Di Asia Tenggara, Reforminer: Level Harga BBM di Indonesia Relatif Moderat


Jakarta, OG Indonesia --
Penurunan harga BBM non-subsidi oleh badan usaha niaga BBM pada awal tahun 
2023, positif dalam sejumlah aspek. Penurunan tersebut memberikan sinyal bahwa pelaku usaha patuh dengan ketentuan Kepmen ESDM No.245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum yang Disalurkan Melalui SPBU.

Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro, penurunan harga tersebut penting untuk membangun persepsi positif terhadap kebijakan harga BBM di dalam negeri, bahwa kebijakan harga BBM non-subsidi di Indonesia juga mengikuti kaidah bisnis seperti yang berlaku di negara lain. Dia mengungkapkan, berdasarkan data menunjukkan harga BBM di sejumlah negara ASEAN pada awal Januari 2023 juga mengalami penurunan.

Komaidi pun memaparkan 12 pandangan dan catatan ReforMiner terhadap penurunan harga BBM non-subsidi dan perbandingan kebijakan harga BBM sejumlah negara ASEAN yang berada di Asia Tenggara.

Pertama, dari perspektif biaya pengadaan dan formula harga yang ditetapkan dalam regulasi, kebijakan penurunan harga BBM non-subsidi pada awal Januari 2023 pada dasarnya merupakan sesuatu yang lumrah. "Harga minyak mentah yang merupakan komponen terbesar pembentuk harga BBM memang sedang turun. Indonesian Crude Price (ICP) turun dari 87,50 USD per barel pada November 2022 menjadi 76,66 USD per barel pada Desember 2022," jelas Komaidi, Kamis (5/1/2023).

Kedua, meskipun merupakan sesuatu yang lumrah, penurunan harga tersebut strategis untuk edukasi pada semua pihak. Di mana kebijakan tersebut dapat mengurangi persepsi negatif terhadap badan usaha niaga BBM yang sering dinilai kurang fair, dinilai lebih responsif ketika harga BBM harus naik namun cenderung menunda ketika harus menurunkan harga BBM.

Ketiga, berdasarkan review, tinggi atau rendahnya harga BBM pada negara-negara di ASEAN tidak hanya ditentukan oleh biaya pengadaan BBM tetapi juga ditentukan oleh bentuk kebijakan harga BBM yang diberlakukan oleh masing-masing negara.

Keempat, berdasarkan data, jika dibandingkan dengan lima negara ASEAN yang lain (Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina) saat ini level harga BBM Indonesia berada pada posisi yang relatif moderat. "Bukan sebagai yang paling tinggi, tetapi juga bukan sebagai yang paling rendah. Singapura tercatat sebagai negara dengan harga jual BBM yang relatif paling tinggi. Sedangkan Malaysia sebagai negara yang menjual BBM relatif paling rendah dibandingkan lima negara yang lain," ungkapnya.

Kelima, ReforMiner menilai harga BBM antar negara pada dasarnya tidak dapat dibandingkan secara langsung. Hal tersebut karena profil pasar BBM pada masing-masing negara tidak sama. Selain itu, riset ReforMiner juga menemukan bahwa bentuk kebijakan harga BBM pada masing-masing negara termasuk enam negara di ASEAN tidak sama.

Keenam, ReforMiner menemukan jenis BBM yang dijual di enam negara di ASEAN cukup beragam. Level RON BBM yang dijual pada masing-masing negara tercatat tidak sama. "Jenis BBM, baik bensin maupun solar yang dijual di Indonesia tercatat sebagai yang paling banyak jika dibandingkan dengan lima negara yang lainnya," ucap Komaidi.

Ketujuh, jenis BBM yang mendominasi pasar BBM di sejumlah negara ASEAN berbeda. Meskipun berbeda, terdapat pola yang relatif sama bahwa jenis BBM yang mendominasi pasar BBM pada masing-masing negara adalah jenis BBM dengan RON dan CN yang paling rendah.

Kedelapan, berdasarkan review, bentuk kebijakan harga BBM yang diberlakukan oleh enam negara di ASEAN terbagi menjadi dua tipe, mengacu pada mekanisme pasar atau diintervensi/diberikan subsidi oleh pemerintah. Singapura tercatat sebagai satu-satunya negara di ASEAN yang tidak memberikan subsidi BBM.

Kesembilan, bentuk kebijakan subsidi BBM yang diberlakukan oleh masing-masing negara tercatat tidak sama. Indonesia memberikan subsidi BBM untuk jenis Kerosene dan Solar CN 48. Pemerintah Malaysia memberikan subsidi untuk jenis BBM RON 95 dan Solar≥CN 51. Harga BBM Malaysia dihitung menggunakan Automatic Pricing Mechanism (APM), berubah setiap minggu mengikuti rata-rata harga minyak dan besaran subsidi yang telah ditetapkan Pemerintah Malaysia.

Kesepuluh, Pemerintah Thailand memberikan subsidi terbatas untuk BBM jenis Solar. Subsidi diberikan melalui oil fuel fund, pembebasan pajak, dan pembatasan harga. Pemerintah Vietnam hanya akan memberikan subsidi BBM pada saat kondisi sosial dan ekonomi di negaranya dinilai darurat. Sementara, Pemerintah Filipina hanya memberikan subsidi BBM jenis Solar untuk sektor tertentu yang meliputi sektor transportasi umum, nelayan, dan pertanian.

Kesebelas, periode evaluasi dan penyesuaian harga BBM pada masing-masing negara di ASEAN tercatat tidak sama. "Berdasarkan review, terdapat tiga tipe periode evaluasi. Singapura dan Vietnam melakukan evaluasi dan penyesuaian harga BBM setiap 10 hari. Malaysia, Thailand, dan Philipina melakukan evaluasi harga BBM setiap minggu. Sementara Indonesia melakukan evaluasi harga BBM setiap 30 hari," urainya.

Dan yang keduabelas, ReforMiner menilai, perbedaan bentuk kebijakan, profil pasar BBM, dan jenis BBM yang dijual pada masing-masing negara menegaskan bahwa pada dasarnya memang tidak dapat dilakukan perbandingan harga BBM antar negara secara langsung.

"Perbandingan perbedaan level harga hanya pada besaran nominal tanpa menyertakan penyebabnya, berpotensi dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat," pungkas Komaidi. RH


Di Asia Tenggara, Reforminer: Level Harga BBM di Indonesia Relatif Moderat Di Asia Tenggara, Reforminer: Level Harga BBM di Indonesia Relatif Moderat Reviewed by Ridwan Harahap on Kamis, Januari 05, 2023 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.