PEPC Kejar Target Produksi Penuh Lapangan JTB Pada Desember 2022

Foto: Hrp

Bojonegoro, OG Indonesia --
Setelah mencapai tahapan gas-in pada bulan Agustus dan melakukan pengaliran gas perdana atau Gas on Stream (GoS) pada September lalu, Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran – Tiung Biru (JTB) yang dikelola PT Pertamina EP Cepu (PEPC) akan mencapai tahapan project acceptance/project completion atau dapat berproduksi secara maksimal pada medio Desember 2022 mendatang.

"Saat ini kita menargetkan project acceptance, artinya semua selesai, kapasitas produksi bisa mencapai 100 persen di kisaran bulan Desember, pertengahan atau akhir," ungkap Ruby Mulyawan, General Manager Gas Project JTB, kepada rombongan media yang berkunjung ke Gas Processing Facility (GPF) JTB yang berada di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (26/10/2022).

Sebagai salah satu proyek strategis nasional, diterangkan Ruby, Lapangan JTB diharapkan akan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Jawa Timur dengan kapasitas produksi mencapai 192 MMscfd (juta standar kaki kubik per hari). "Gas yang masuk ke dalam sistem sendiri itu 315 juta (MMscfd) sampai 330 juta, tapi di JTB ini banyak mengandung CO2 yaitu sebesar 30 persen, kemudian ada 0,6 persen H2S, dan impurities atau komponen-komponen lain yang tidak diinginkan," jelasnya.

Ditambahkan olehnya, gas sebanyak 330 MMscfd dari Lapangan JTB tersebut ternyata dihasilkan dari enam sumur saja. Sehingga satu sumur rata-rata bisa menghasilkan sampai 60 MMscfd. "Banyak lapangan (gas) di Indonesia yang produksinya hanya 20 juta dari banyak sumur, (JTB) ini dari satu sumur saja 60 juta," terangnya.

Ruby membeberkan, dari produksi 192 MMscfd nantinya, telah tercapai kontrak perjanjian jual beli gas (PJBG) sebanyak 172 MMscfd yang akan dibeli oleh PLN dan industri-industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Rinciannya, 100 MMscfd akan diserap PLN dan 72 MMscfd disalurkan kepada industri-industri di Jatim dan Jateng lewat distribusi yang dilakukan oleh PGN.

"20 juta dari 192 (MMscfd) itu belum ada PJBG-nya, artinya belum ada alokasi yang disetujui oleh (Kementerian) ESDM. Kami masih berproses saat ini, indikasi terakhir kemungkinan 20 juta ini akan dikirim ke PKG (Petrokimia Gresik), tetapi masih menunggu approval final," ungkap Ruby.

Pada saat ini, terang Ruby, Lapangan JTB baru bisa memproduksi 30 MMscfd. Di mana pada pekan depan produksinya akan ditingkatkan menjadi 60-70 MMscfd sehingga dapat mencapai produksi maksimal pada bulan Desember nanti.

Selain memproduksi gas, proyek JTB juga menghasilkan kondensat. Menurut Ruby, kondensat yang ada akan dialirkan ke Central Processing Facility di Banyu Urip dan akan dijual bersama dengan minyak mentah dari Banyu Urip. 

Dalam kesempatan sama, Kepala Unit Percepatan Project (UPP) JTB SKK Migas Waras Budi Santosa mengatakan gas dari JTB akan masuk ke sistem pipa Gresik-Semarang di mana mayoritas dikirim ke Gresik oleh buyer PGN yang akan menyalurkan untuk PLN dan industri-industri.

"Dengan adanya proyek JTB, kemudian ada juga proyek HCML di Offshore Jawa Timur, kemungkinan Jawa Timur ini akan surplus gas pada tahun 2023," tutur Waras. "Ini menjadi PR kami, SKK Migas dan Kementerian ESDM, bagaimana untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas ini," sambungnya.

Dalam jangka pendek, ungkap Waras, gas bisa diserap dari industri di Batang, Jawa Tengah, dengan syarat pipa dari Semarang ke Batang sebagai kelanjutan dari pipa Gresik-Semarang bisa tersambung. Sementara untuk jangka panjang, pipa Gresik-Semarang juga harus tersambung dengan yang ke Cirebon, sehingga gasnya juga bisa dimanfaatkan untuk mengisi kebutuhan gas di Jawa Barat.

Puncak produksi dari Lapangan JTB sendiri menurut Waras akan terjadi pada tahun 2035. "Jadi masih sangat signifikan, masih sangat menarik bagi investor untuk membeli gas ini," tutup Waras. RH

PEPC Kejar Target Produksi Penuh Lapangan JTB Pada Desember 2022 PEPC Kejar Target Produksi Penuh Lapangan JTB Pada Desember 2022 Reviewed by Ridwan Harahap on Kamis, Oktober 27, 2022 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.