Jakarta, OG Indonesia -- Dunia kini tidak hanya dihadapkan pada kondisi volatilily, uncertainty, complexity, dan ambiguity atau dikenal dengan istilah VUCA. Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung membuat ketidakpastian semakin meningkat. Industri terdisrupsi semakin cepat membuat persaingan kerja tidak lagi linear.
Sandiaga Uno, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta dan Founder Ok Oce, saat memberi orasi ilmiah dalam acara Sidang Terbuka Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Pertamina Tahun Akademik 2020/2021, Rabu (23/9/2020), mengatakan di tengah situasi penuh ketidakpastian saat ini sebenarnya adalah momentum bagi mahasiswa baru untuk beradaptasi.
"Para pemuda sebetulnya adalah agen perubahan, banyak yang menyebut kaum perubahan. Anda-anda mahasiswa baru adalah agen perubahan, Anda lahir pada saat digitalisasi terakselerasi diakibatkan keadaan pandemi dan ekonomi," ucap Sandiaga kepada sekitar 1.405 mahasiswa baru Universitas Pertamina secara daring yang juga diikuti OG Indonesia.
Menurutnya, kendati di tengah-tengah kesulitan, saat ini justru terbuka juga banyak peluang. "Nah di sinilah peran pemuda karena SDM unggul adalah prasyarat utama mencapai Indonesia maju, Indonesia emas di tahun 2045," ujarnya. "Saya yakin mahasiswa baru hari ini menjadi garda terdepan, lokomotif pembangunan. Sukses untuk mahasiswa baru. Do the best!" pesan Sandiaga.
Menurut McKinsey Global Institute dalam laporannya yang diterbitkan pada Desember 2017, diperkirakan akan ada 400-800 juta orang di dunia yang akan kehilangan pekerjaan digantikan oleh otomasi hingga tahun 2030 mendatang. Hal ini membuat persaingan tenaga kerja akan semakin ketat, karena tenaga kerja manusia tidak lagi bersaing dengan sesama tenaga kerja manusia, namun juga dengan teknologi otomasi.
Karena itu menurut Akhmaloka, Rektor Universitas Pertamina, perguruan tinggi sebagai institusi yang berperan sentral dalam menyiapkan tenaga kerja terdidik dan terampil, dituntut untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di tengah perubahan dunia yang begitu pesat.
Akhmaloka berpesan kepada para mahasiswa baru, agar dapat bertahan di tengah persaingan kerja di masa depan maka mahasiswa dituntut untuk bertransformasi menjadi pribadi yang agile. Artinya, mereka harus menjadi pribadi yang punya visi jelas, namun fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat. Mereka juga dituntut untuk menjadi pribadi yang lincah dan fleksibel dalam menghadapi masalah.
Selain itu, menjadi lifelong learner adalah suatu keharusan. "Mahasiswa perlu memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher-order Thinking Skills (HOTS), seperti memiliki kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang baik, memiliki keterampilan berkomunikasi dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi," terang Akhmaloka.
Kurikulum di Universitas Pertamina sendiri menurut Akhmaloka telah didesain dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan di masa depan, termasuk dalam kaitannya dengan mengembangkan kemampuan HOTS tersebut. Dan melalui mata kuliah wajib seperti Critical Thinking dan Creative Problem Solving, Universitas Pertamina berkomitmen untuk mencipakan SDM yang tidak hanya menguasai keilmuan, namun juga memiliki karakter profesional yang siap bersaing di dunia kerja.
"Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di level mengingat, memahami, dan mengaplikasikan yang merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah. Namun, kita akan membiasakan proses belajar mengajar di level analisis, evaluasi, dan mencipta yang dikategorikan sebagai berpikir tingkat tinggi,” tegas Akhmaloka. R3
Reviewed by OG Indonesia
on
Rabu, September 23, 2020
Rating:
