Jakarta, OG Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menandatangani perjanjian rekening bersama dan kesepakatan bersama terkait dana Abandonment and Site Restoration (ASR) dengan Bank Umum Pemerintah yang meliputi Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Bank BTN dan Bank Syariah Indonesia. Penandatanganan dilaksanakan Senin, 3 Februari 2025 di kantor SKK Migas, Jakarta.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan terima kasih atas partisipasi aktif KKKS serta Bank Umum Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan Dana ASR ini. "Kegiatan ini adalah bagian dari kepatuhan terhadap Paris Agreement dan Target Net Zero Emission (NZE) 2060, bahwa program ASR sejalan dengan komitmen internasional Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung pencapaian target NZE pada tahun 2060," ucapnya.
Djoko menambahkan bahwa penandatanganan ini untuk penempatan dana ASR di berbagai Wilayah Kerja migas, merupakan bentuk implementasi komitmen industri hulu migas terhadap pemulihan lingkungan dan keberlanjutan. Saat ini dana ASR yang ditempatkan di bank umum Pemerintah Indonesia mencapai USD 2,9 miliar atau lebih dari Rp46 triliun, mencerminkan komitmen KKKS dalam menjalankan kewajiban pemulihan lingkungan.
Jika sebelumnya penempatan dana ASR ada di tiga bank Pemerintah yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI. Kini, pengelola ditambah dengan dua bank baru, yaitu BTN dan BSI. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan dana ASR dengan memberikan imbal hasil yang optimal. SKK Migas bersama KKKS dan lima Bank Umum Pemerintah Indonesia telah menyepakati penyesuaian formula suku bunga untuk memastikan pengelolaan dana ASR yang lebih relevan dengan kondisi ekonomi terkini.
Djoko mengatakan pentingnya sinergi antara SKK Migas, KKKS, dan Bank Umum Pemerintah Indonesia dalam mengelola dana ASR dengan penuh tanggung jawab dan transparansi. Melalui langkah-langkah strategis yang telah disepakati, kita tidak hanya menunjukkan kepatuhan terhadap regulasi dan komitmen internasional, tetapi juga membuktikan bahwa sektor hulu migas dapat berkontribusi secara nyata terhadap keberlanjutan lingkungan dan target Net Zero Emissions 2060.
"Melalui kerja sama ini diharapkan dapat terus memberikan manfaat yang optimal, baik bagi industri migas maupun bagi kelestarian alam Indonesia. Dengan mengucap syukur dan harapan besar, mari kita jadikan momen ini sebagai pijakan untuk terus maju demi masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan," pesan Djoko. RH
