Jakarta, OG Indonesia -- Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia secara resmi membuka The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) pada hari ini, Rabu (17/9/2025). Momentum bersejarah ini menandai langkah strategis Indonesia dalam memperkuat posisi sebagai pemimpin global energi bersih, khususnya panas bumi yang menjadi energi unggulan nasional.
“Indonesia dianugerahi potensi panas bumi. Ini bukan sekadar berkah, melainkan tanggung jawab besar untuk memimpin transisi energi global. Pemerintah berkomitmen menjadikan panas bumi sebagai tulang punggung kedaulatan energi nasional sekaligus kontribusi nyata Indonesia bagi pencapaian target net zero emission dunia,” pesan Presiden Prabowo lewat tayangan video saat acara pembukaan.
Mengusung tema “Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth”, IIGCE 2025 diselenggarakan oleh Indonesian Geothermal Association (API/INAGA) bekerja sama dengan On Us Asia sebagai mitra penyelenggara.
Ketua Umum API/INAGA Julfi Hadi menegaskan, “Panas bumi adalah satu-satunya energi terbarukan yang bisa beroperasi 24 jam secara stabil dengan faktor kapasitas di atas 90%. Karakteristik ini menjadikan panas bumi pondasi ideal untuk sistem energi bersih yang tangguh dan berkelanjutan. Lebih dari itu, panas bumi merupakan tulang punggung transisi energi Indonesia sekaligus pilar menuju swasembada energi yang menjadi bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo.”
IIGCE 2025 menghadirkan lebih dari 15 pembicara internasional, termasuk CEO perusahaan global, menteri energi dari berbagai negara, dan peneliti terkemuka. Selain itu, acara menampilkan 150+ perusahaan pameran internasional, forum investasi dengan potensi transaksi hingga USD 2 miliar, serta peluncuran 5 proyek geothermal strategis nasional.
Terobosan Kebijakan Pemerintah
Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi, mengumumkan paket kebijakan komprehensif untuk percepatan geothermal, “Pemerintah tidak hanya menargetkan, tetapi juga menyiapkan ekosistem kondusif. Indonesia ingin menjadi rujukan global pengembangan geothermal yang berkelanjutan,” jelas Eniya.
Ketua Panitia Pelaksana IIGCE 2025, Ismoyo Argo, menyampaikan bahwa dengan dukungan On Us Asia dalam manajemen acara, IIGCE tahun ini menghadirkan standar baru dalam forum energi internasional.
“Kami memfasilitasi sesi diskusi, forum investasi, dan technical workshop. IIGCE 2025 bukan sekadar konferensi, tetapi forum global untuk masa depan energi bersih,” jelas Ismoyo.
Acara ini diproyeksikan menciptakan 50.000 lapangan kerja langsung dan tidak langsung hingga 2030 serta menghemat devisa hingga USD 3,2 miliar per tahun dari substitusi impor bahan bakar fosil.
Dengan kehadiran delegasi dari 22 negara, IIGCE 2025 memperkuat posisi Indonesia sebagai hub utama kebijakan dan teknologi geothermal dunia. Forum ini juga meluncurkan Indonesia Geothermal Excellence Center, pusat riset dan pengembangan geothermal di Asia-Pasifik.
Bahlil Lahadalia menutup sambutannya dengan ajakan kolaborasi global, “Indonesia terbuka untuk berbagi pengalaman, teknologi, dan praktik terbaik dengan negara-negara sahabat. Mari kita bersama memimpin revolusi energi bersih, demi ekonomi yang tangguh dan warisan berkelanjutan bagi generasi mendatang.” RH
