Wah, Perbankan Global Ogah Biayai Proyek Smelter Aluminium Adaro


Jakarta, OG Indonesia --
Dilansir dari Financial Times (7/2/2023), anak usaha 
perusahaan batu bara terbesar kedua di Indonesia, PT Adaro Minerals Indonesia (ADMR) diberitakan mengalami kesulitan dalam menggalang dana untuk proyek smelter aluminium di dalam Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kalimantan Utara dikarenakan terdapat unsur pembangunan PLTU batu-bara baru (captive power plant) dalam mendukung operasional smelter tersebut.

Berdasarkan sumber dalam artikel Financial Times tersebut, Bank Singapura DBS, bank Inggris Standard Chartered yang sebelumnya telah menyatakan keluar dari pendanaan Adaro, juga tidak akan mendanai proyek tersebut. 

Salah satu eksekutif bank global sepeeti dikutip FT mengatakan, bahwa, “Adaro membahas pembiayaan untuk proyek smelter ini dengan kami, tetapi kami telah berjanji untuk berhenti mendanai bisnis yang terkait dengan batu bara. [Proyek ini] termasuk dalam kategori itu." 

Kendati demikian, Adaro melalui head of corporate communication-nya diberitakan terkait proyek smelter sudah mendapatkan komitmen dari beberapa bank, dan berencana mencapai financial closing semester 1 tahun 2023 (Kontan.co.id, Rabu, 8/2). 

Namun beberapa perbankan global telah menyatakan untuk tidak akan mendanai pembangkit listrik batu-bara baru. “Penolakan perbankan dan investor terhadap proyek smelter Adaro ini menunjukkan bahwa institusi finansial tidak dapat lagi menyentuh proyek yang terkait dengan batu-bara karena terikat komitmen iklim mereka,” tegas Nabilla Gunawan selaku Campaigner Indonesia di organisasi iklim Market Forces, Senin (13/2/2023).

“Mempromosikan smelter ini sebagai aset hijau adalah praktek greenwashing, terutama karena berdasarkan Adaro sendiri, smelter ini akan bergantung kepada PLTU batu-bara baru untuk tahap awal. Melakukan praktek greenwashing mempertanyakan keseriusan Adaro untuk bertransisi ke hijau," tambah Nabilla.

Greenwashing adalah istilah di mana strategi pemasaran dan komunikasi yang dilakukan hanya untuk membangung citra ramah lingkungan meskipun nyatanya batu bara masuk dalam kategori energi kotor.

Sebelumnya Hyundai, diketahui telah menandatangani MOU untuk membeli aluminium dari Adaro di bulan November 2022. Hyundai menyampaikan ke Financial Times bahwa meskipun mereka tertarik mencari suplai aluminium yang stabil, MOU tersebut tidak mengikat.

Hyundai berencana untuk menggunakan aluminium dari smelter untuk produksi mobil listrik, dan menggambarkan smelter tersebut sebagai “hijau dan rendah karbon” karena akan diproduksi menggunakan energi hidro dari sungai Kayan. Akan tetapi, berdasarkan rencana dan timeline proyek, energi hidro akan digunakan di tahun 2029 sedangkan Hyundai menyatakan akan membeli produksi aluminium Adaro di tahap awal.

“Jika Hyundai serius tentang prinsip netralitas karbon mereka, membeli aluminium dari smelter yang disokong oleh PLTU batu-bara ini jelas gagal menunjukan komitmen mereka," sebut Ginanjar Ariyasuta, Campaigner di 350.org di Indonesia. R2


Wah, Perbankan Global Ogah Biayai Proyek Smelter Aluminium Adaro Wah, Perbankan Global Ogah Biayai Proyek Smelter Aluminium Adaro Reviewed by Ridwan Harahap on Selasa, Februari 14, 2023 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.