKS mendapatkan proper emas,” katanya.

Industri hulu migas juga melakukan manajemen konservasi energi, untuk maksud yang sama, yaitu mengimplementasikan energi konversi baik dalam perencanaan dan keteknikan operasi. Lalu melakukan penerapan kebijakan hemat energi, implementasi Life Cycle Analysis, pemanfaatan energi baru terbarukan, dan optimasi penggunaan associate gas untuk kebutuhan operasi. 

Upaya mewujudkan keberlanjutan lingkungan di atas memberikan dampak positif dalam penghematan biaya operasional hulu migas. Semisal di Pertamina EP pemanfaatan flare gas dapat menghemat biaya bahan bakar sebesar 66,8%. Adapun di Premier Oil pemanfaatan flare gas dapat menambah 0,65 MMSCFD penjualan gas.

Langkah terkini yang dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS adalah menerapkan carbon capture utilisation and storeage (CCUS). Melalui penerapan CCUS, maka dapat memperpanjang rantai penggunaan limbah dari sektor perekonomian dengan tetap mengendalikan neraca emisi CO2 secara global, serta meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.

“Rencana CCUS di sektor hulu migas diterapkan pada CO2-Enhanced Oil Recovery yang saat ini masih dalam bentuk kajian dan persiapan pilot project di Lapangan Gundih, Sukowati, Limau-Niru, dan Tangguh. CCUS EOR Lapangan Sukowati berpotensi menyimpan 15 juta tCO2. CCUS EOR Lapangan Tangguh berpotensi menyimpan 30 juta tCO2,” kata Dwi.

“Keberhasilan penerapan CCUS pada beberapa lapangan migas tersebut, akan menjadi modal yang penting, mengingat salah satu srategi peningkatan produksi migas untuk mewujudkan Visi 2030 diperoleh dari penerapan EOR. Sehingga langkah peningkatan produksi hulu migas justru berperan dalam mengurangi emisi CO2”, tambah Dwi.

Langkah lain yang dilakukan oleh industri hulu migas dalam mewujudkan program lingkungan berkelanjutan adalah berkontribusi dalam upaya menjaga Indonesia agar tetap menjadi salah satu paru-paru dunia dengan melakukan penanaman pohon. Selain itu, industri hulu migas juga melakukan kegiatan rehabilitasi daerah aliran sungai berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pada tahun 2021, SKK Migas dan KKKS telah melakukan rehabilitasi DAS seluas 9.441 hektar. Program rehabilitasi DAS memberdayakan masyarakat sekitar, kontraktor lokal, dan melibatkan  Kelompok Tani Hutan Konservasi, yang telah memenuhi standar pengadaan barang dan jasa industri hulu migas. SKK Migas juga meminta setiap Kontraktor KKS melakukan penanaman pohon di wilayah kerjanya secara masif, yang antara lain dilakukan melalui program pengembangan masyarakat. Luasan lahan penghijauan yang melibatkan masyarakat telah mencapai 863,73 hektar. R1


Program Hulu Migas Turut Jaga Indonesia sebagai Paru-Paru Dunia Program Hulu Migas Turut Jaga Indonesia sebagai Paru-Paru Dunia Reviewed by Ridwan Harahap on Kamis, Agustus 19, 2021 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.