Lagi-lagi Kebocoran Gas di PLTP Sorik Marapi, Kementerian ESDM Terjunkan Tim Investigasi

Jakarta, OG Indonesia -- Kejadian paparan gas beracun diduga kembali terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi yang mengakibatkan ratusan warga di Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara, harus dilarikan ke rumah sakit. Kejadian ini terjadi ketika PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) tengah melakukan uji sumur proyek PLTP pada Kamis (22/2/2024).

Dalam catatan OG Indonesia, kejadian kebocoran gas beracun dari proyek PLTP Sorik Marapi yang juga berdampak kepada warga sekitar ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Sejak tahun 2021, kejadian ini sudah enam kali terjadi, bahkan telah menelan banyak korban jiwa.

Atas kejadian ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral langsung menerjunkan tim inspektur panas bumi untuk melakukan investigasi sehubungan dengan dugaan keracunan gas yang menimpa masyarakat.

"Sumber gas yang tercium oleh masyarakat belum dapat diketahui jenis dan sumbernya dari lokasi sumur atau dari tempat lain. Untuk itu, Kementerian ESDM segera menerjunkan Tim Inspektur Panas Bumi untuk berkoordinasi dan melakukan investigasi atas kejadian tersebut," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, di kantornya, Jumat (23/2/2024).

Kementerian ESDM juga telah memerintahkan PT SMGP yang beroperasi di daerah tersebut untuk menghentikan sementara seluruh kegiatan di Wellpad V terhitung mulai hari Jumat kemarin.

Kejadian dugaan keracunan gas yang menimpa masyarakat di desa Sibanggor Julu Kabupaten Mandailing Natal diduga berkaitan dengan kegiatan aktivasi sumur SMP V-01 milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP). Sumur SMP V-01 merupakan sumur pertama di well pad V, wellpad yang baru di kembangkan oleh PT SMGP. Jarak antara wellpad V dengan pemukiman terdekat di Desa Sibanggor julu sekitar 700 meter.

Dari laporan yang diterima, kegiatan aktivasi sumur pada hari Kamis (22/2/2024) kemarin telah dilakukan sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP) dan melibatkan perangkat keamanan desa untuk melakukan penjagaan di lokasi yang dianggap kritis. Sebelumnya juga telah dilakukan sosialisasi dengan masyarakat. RH