![]() |
Foto: Istimewa |
Dikatakan oleh Sumarsono, Chairman PT Ffaireness Indonesia Daya (FID) sebuah lembaga konsultansi dan pengembangan bisnis energi terbarukan, industri pangan, pertanian, dan kehutanan berbasis kearifan lokal pedesaan, bahwa karakteristik Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau yang terbentang sepanjang ribuan kilometer, memang menuntut kerja penyaluran listrik yang tidak mudah.
"Kita tidak mungkin membangun pembangkit di Jawa dan menyalurkannya ke Lombok, NTT, apalagi Papua. Tentu dibutuhkan investasi sangat besar untuk membangun jaringan transmisi. Belum lagi bicara loses arus yang pasti sangat besar sehingga tidak efisien," kata Sumarsono di sela-sela "Seminar Indonesia Terang 2019 dengan Energi Terbarukan Ramah Lingkungan" di Jakarta, Selasa (29/11).
Hal tesebut diamini oleh Harry Santoso, CEO PT FID, karena itu menurutnya pusat-pusat pembangkit listrik bertenaga energi terbarukan ramah lingkungan harus dibangun secara terdesentrasisasi di daerah-daerah. "Memang tidak besar, mungkin hanya beberapa megawatt (MW) saja," ucapnya.
Harry meyakini, dengan cara tersebut, kita dapat memanfaatkan sumber energi sesuai dengan potensi yang ada di masing-masing daerah. "Hasilnya pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana, pengusaha ada peluang bisnis, dan kebutuhan bisnis dan kebutuhan masyarakat serta kalangan industri terpenuhi. Semua senang, semua diuntungkan," tegas Harry. RH
Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Harus Dibangun Terdesentralisasi di Daerah
Reviewed by OG Indonesia
on
Selasa, November 29, 2016
Rating:
