Yang Muda Yang Bertani, PTAR Regenerasi Petani di Tapanuli Selatan

PT Agincourt Resources memperkenalkan generasi muda di Tapanuli Selatan dengan pertanian modern lewat program Petani Aktor Milenial.
Foto-foto: PTAR.

Jakarta, OG Indonesia –
Kenangan Heri Sholat Sihombing kembali ke sekitar satu dekade silam, saat dirinya masih kuliah S1 Jurusan Pertanian di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan di kota Padang Sidempuan, Sumatra Utara. Kala itu dirinya yang coba-coba menjalankan usaha ternak mendapati sebanyak 100 ekor itik petelur yang diternakkannya tiba-tiba mati kena penyakit. Sebagai petani atau peternak pemula seharusnya membuat pria yang akrab disapa Hersal ini akan mudah menyerah dan banting setir dari aktivitas pertanian.

Rupanya, kegagalan tersebut malah melecut Hersal untuk belajar lagi ilmu-ilmu pertanian secara lebih tekun dan mendalam di bangku kuliah. “Setelah ternak itik itu kena penyakit, saya fokus sama kuliah terlebih dahulu. Karena menurut saya, segala sesuatu kalau belum ada ilmunya pasti gagal, jadi pelajari dulu ilmunya,” cerita Hersal kepada OG Indonesia, Rabu (22/10/2025).

Sejatinya Hersal tidak besar dalam lingkungan keluarga petani. Orangtuanya wiraswasta yang merantau dari Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan ke Sosa, Kabupaten Padang Lawas, masih di Provinsi Sumatra Utara. Hersal mengungkapkan jalan hidup bertani merupakan pilihannya. “Saya ambil Jurusan Pertanian, itu pilihan saya bahwasannya kalau bertani kan ilmu terapan. Kita langsung terapkan dan buat usaha sendiri dengan cara budidaya atau berternak,” tutur pria kelahiran Padang Lawas, 20 Juni 1996 ini.

Tak heran, kendati sejak lulus kuliah tahun 2019 dan kemudian turut bekerja dalam usaha di bidang kontraktor bersama orangtua, hati kecil Hersal tetap terpaut pada bidang usaha pertanian yang menjadi passion-nya. “Lama-lama jenuh juga karena pekerjaan (di bidang kontraktor) tersebut belum saya minati, makanya saya terjun ke pertanian lagi,” ungkap ayah dua anak ini.

Penggerak Pertanian Modern

Karena itu pula dirinya tertarik untuk terlibat dalam program Petani Aktor Milenial (PAM) yang digagas PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru. Program ini telah digulirkan PTAR sejak tahun 2023 dan berhasil menjaring 15 petani milenial dari seputaran Tapanuli Selatan (Tapsel).

Hersal sendiri  yang giat dalam pertanian budidaya bibit indigofera untuk pakan ternak dan beternak kambing, baru bergabung belakangan dalam kelompok ini. Sekitar tahun 2024, di mana saat itu sudah terkumpul 30 petani milenial yang dilatih PTAR sebagai penggerak pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan. Spesialisasi pertanian dari para petani milenial tersebut beragam, dari bidang pembibitan, tanaman hias, tanaman cabai, tanaman salak, padi organik, sampai peternakan kambing dan itik petelur.

“Saya tertarik karena memang background saya kan di pendidikan memang pertanian. Mungkin ini wadah saya untuk mengekspresikan ilmu saya selama di bangku kuliah,” ujar Hersal yang saat itu sudah bekerja sebagai perangkat desa di Desa Wek III, Batang Toru.

Program Petani Aktor Milenial merupakan salah satu kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari PTAR yang dirancang khusus untuk menyiapkan generasi muda Tapanuli Selatan sebagai penggerak pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan. “Petani milenial ini sebagai gagasan bahwa bertani itu jangan yang konvensional dengan mencangkul saja, tetapi bertani yang efektif dengan sentuhan teknologi sesuai zamannya,” kata Hersal.

Berawal dari Keprihatinan

Minhajul Abidin, Senior Supervisor Agriculture Development PT Agincourt Resources, menerangkan program yang diinisiasi PTAR ini sebenarnya mengikuti program Petani Aktor Milenial yang tercantum dalam Kementerian Pertanian sesuai aturan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045.

Karena belakangan ini dirasakan adanya kemandekan regenerasi petani di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Tapanuli Selatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), petani di Indonesia masih didominasi oleh generasi X yang saat ini usianya sekitar 45-60 tahun. Sementara generasi di bawahnya yaitu generasi milenial lebih banyak memilih pekerjaan lain di luar pertanian.

Umur Petani dan Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Pertanian di Tahun 2023

No

Uraian

Jumlah (Orang)

1

Petani Milenial Umur 19-39 tahun

6.183.009

 

-          Menggunakan Teknologi Digital

2.603.609

 

-          Tidak Menggunakan Teknologi Digital

3.579.609

2

Petani Umur lebih dari 39 Tahun dan Menggunakan Teknologi Digital

10.595.434

3

Petani Umur kurang dari 19 tahun dan Menggunakan Teknologi Digital

5.612

Sumber Data: BPS, Diolah: OG Indonesia

 Pihak PTAR prihatin bahwa dari desa-desa lingkar tambang pada dua kecamatan di sekitar Tambang Emas Martabe ternyata kebanyakan juga didominasi petani yang tak lagi muda. “Ada sekitar 60 kelompok tani di Kecamatan Batang Toru dan sekitar 20 kelompok tani di Kecamatan Muara Batang Toru, hampir semuanya diisi petani tua,” ujar Minhajul kepada OG Indonesia, Minggu (26/10/2025).

Padahal menurut data BPS jumlah petani milenial di Provinsi Sumatra Utara sudah termasuk yang tertinggi di seluruh Indonesia, menempati posisi ke empat dengan jumlah petani milenial sebanyak 361.814. Hanya kalah dari tiga provinsi berpenduduk banyak di pulau Jawa yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Program Petani Aktor Milenial di Tapanuli Selatan oleh PTAR bukanlah program yang instan.  Program ini lahir dari kesadaran bahwa 70% warga Tapsel bergantung dari sektor pertanian. Apalagi salah satu profesi yang akan masih terus dibutuhkan ke depannya adalah petani. Minhajul menceritakan, sejak tahun 2022 PTAR pun mulai menyiapkan dua Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Tapsel, mulai dari kesiapan tenaganya, pembangunan infrastrukturnya, sampai perbaikan penyelenggaraan programnya.

“PTAR ada bantu sertifikasi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) yang terkait dengan ketenagaan. Kemudian ada perbaikan BPP dari sisi infrastrukturnya, ada bantuan peralatan mobiler, sepeda motor, sampai CCTV dan laptop. Sedangkan untuk bagian penyelenggaraan program kami tidak masuk, itu Balai Pelatihan Pertanian Jambi yang masuk,” papar Minhajul. Sebagai informasi, Balai Pelatihan Pertanian Jambi merupakan kepanjangan tangan dari Kementerian Pertanian melalui UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang membawahi 6 provinsi, termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan dalam kegiatan pelatihan pertanian di Sumatra.

Ujung Tombak Regenerasi Petani

Setelah segala pendukung program siap, pada tahun 2023 PTAR mulai merekrut petani-petani muda dari seluruh wilayah kabupaten Tapanuli Selatan, bukan semata desa lingkar tambang di sekitar Tambang Emas Martabe. “Kami masuk ke seluruh Kabupaten Tapsel dengan memakai jejaring BPP 15 kecamatan di Tapsel. PTAR bersama BPP Jambi dan Dinas Pertanian, kami duduk bertiga merancangnya dengan seluruh pendanaannya dari PTAR,” beber Minhajul.

Awalnya didapat 61 kandidat petani milenial dari 15 kecamatan yang terbagi dalam tiga kluster yaitu Sipirok, Batang Angkola, dan Batang Toru. Mereka yang terjaring telah memenuhi poin-poin indikator, antara lain kepemilikan usaha pertanian, izin usaha, ketersediaan modal usaha, hingga hal sederhana seperti adanya akun media sosial untuk kegiatan usahanya. “Semua kandidat datang dan kami wawancara satu per satu. Hasilnya, kami putuskan ada 30 orang yang masuk untuk tahap dua untuk presentasi business plan-nya,” cerita Minhajul.

Akhirnya terjaring 15 orang yang dilihat memiliki kekuatan resonansi ilmu pertanian kepada petani-petani muda lainnya dengan perannya sebagai Petani Aktor Milenial. Mereka banyak lulusan sarjana yang kemudian digembleng PTAR dengan pelatihan teknis dan non teknis terkait pertanian modern agar menjadi ujung tombak dalam transfer knowledge dan regenerasi petani muda di Tapsel.

Menularkan keinginan bertani menjadi hal krusial di tengah keterbatasan jumlah lapangan kerja yang ada di Tapsel. Sebab daya serap tenaga kerja dari industri pertambangan seperti Tambang Emas Martabe cukup terbatas. Demikian pula rekrutan untuk tenaga ASN di wilayah Tapsel dan sekitarnya. “Jadi Program Petani Milenial ini bisa jadi penyelesaian masalah sosial lewat pendekatan entrepreneur. Dengan berprofesi sebagai petani modern yang literasi pertaniannya hebat dan dapat beradaptasi dengan kemajuan akan membuat prospek hidup untuk masa depan mereka sangat terbuka,” lanjut Minhajul.

Belajar Teknologi Pertanian hingga Public Speaking

Sejak dibentuk tahun 2023, para Petani Aktor Milenial di Tapanuli Selatan ditempa oleh PTAR lewat pelatihan yang intens terkait pertanian modern. Heri Sholat Sihombing menambahkan, selepas pelatihan pada tahun 2024 telah terbentuk komunitas Petani Aktor Milenial Tapanuli Selatan (PAM Tapsel) dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Tapanuli Selatan, di mana dirinya didaulat untuk memimpin dua lembaga tersebut.

Dalam program Petani  Aktor Milenial ini, PTAR telah melaksanakan sejumlah pelatihan, mulai dari pelatihan teknis dasar pertanian, teknologi pertanian, pemanfaatan teknologi digital, sampai pelatihan cara membuka jejaring pasar hingga public speaking. PAM Tapsel bahkan diberi kesempatan untuk melakukan studi tiru ke komunitas Petani Muda Keren di Buleleng, Bali, pada akhir tahun 2024. “Petani Muda Keren ini sudah ekspor hasil tani mereka, jadi kami lakukan studi tiru ke sana,” tambah Hersal.

Heri Sholat Sihombing, Ketua Petani Aktor Milenial di Tapanuli Selatan (paling kanan).

Hersal menerangkan, lewat pelatihan pertanian dengan pemanfaatan teknologi dalam pengolahan lahan pertanian sampai kegiatan pemasaran hasil panennya, ternyata dapat menumbuhkan minat generasi muda untuk berusaha di bidang pertanian. Contohnya, implementasi smart irigasi yang kegiatan penyiramannya bisa diatur lewat aplikasi dari smartphone. “Itu bisa dipegang oleh satu orang saja sebagai operator dari HP dioperasikan. Jadi lebih mempermudah, tidak terlalu kerja fisik. Teknologi itu kami dapat dari studi tiru waktu kami ke Bali,” imbuhnya.

Bukti minat anak-anak muda sekarang terhadap dunia pertaniaan yang mulai meningkat saat ini menurut Hersal bisa dilihat dari keseriusan anak-anak SMK yang tertarik magang di bidang pertanian. “Saat ini saja di Batang Toru ada sepuluh anak SMK yang sedang magang di tempat pembibitan cokelat dan ternak kambing PTAR. Kemudian ada juga enam orang yang magang di Sipirok pada unit pembibitan sampai di tempat budidaya tanaman salak di Parsalakan, ada lima orang,” beber Hersal.

Berkontribusi Langsung untuk Masyarakat

Salah satu tantangan untuk mempopulerkan kembali pekerjaan di bidang pertanian adalah terkait kepastian pasar yang juga menjadi isu utama dalam usaha pertanian di Tapanuli Selatan. “Kalau di budidaya, kawan-kawasan itu sekitar 70-90 persen sudah jago di budidaya, tinggal pasarnya ini,” ungkap Hersal. Dia berasumsi, jika petani-petani muda ini sudah banyak yang bisa mendobrak pasar pasti akan menjadi contoh positif di mata generasi muda lainnya. “Kawan-kawan pasti tertarik kalau memang pasarnya sudah jelas,” tambahnya.

Guna belajar membuka pasar dari hasil tani para anggotanya sekaligus berkontribusi positif langsung di tengah masyarakat, PAM Tapsel telah bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Koperasi Tapanuli Selatan untuk mengadakan kegiatan pasar murah. Sudah ada tiga lokasi pasar murah yang diadakan di Batang Toru, Sipirok, dan Sayur Matinggi, dengan dukungan pasar saat ini terutama untuk komoditas cabai dan bawang. “Itu sudah dua kali kami laksanakan,” tegasnya.

Pihak PTAR memberi acungan jempol atas kegiatan pasar murah yang telah didukung oleh PAM Tapsel. “Peranan petani aktor milenial dalam operasi pasar tersebut saya kira luar biasa karena mereka mau menurunkan harga padahal di saat yang sama harganya sedang melambung tinggi,” puji Minhajul.

Dalam mengembangkan usaha pertanian lebih maju di masa depan, Hersal mengusulkan ada business unit yang bisa dikembangkan secara bersama oleh para petani milenial yang ada. “Bisa difokuskan ke ekonominya dulu, misalnya bisa bermitra dengan membentuk KUB (Kelompok Usaha Bersama) untuk bisnis pertanian, seperti cabai, semangka, salak, dan lain-lain. Jadi kesejahteraan kawan-kawan itu tumbuh, sehingga menjadi contoh dan yang lain pasti melihat juga bahwa ternyata menjanjikan juga usaha di bidang pertanian ini,” papar Hersal.

Dia menambahkan, dengan bisnis pertanian yang sudah bergulir dengan pasar yang telah terbentuk maka kapasitas tenaga kerja dan alat-alat pertanian pasti akan mengikuti seiring berkembangnya usaha pertanian tersebut. “Tentu butuh permodalan, butuh sarana dan prasarana termasuk alat dan mesin pertanian (alsintan). Kalau semua itu sudah berhasil pasti ini akan jadi magnet tersendiri bagi anak-anak muda yang lain untuk terjun ke bidang pertanian,” beber Hersal.

Latih Kemandirian Lewat Kepercayaan

Pihak PTAR sendiri memiliki road map dalam pengembangan program Petani Aktor Milenial di masa depan. Minhajul menguraikan, langkah pertama adalah penemuan dan penumbuhan petani aktor milenial. Kemudian diikuti dengan langkah penguatan yang pada akhirnya diharapkan berujung pada kemandirian. “Proses itu harus kita jalani, tidak ada yang instan. Sebab yang kami lakukan bukan hanya sekadar memberikan bantuan tetapi membuat perubahan dalam hal knowledge, skill, dan attitude,” sambung Minhajul.

Termasuk dengan memberikan tantangan penguatan dari para petani aktor milenial yang ada di Tapsel untuk mengelola suatu proyek. Saat ini P4S Tapsel telah dipercaya oleh PTAR sebagai vendor untuk membangun unit bisnis perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, seperti kegiatan nursery atau pembibitan cokelat, sampai pembangunan kandang kambing serta kandang ayam petelur.  

Untuk yang terakhir disebut, PTAR memberikan peluang kepada para petani aktor milenial untuk turut terlibat membangun kandang ayam untuk 2.000 ekor ayam petelur. “Kami challenge mereka untuk merekrut petani milenial lain di sekitar, berdayakan mereka dengan bertanggung jawab dari sisi kualitas, delivery time, dan budgeting. So far sangat luar biasa progresnya, no issues,” ungkap Minhajul.

Komunitas Petani Aktor Milenial diharapkan dapat membangkitkan kecintaan kembali akan pekerjaan di bidang pertanian kepada para generasi muda yang ada di Tapanuli Selatan.

Menurutnya proyek tersebut akan menimbulkan efek domino positif untuk usaha pertanian lainnya. Karena dengan keberadaan chicken farm tersebut akan membutuhkan banyak pasokan pakan untuk ayam-ayam petelur. “Kami tentunya akan buka kesempatan kepada petani aktor milenial yang fokus budidaya jagung dilibatkan untuk menyediakan pakannya,” kata Minhajul.

Untuk tahun 2026 mendatang, PTAR sudah merancang pembangunan Martabe Fishery. “Itu pasti petani aktor milenial akan juga kami libatkan, bisa untuk menyuplai benih ikannya,” ucapnya. “Jadikan kemitraan dengan Tambang Emas Martabe ini sebagai kekuatan,” pesan Minhajul kepada para petani aktor milenial mitra PTAR.

Kendati baru digulirkan dua tahun ke belakang, program Petani Aktor Milenial dari PTAR ternyata sudah menuai apresiasi dari pihak luar, seperti raihan Silver Award pada ajang Bisnis Indonesia Social Responsibility Award (BISRA) 2025 di Jakarta pada akhir September 2025 lalu. Di dalam Grup Astra, program ini juga masuk 5 besar dari program CSR di seluruh anak usaha di lingkungan perusahaan Astra.

Atas dukungan dari PTAR yang bergerak di bidang usaha pertambangan emas namun tetap peduli dengan sektor pertanian di daerah lingkar tambang, Hersal menyampaikan apresiasinya. Menurutnya PTAR sangat serius dan perhatian terhadap sektor pertanian lewat Program Petani Milenial.

Dengan keberadaan petani milenial yang kuat dan mapan, Hersal meyakini kondisi tersebut akan mendukung target swasembada pangan sebagai bagian dari program ASTA CITA Presiden Prabowo Subianto. “Menurut saya program petani milenial ini sangat sejalan dengan ASTA CITA Presiden Prabowo untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” pungkas Hersal. RH

Yang Muda Yang Bertani, PTAR Regenerasi Petani di Tapanuli Selatan Yang Muda Yang Bertani, PTAR Regenerasi Petani di Tapanuli Selatan Reviewed by Ridwan Harahap on Kamis, November 13, 2025 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.