OG Indonesia Salurkan 350 Paket Sembako dan Dana Pendidikan untuk Warga Bandung

Bandung, OG Indonesia -- Jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H kemarin, majalah OG Indonesia turut berbagi dengan warga yang kurang beruntung karena terdampak secara ekonomi akibat pandemi COVID-19. OG Indonesia dan para donatur lainnya memberikan bantuan dana pendidikan dan sembako sebagai bingkisan Lebaran untuk para siswa dan warga di wilayah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Program peduli pendidikan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan OG Indonesia untuk membantu meringankan beban masyarakat di masa pandemi COVID-19 saat ini. Tercatat, sudah tersalurkan sebanyak 350 paket pendidikan dan bantuan sembako untuk siswa tidak mampu, tenaga pendidik, dan kaum dhuafa. Bantuan berupa sembako, dana pendidikan, serta paket internet untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dengan metode daring.

"Pandemi COVID-19 memberi dampak yang sangat besar terhadap melemahnya perekonomian masyarakat. Di sini kami tergerak untuk mengajak stakeholder yang ada di sektor energi melalui program CSR Bersama Migas Indonesia. Salah satunya menyasar sektor pendidikan, di mana banyak anak-anak yang mengalami kesulitan belajar dengan metode daring atau online," jelas Bimantara, Pemimpin Redaksi Majalah OG Indonesia.

Diterangkan olehnya, sejumlah perusahaan serta pelaku dan profesional industri migas terlibat dalam kegiatan ini. Di antaranya Komunitas Migas Indonesia (KMI), Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), Dago Energi Nusantara, Gunanusa Utama Fabricator, sampai Duraquipt Cemerlang.

Fajar, pelajar SMA Negeri 24 Bandung merasa senang dengan bantuan dana pendidikan dan paket internet yang diterimanya. "Sebagai siswa yang harus merasakan belajar dari rumah, tentunya merasakan ada tambahan kebutuhan, salah satunya kebutuhan kuota internet yang di luar kebiasaan. Mau tidak mau harus kita beli, sedangkan mau minta ke orang tua, kondisinya tidak mungkin, itu kendalanya," jelas Fajar.

Memang, selama program belajar dari rumah diberlakukan di tengah wabah COVID-19, banyak siswa yang terpaksa ketinggalan pelajaran karena tidak bisa terus mengikuti kegiatan belajar secara daring. "Keterbatasan kami sebagai siswa dengan metode belajar jarak jauh ini, terasa sulit masuk ke otak, karena tidak bisa interaksi dengan guru, ditambah harus pakai HP teman, karena saya tidak punya HP android pribadi," ungkap Diana, pelajar MAN 2 Bandung.

Dari pihak guru juga merasakan beban yang berat dengan metode belajar daring tersebut. "Sebagai pengajar honorer, kami berupaya berikan pembelajaran metode daring dengan maksimal, tapi kami pun tidak bisa memaksakan, karena fasilitas ponsel android tidak semua memiliki. Belum lagi keterbatasan internet, karena hampir 40℅ siswa kami dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah," ucap Aditya seorang Guru Honorer di salah satu sekolah di Kabupaten Bandung.

Bimantara berharap bantuan dana pendidikan untuk belajar online ini dapat sedikit meringankan beban pada pelajar dan tenaga pendidik di masa pandemi sekarang ini. "Kita harus tetap semangat untuk melalui masa sulit ini," pungkas Bimantara. (RH/Migas Indonesia)