Jakarta, OG Indonesia -- Pihak Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan bahwa para Drilling Engineer PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah berhasil melakukan Work Over (Kerja Ulang) terhadap sumur idle yang sejak tahun 2019 tidak berproduksi alias mati/idle.
"Alhamdulilah sumur idle kembali berproduksi signifikan," ucap Kepala SKK Migas Djoko Siswanto dalam keterangan yang diterima OG Indonesia, Rabu (26/11/2025).
Djoksis membeberkan, kerja ulang/work over yang dilakukan adalah Pindah Lapisan pada sumur LD-10, yang dimulai pada 10 Oktober 2025 dan telah selesai pada 2 November 2025.
Kemudian setelah rig/HWU (Hydrolic Workover Unit) berpindah, selanjutnya dimulai pengetesan produksi pada 10 November 2025 sampai 25 November 2025 dengan hasil uji produksi mencapai 1.097 barel minyak per hari (BOPD) dan 6% WC (water content).
Djoksis menguraikan, cara produksi menggunakan teknologi injeksi Gas Lift atau menjemput minyak dan membawanya ke permukaan menggunakan gas yang diinjeksikan dengan tekanan tinggi. Kemudian dialirkan kembali ke atas dengan membawa minyak (efek turbo gas) seperti benda-benda di pinggir rel kereta api yang terseret/terbawa kereta api super cepat yang lewat dengan kecepatan tinggi.
"Benda-benda tersebut ibarat minyak yang terbawa oleh gas yang diinjeksikan dengan pompa bertekanan tinggi melalui anulus (celah/ruang di antara pipa casing dan pipa tubing) yang terdapat minyak di bawah sumur dan kemudian balik ke permukaan melalui pipa tubing dengan membawa minyak tersebut," terangnya.
Adapun lokasi target work over adalah Struktur L, Lapangan Lima. Sementara yang menjadi target utama pekerjaan KUPL (Kerja Ulang Pindah Lapisan) ini adalah Lapisan batuan formasi Lima (L-30 dan L-29 / Main Reservoar Minyak), Kepulauan Seribu.
"Manfaat lain dari pekerjaan ini adalah juga untuk membuktikan adanya kompartemen reservoir baru di area timur laut lapangan Lima yang terindentifikasi dari hasil evaluasi analisa petrofisika berdasarkan benchmarking/stratigrafi dengan struktur lain di lapangan Lima oleh para team Geologist dan Reservoir Engineer kemudian dieksekusi oleh Petroleum Engineer," papar Djoksis.
Secara operasional, KUPL ini berasal dari sumur motherwell LD-10 yang sebelumnya tidak berproduksi sejak tahun 2019 (idle well) dan dikerjakan dalam waktu 24 hari dengan biaya USD 2,554,180 (82.15% dari AFE yang disetujui SKK Migas).
"Operasional berikutnya segera produksikan dengan rate optimum melalui optimasi injeksi gas lift dan pemilihan ukuran jepitan/choke/kran," pungkas Djoksis. RH
Reviewed by Ridwan Harahap
on
Rabu, November 26, 2025
Rating:



