Jakarta, OG Indonesia -- Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menerima kunjungan delegasi dari Japan Association for Construction Human Resource serta Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang (MLIT) di kantor KemenP2MI, Jakarta, Kamis (19/6/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Karding menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama di bidang ketenagakerjaan antara Indonesia dan Jepang, khususnya dalam penyediaan tenaga kerja sektor konstruksi.
“Alhamdulillah, sore hari ini kami merasa sangat senang atas kehadiran tamu dari Jepang, sahabat dan saudara kami. Semoga kunjungan ini membawa manfaat besar bagi hubungan baik kedua negara,” ujar Karding dalam sambutannya.
Ia menyampaikan bahwa kebutuhan Jepang terhadap tenaga kerja, khususnya di bidang konstruksi dan proyek infrastruktur besar, dapat diisi oleh tenaga kerja Indonesia yang memiliki kompetensi sesuai standar pasar Jepang.
“Kami paham Jepang sedang membutuhkan banyak tenaga kerja. Di sisi lain, Indonesia tengah menikmati bonus demografi—kelebihan angkatan kerja produktif. Ini adalah potensi besar yang bisa saling mengisi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Karding menyebut pemerintah Indonesia saat ini tengah fokus menyiapkan tenaga kerja tersertifikasi untuk pasar kerja luar negeri. Ia menegaskan bahwa Indonesia siap menyediakan SDM yang memenuhi kualifikasi sesuai kebutuhan Jepang.
“Pada prinsipnya kami siap menyiapkan pekerja konstruksi, berapa pun yang dibutuhkan. Kami pastikan mereka memiliki standar kualifikasi dan sertifikasi yang diakui,” tegasnya.
Karding juga mendorong kerja sama teknis lebih lanjut, termasuk penyelarasan kurikulum pelatihan antara Indonesia dan Jepang. Menurutnya, penggunaan kurikulum berbasis permintaan negara tujuan menjadi salah satu strategi Indonesia dalam menyiapkan tenaga kerja migran yang unggul.
“Kalau memungkinkan, kita bisa kerja sama soal penyiapan kurikulum. Biasanya, kami sesuaikan sebagian besar isi kurikulum pelatihan dengan kebutuhan negara pengguna tenaga kerja,” jelasnya.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kerja sama yang lebih erat, legal, dan berkualitas dalam pengelolaan penempatan pekerja migran antara Indonesia dan Jepang.