Mencapai Keseimbangan Investasi Sektor Migas dan Energi Terbarukan


Oleh: Anggawira, Sekretaris Jenderal BPP HIPMI Ketua Umum Aspebindo


Dalam beberapa tahun terakhir, industri minyak dan gas di dunia menghadapi berbagai tantangan yang berdampak pada tingkat investasi dan produksi. Tantangan tersebut antara lain meningkatnya persaingan dengan munculnya sumber energi terbarukan, fluktuasi harga minyak, ketegangan geopolitik, dan pandemi COVID-19. Tantangan tersebut juga berdampak pada sektor migas Indonesia yang kesulitan menarik investasi dan mempertahankan tingkat produksi.

Berdasarkan analisis Kementerian Investasi Indonesia, sektor minyak dan gas Indonesia menghadapi beberapa tantangan khusus yang berdampak pada tingkat investasi dalam beberapa tahun terakhir. Tantangan-tantangan tersebut antara lain penurunan tingkat produksi dari lapangan-lapangan tua, yang menyebabkan penurunan cadangan dan peningkatan biaya eksplorasi. Selain itu, ketidakpastian peraturan dan birokrasi telah mempersulit investor untuk menavigasi lanskap investasi, yang menyebabkan kurangnya investasi baru di sektor ini.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Indonesia sebetulnya telah menerapkan beberapa langkah yang bertujuan untuk menarik investasi baru dan mendukung pertumbuhan sektor tersebut. Langkah-langkah tersebut mencakup serangkaian insentif bagi investor, seperti tax holiday dan manfaat lainnya, serta upaya untuk merampingkan proses regulasi dan menciptakan iklim investasi yang lebih menarik.

Kebutuhan investasi yang tinggi tak lepas dari target kita dalam meningkatkan produksi minyak dan gas di Indonesia. Data dari SKK Migas menunjukan pengeboran sumur pengembangan sejak tahun 2021 hingga 2022 selalu membukukan hampir dua kali lipatnya dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk itu untuk meningkatkan produksi minyak dan gas, menambah pengeboran sumur adalah solusinya.

Namun dari sisi dunia usaha melakukan pengeboran sumur pengembangan juga memiliki tantangan sendiri. Pertama tentu biaya, mengebor sumur baru memerlukan biaya yang tidak sedikit apalagi jika sumur minyak terletak di lokasi yang sulit dijangkau seperti offshore. Kedua adalah tantangan teknikal yang muncul sebagai upaya untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja tentu kembali lagi kesulitannya akan bervariasi tergantung kesulitan masing-masing sumur.

Selain penurunan tingkat produksi dan ketidakpastian peraturan, sektor ini juga dipengaruhi oleh pergeseran global menuju sumber energi terbarukan. Tren investasi global saat ini menunjukkan adanya pergeseran menuju investasi di sektor energi terbarukan. Banyak investor global yang mulai beralih dari sektor minyak dan gas ke sektor energi terbarukan karena alasan lingkungan dan juga potensi keuntungan yang lebih besar di masa depan. Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan oleh International Energy Agency (IEA) yang menunjukkan bahwa investasi global di sektor energi terbarukan telah melampaui investasi di sektor minyak dan gas pada tahun 2020.

Namun, meskipun terjadi pergeseran ini, Kementerian Investasi dan SKK Migas tetap optimis bahwa sektor minyak dan gas masih tetap menarik bagi investor karena kebutuhan energi global yang terus meningkat dan juga karena sektor ini masih memberikan potensi keuntungan yang besar. Memang, ada beberapa tantangan global yang perlu dihadapi oleh sektor minyak dan gas, seperti adanya tekanan internasional untuk mengurangi emisi karbon dan juga persaingan dengan sektor energi terbarukan.

Dalam beberapa diskusi yang diadakan keyakinan sektor migas masih tetap menarik bagi investor adalah karena Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas yang besar dan potensi produksi yang tinggi. Kendati demikian tak dapat dipungkiri bahwa tantangan global yang dihadapi juga dirasakan di Indonesia, seperti adanya tekanan untuk mengurangi emisi karbon dan juga adanya persaingan dengan sektor energi terbarukan. Oleh karena itu, Indonesia juga perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan guna memenuhi kebutuhan energi nasional dan juga untuk mengejar tujuan pengurangan emisi karbon.

Menurut saya untuk mengatasi tantangan tersebut, Indonesia harus terus menerapkan kebijakan yang ditujukan untuk mendukung sinergisasi pertumbuhan kedua sektor tersebut seraya menarik investasi baru. Upaya ini dapat dilakukan dengan melibatkan investasi dalam teknologi eksplorasi dan produksi baru, serta upaya untuk meningkatkan kerja sama dengan mitra internasional dan pemangku kepentingan lainnya di sektor ini.

Saat ini SKK Migas, Kementerian Investasi dan Kementerian ESDM telah melakukan identifikasi yang dibutuhkan untukl meningkatkan minat di sektor migas. Salah satunya adalah melalui penguatan jaringan pipa, kilang, dan fasilitas eksport, serta menjalin kemitraan dengan pemain utama di industri ini. Aset ini dapat dimanfaatkan untuk menarik investasi baru dan mendukung pertumbuhan sektor ini.

Menurut data Kementerian Investasi, investasi di sektor migas mencapai Rp 163 triliun (sekitar USD 11,1 miliar) pada tahun 2021, angka ini meningkat 7% dari tahun sebelumnya. Pemerintah sedang gencar untuk meningkatkan investasi menjadi Rp 180 triliun (sekitar USD 12,3 miliar) pada tahun 2022 dan Rp 225 triliun (sekitar USD 15,5 miliar) pada tahun 2023, yang mewakili tingkat pertumbuhan masing-masing sebesar 13% dan 26%. Target tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan global sebesar 5% dan 6,5% untuk periode yang sama, menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat sektor migas.

Komitmen pemerintah tentuk tak lepas dari kenyataan bahwa investasi minyak dan gas bumi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia, terutama dalam hal pembangunan ekonomi dan pengembangan sektor industri. Investasi di sektor ini dapat menciptakan lapangan kerja yang besar, meningkatkan pendapatan negara, dan juga memperkuat ketahanan energi nasional.

Dalam jangka pendek, meningkatkan produksi minyak dan gas bumi juga dapat membantu memenuhi kebutuhan energi nasional dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor energi dari luar negeri. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko terhadap fluktuasi harga minyak dunia dan meningkatkan stabilitas ekonomi Indonesia.

Memang dalam jangka panjang, Indonesia juga harus mempertimbangkan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya non-renewable seperti minyak dan gas bumi. Indonesia perlu meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan guna mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan juga memastikan keberlanjutan pasokan energi di masa depan.

Oleh karena itu, investasi di sektor minyak dan gas bumi harus diimbangi dengan investasi di sektor energi terbarukan untuk mencapai keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan pembangunan ekonomi. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, investasi di sektor migas dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia dan pembangunan nasional.

Kesimpulannya, investasi di sektor migas Indonesia sangat penting untuk pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara. Sementara sektor ini menghadapi tantangan yang signifikan, ada juga peluang untuk tumbuh dan berkembang. Upaya berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan iklim investasi dapat membantu membuka potensi penuh sektor ini dan mendukung pembangunan ekonomi Indonesia.
Mencapai Keseimbangan Investasi Sektor Migas dan Energi Terbarukan Mencapai Keseimbangan Investasi Sektor Migas dan Energi Terbarukan Reviewed by Ridwan Harahap on Kamis, Maret 30, 2023 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.