![]() |
Foto-foto: Ridwan Harahap |
Indramayu, OG Indonesia -- Di tengah hamparan sawah yang hijau di Desa Kaplongan, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sejumlah peserta pelatihan berseragam coverall tampak berbaris rapi, mendengarkan instruksi instruktur dengan penuh perhatian.
Mereka bukan sedang bekerja di lapangan pengeboran migas, melainkan sedang berlatih di Indonesia Drilling Training Center (IDTC) — pusat pelatihan pengeboran milik PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling). Dari tempat inilah lahir tenaga-tenaga profesional yang siap menggerakkan roda industri energi nasional, bahkan hingga kancah internasional.
Sejak awal berdirinya, IDTC dirancang sebagai wadah pembentukan tenaga ahli pengeboran yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki kemampuan praktik lapangan. Di industri migas, akurasi dan keselamatan menjadi kunci utama — dan dua hal inilah yang ditanamkan kuat kepada setiap peserta pelatihan di IDTC.
“Melalui IDTC, kami ingin memastikan bahwa industri pengeboran di Indonesia memiliki sumber daya manusia yang kompeten, berstandar internasional, dan siap bersaing di kancah global,” ujar Chairony, Manager IDTC Pertamina Drilling.
Komitmen ini menjadi bagian dari visi besar Pertamina Drilling sebagai anak perusahaan Subholding Upstream Pertamina, yakni mendukung ketahanan energi nasional melalui operasi pengeboran yang andal, efisien, dan berkelanjutan.
Fasilitas Lengkap
Keunggulan IDTC tidak hanya terletak pada kurikulum dan metode pengajarannya, tetapi juga pada fasilitasnya yang lengkap dan realistis. Di kompleks pelatihan Indramayu ini, peserta tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga berlatih langsung menggunakan rig pengeboran asli — bukan replika.
Dengan bimbingan instruktur berpengalaman, peserta belajar mengoperasikan peralatan seperti drawworks, rotary table, mud pump, hingga blowout preventer sesuai standar industri migas internasional.
Selain rig utama, IDTC juga dilengkapi dengan simulator pengeboran digital, laboratorium fluida pengeboran, workshop mekanik dan elektrik, serta fasilitas pelatihan HSE (Health, Safety, and Environment). Semua fasilitas ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang lengkap — dari teori hingga praktik, dari ruang kelas hingga lapangan.
“Di sini peserta kami latih bukan hanya agar mahir secara teknis, tapi juga memiliki budaya keselamatan kerja yang kuat — sesuatu yang menjadi DNA Pertamina Drilling,” jelas Chairony.
![]() |
Chairony, Manager IDTC Pertamina Drilling. |
Kini, IDTC tidak hanya menjadi pusat pelatihan bagi pekerja migas nasional. Sejumlah peserta dari berbagai negara, mulai dari Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Afrika, telah mengikuti pelatihan di pusat ini. Mereka datang untuk belajar dari pengalaman panjang Pertamina Drilling yang telah mengoperasikan 58 armada rig dan ribuan tenaga ahli di berbagai wilayah Indonesia.
Kehadiran peserta internasional menjadikan IDTC bukan sekadar pusat pelatihan nasional, melainkan pusat pengembangan kompetensi migas regional yang menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara penghasil migas dunia.
“Kami bangga karena IDTC kini diakui di level internasional. Para peserta luar negeri datang karena mereka tahu kualitas pelatihan di sini setara dengan standar global,” ungkap Chairony.
Materi di Luar Pengeboran Konvensional
Seiring dengan arah transisi energi global, IDTC terus beradaptasi dengan kebutuhan industri masa depan. Materi pelatihan kini tidak hanya fokus pada teknik pengeboran konvensional, tetapi juga pada konsep green drilling, efisiensi energi, dan digitalisasi operasi.
Peserta diperkenalkan dengan sistem pemantauan pengeboran berbasis digital, metode penghematan bahan bakar, hingga pengelolaan limbah pengeboran yang ramah lingkungan. Semua itu menjadi bagian dari komitmen Pertamina Drilling terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) dan upaya mendukung agenda nasional net zero emission.
“Pelatihan di IDTC harus relevan dengan masa depan industri energi. Kami tidak hanya melatih driller, tapi juga menyiapkan pemimpin yang memahami pentingnya keberlanjutan,” tambah Chairony.
Selama bertahun-tahun, ribuan peserta telah menuntaskan pelatihan di IDTC — mulai dari teknisi, operator rig, hingga calon supervisor. Banyak di antara mereka kini menjadi bagian penting dalam operasi pengeboran di berbagai proyek migas nasional dan internasional.
Keberadaan IDTC membuktikan bahwa Indonesia mampu membangun dan mengelola pusat pelatihan migas berstandar internasional secara mandiri. Dari desa kecil di Indramayu ini, lahir tenaga ahli pengeboran yang membawa nama bangsa ke kancah dunia.
“Kami percaya, investasi terbesar dalam industri migas bukan hanya pada alat atau teknologi, tetapi pada manusianya. Dari tangan-tangan terlatih inilah masa depan energi Indonesia digerakkan,” tutup Chairony. RH
