BRIN Kukuhkan 5 Profesor Riset Baru, 4 di antaranya Peneliti Perempuan


Jakarta, OG Indonesia -- 
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mengukuhkan lima Profesor Riset baru melalui Sidang Terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset. Empat dari lima profesor yang dikukuhkan adalah peneliti perempuan, menegaskan semakin kuatnya kiprah ilmuwan perempuan dalam riset strategis nasional.

BRIN mengukuhkan lima profesor riset baru dengan beragam kepakaran, mulai dari bidang logam dan paduan, nanomaterial fungsional, penyakit menular, makanan dan zat gizi mikro, hingga aplikasi penginderaan jauh untuk eksplorasi energi dan sumber daya mineral. Kelima peneliti ahli utama tersebut akan menyampaikan orasi ilmiah dalam sidang terbuka, di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Orasi ilmiah pertama akan disampaikan oleh Ika Kartika (kepakaran logam dan paduan), berjudul “Pengembangan Material Implan Tulang Permanen dan Sementara untuk Mendukung Kemandirian Kesehatan Nasional: Sinergi antara Riset Material dan Tantangan Demografi Indonesia”. Dalam orasinya, Ia menggambarkan upaya strategis Indonesia dalam mengembangkan material implan tulang permanen dan sementara (terdegradasi) untuk mencapai kemandirian kesehatan nasional.

Ika yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Riset Metalurgi BRIN menghadirkan inovasi berbasis antropometri penduduk Indonesia, sehingga desain dan material implan lebih sesuai dengan karakteristik lokal. “Melalui teknologi metalurgi serbuk, kontrol porositas, dan uji biokompatibilitas, diperoleh material berperforma mendekati tulang manusia dengan potensi klinis tinggi,” ujar Ika.

Orasi selanjutnya akan dipaparkan oleh Murni Handayani (kepakaran nanomaterial fungsional), dengan judul “Nanoteknologi Berbasis Nanokarbon dan Nanopartikel untuk Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”. Ia konsisten melakukan riset dan inovasi di bidang nanoteknologi, meliputi pengembangan nanokarbon seperti grafena dan carbon nanotubes, juga nanopartikel logam seperti nanopartikel perak, emas, besi, silika dan seng yang telah diaplikasikan di bidang energi, lingkungan, dan kesehatan.

Sintesis dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia dan menekankan pada pendekatan teknologi hijau yang ramah lingkungan sekaligus mendukung ekonomi sirkular. “Hasil penelitian ini selaras dengan agenda nasional untuk energi, pengelolaan limbah B3, transformasi digital di bidang kesehatan, serta upaya mitigasi perubahan iklim. 

Dengan demikian, pengembangan material nanokarbon dan nanopartikel ini menjadi fondasi strategis untuk memajukan ilmu dan teknologi, serta mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia,” ucap Kepala Pusat Riset Sistem Nanoteknologi BRIN ini.

Kemudian, orasi ketiga dibawakan oleh Maria Holly Herawati (kepakaran penyakit menular), dengan judul “Penguatan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Kunci Pengendalian Penyakit Menular di Indonesia”. Ia menegaskan pentingnya SIK sebagai fondasi strategis untuk mewujudkan Indonesia yang sehat dan bebas penyakit menular.

Menurut Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN ini, SIK yang kuat memungkinkan deteksi dini, pelacakan kontak, dan respons cepat. “Tantangan utama meliputi SDM, infrastruktur, pembiayaan, dan regulasi. Karena itu, pentingnya penguatan SDM, modernisasi teknologi, dan reformasi kebijakan untuk membangun sistem kesehatan yang tangguh dan efisien,” ucap Maria.

Lalu, Fitrah Ernawati (kepakaran makanan dan zat gizi mikro) akan menyampaikan orasi berjudul “Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) PLUS pada Remaja Putri dan Ibu Hamil Sebagai Upaya Pencegahan Stunting”. Ia mengungkapkan, anemia pada remaja putri dan ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang berdampak hingga 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi ini meningkatkan risiko bayi berat lahir rendah (BBLR) dan stunting.

“Selain zat besi, kekurangan zat zink dan vitamin A turut berperan. Inovasi TTD PLUS yang diperkaya zat zink dan vitamin A diharapkan dapat memperkuat upaya pencegahan anemia, menurunkan risiko BBLR, dan mencegah stunting sejak dini,” tegas peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN tersebut.

Orasi terakhir disampaikan oleh Tri Muji Susantoro (kepakaran aplikasi penginderaan jauh untuk eksplorasi energi dan sumber daya mineral). Tri berperan aktif dan konsisten melakukan riset aplikasi penginderaan jauh untuk eksplorasi energi dan sumber daya mineral. Kajian yang dilakukan mulai dari awal eksplorasi untuk rona awal lingkungan hingga pasca-eksploitasi migas.

Peneliti Pusat Riset Geoinformatika BRIN ini mengkaji detail model anomali permukaan dan pembelajaran mesin untuk eksplorasi migas menggunakan data-data penginderaan jauh dan data geospasial lainnya. 

“Pengembangan hasil riset ini diharapkan membantu eksplorasi migas di Indonesia untuk mencapai target sejuta barel tahun 2030 dan keberlanjutan energi dan sumber daya mineral nasional,” tandasnya. RH

BRIN Kukuhkan 5 Profesor Riset Baru, 4 di antaranya Peneliti Perempuan BRIN Kukuhkan 5 Profesor Riset Baru, 4 di antaranya Peneliti Perempuan Reviewed by Ridwan Harahap on Selasa, November 25, 2025 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.