RUPTL 2025-2034 Terasa Hijau, Perlu Dorongan Pemerintah untuk Merealisasikannya

Moshe Rizal, Ketua Dewan Pembina Lientera. 

Jakarta, OG Indonesia --
Prospek energi bersih lewat pengembangan renewable energy di Indonesia tengah menjadi sorotan di mana dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034, porsi energi baru terbarukan (EBT) yang tergolong hijau mencapai 76%. Adapun total
 penambahan pembangkit listrik dalam 10 tahun ke depan mencapai 69,5 gigawatt (GW).

"Memang mayoritas dalam RUPTL kita adalah renewable dan bagus PLTN sudah masuk di RUPTL, 500 Megawatt (MW). Tapi bukan berarti mayoritas listrik kita dalam waktu dekat itu akan renewable," jelas Moshe Rizal, Ketua Dewan Pembina Lembaga Inovasi Energi Teknologi Nusantara (Lientera), Minggu (29/6/2025) dalam media training bertajuk "Energi Bersih: Potensi, Bisnis Proses dan Outlook" yang diselenggarakan secara daring oleh Pamerindo Indonesia, Lientera, dan PT Radiant Teknologi Global (RTG).  

Dia menerangkan, pada dasarnya RUPTL hanya menjadi patokan bagi investor yang mau berinvestasi pada sektor ketenagalistrikan di Indonesia. "Karena ada faktor-faktor lain juga di mana banyak dalam RUPTL itu sebenarnya proyek-proyek yang sudah recycle, yang sudah lama belum ada investornya, masuk lagi ke RUPTL," terangnya.

Potensi energi terbarukan di Indonesia sendiri di mata investor dari luar negeri menurut Moshe tidak sebesar yang diperkirakan. "Terus terang saja, Indonesia ini bukan potensi terbesar renewable, kalau geothermal iya, that's true. Hanya saja geothermal ini tantangannya luar biasa gede, karena harus ada eksplorasi," ungkapnya.

Moshe pun membeberkan bahwa pertumbuhan pembangkit listrik panas bumi (PLTP) pada saat ini kebanyakan di kawasan existing dari wilayah kerja yang sudah ada. "Jadi ngebor sumur baru dan lain sebagainya tetapi tetap di wilayah kerja. Kenapa? Karena risikonya lebih kecil. Investor suka begitu karena mereka sudah produksi dan hanya mau mengembangkan yang datanya sudah ada, sudah lengkap, dan risikonya kecil," ucap Moshe.

Apalagi saat ini Indonesia juga harus bersaing dengan negara-negara tetangga yang lebih atraktif serta jadi primadona dalam urusan investasi seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia. "Jadi kita harus bersaing," tegasnya. "Maka dari itu harus pemerintah dorong agar bisa merealisasikan RUPTL ini," tambah Moshe. RH

RUPTL 2025-2034 Terasa Hijau, Perlu Dorongan Pemerintah untuk Merealisasikannya RUPTL 2025-2034 Terasa Hijau, Perlu Dorongan Pemerintah untuk Merealisasikannya Reviewed by Ridwan Harahap on Senin, Juli 07, 2025 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.