Industri Molding di Solo Tetap Eksis Selama Pandemi


Solo, OG Indonesia --
Genap setahun pandemi covid-19 melanda negeri ini. Berbagai pelaku bisnis termasuk 
UMKM, terus berusaha menyusun strategi agar dapat survive dan eksis sepanjang pandemi tersebut, seperti dua UMKM manufaktur binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Solo, yaitu UD Widya Jaya Teknika (UD WJT) dan PT Sinergi Solo Sejahtera (PT SSS) yang fokus pada bisnis pembuatan mold atau cetakan dari logam atau dikenal dengan proses molding.

Dalam kegiatan Jelajah Virtual UMKM yang diselenggarakan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) pada Rabu, 18 Maret 2021, Handoko Pranoto, Bendahara Pengurus YDBA menyampaikan tips UMKM tetap eksis di masa pandemi, salah satunya adalah UMKM siap memasuki pasar online dengan mengoptimalkan media digital yang ada. 

Seperti yang dilakukan oleh Yanuar (Pemilik UD WJT) maupun Sutarmin (Pemiliki PT SSS). Sejak bergabung menjadi binaan YDBA pada tahun 2019, keduanya aktif dalam mengikuti berbagai program pembinaan, di antaranya Pelatihan Basic Mentality, Pelatihan & Pendampingan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), Pelatihan Cost Calculation, Pelatihan Digital Marketing, Pelatihan Cost Accounting and Working Capital Management, sampai Pelatihan LK3 (Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan Pelatihan HRD (Human Resource Development).

Keduanya juga mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan perusahaan besar maupun UKM sebagai potensi pasar dalam bisnisnya, seperti PT Sarandi Karya Nugraha, PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri, PT Inti Ganda Pratama dan lainnya. Dalam hal pembiayaan, Yanuar dan Sutarmin juga dijembatani bertemu dengan Bank Pemerintah untuk mendapatkan akses pembiayaan melalui Program KUR (Kredit Usaha Rakyat).

UD WJT memulai usaha pada tahun 2013. Yanuar, Pemilik dari UD WJT berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada customer-nya. Usaha molding yang diyakininya membawa peruntungan di bisnisnya, tak disangka membawa berkah bagi 5 karyawan yang bernaung di usahanya. UD WJT sendiri saat ini memproduksi berbagai cetakan/ mold untuk produk-produk rumah tangga dan lainnya, seperti cetakan gagang sapu, cetakan celengan dengan berbagai bentuk, gagang alat pel dan produk lainnya.

Saat ini produknya dipasarkan ke UMKM lain, di berbagai wilayah antara lain Solo, Boyolali, Sragen, Ponorogo dan Palembang. Sempat mengalami penurunan omset hingga 50% di awal pandemi Maret 2020, tak mematahkan semangat Yanuar untuk terus menyusun strategi agar penurunan omset dapat segera terhenti. Berbagai cara dilakukan Yanuar, seperti melakukan riset produk cetakan yang diminati pasar, kemudian membuat cetakan tersebut dan memasarkannya.

Yanuar juga aktif dalam berkomunitas. Bagi Yanuar, berkomunitas bukan hanya berbagi pengetahuan ataupun tren terkini, tetapi juga membuka peluang dalam berbagi order sesama UMKM yang fokus pada pekerjaan molding. Pada Agustus 2020 omset Yanuar pun mulai naik, hingga pada Desember 2020 omsetnya cukup baik.

Menurut Yanuar, adaptif terhadap keinginan customer dan selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada customer, dengan memberikan produk yang berkualitas, harga kompetitif dan pengiriman yang tepat waktu menjadi kunci bisnis yang dijalankan Yanuar hingga 8 tahun usahanya dapat tetap eksis. Yanuar berharap, ke depan usahanya dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas, khususnya untuk wilayah Solo yang menjadi daerah tempat tinggalnya.

Sementara PT SSS mengawali usaha lewat bisnis konveksi. Sutarmin, Pemilik PT SSS tak jarang melakukan perjalanan Solo – Jakarta untuk mendapatkan produk-produk yang dapat dijual langsung kepada customer. Di tengah bisnis yang dijalankannya, Sutarmin mendapatkan inspirasi dari saudaranya di Jakarta untuk menggeluti usaha manufaktur yang fokus pada pembuatan mold/ cetakan.

Usahanya dimulai pada 20 Maret 2011 dan banyak tantangan yang ditemui Sutarmin dalam menjalankan bisnis yang telah memasuki 10 tahun ini. Terlebih Sutarmin merupakan pebisnis dengan ijazah lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Salah satu tantangan yang dihadapi Sutarmin adalah minimnya kompetensi Sutarmin dan karyawan dalam usaha molding. 

Namun, tantangan tersebut bukan menjadi penghalang untuk Sutarmin dapat terus mengembangkan bisnisnya. Intens berkerjasama dengan berbagai SMK dan industri terkait menjadi salah satu Langkah Sutarmin dan tim untuk memperkaya kompetensinya di bidang molding.

Sepanjang pandemi yang sudah berlangsung selama 1 tahun ini, Sutarmin bersyukur usahanya masih tetap eksis dan tidak mendapatkan imbas yang signifikan. Selalu memperluas networking dan menjaga kepercayaan dari customer menjadi strategi jitu Sutarmin dalam mendapatkan order dari berbagai wilayah dari Jakarta hingga Surabaya.

Saat ini, Sutarmin intens memproduksi cetakan/ mold produk untuk sendok, tempat sambal, gagang alat pel, lemari plastik dan berbagai produk lainnya. Ke depan, Sutarmin berharap bisnisnya tidak hanya menghasilkan produk cetakan/ mold saja, tetapi juga menghasilkan produk yang siap untuk digunakan oleh end customer. R2

Industri Molding di Solo Tetap Eksis Selama Pandemi Industri Molding di Solo Tetap Eksis Selama Pandemi Reviewed by OG Indonesia on Kamis, Maret 18, 2021 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.