Proyeksi PLN: Pembangkit EBT Meningkat Signifikan Mulai 2028


Jakarta, OG Indonesia --
 
PT PLN (Persero) memproyeksikan pengembangan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) akan mengalami peningkatan besar-besaran mulai 2028 dikarenakan kemajuan teknologi baterai yang semakin murah. Setelah itu, kenaikan secara eksponensial akan mulai terjadi pada 2040. 

Menurut Munief Budiman, Executive Vice President Pelayanan Pelanggan Retail PLN, pada 2045 porsi EBT sudah mendominasi total pembangkit. “Dekade berikutnya seluruh pembangkit listirk di Indonesia berasal dari EBT,” ujar Munief pada webinar Solusi Kebersamaan Energy and Mining Editor Society (SUKSE2S) dengan tema: "PLTS Atap untuk Industri, Siapa yang Untung?" yang digelar Rabu (23/3/2022).  

Selain Munief, hadir sebagai pembicara dalam webinar Danif Danusaputra, Direktur Utama PT Pertamina New Renewable Energy, Christoper Liawan CEO Sky Energy, Linus Andor Maulana, Ketua Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI) dan Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia.

Munief mengatakan PLN berkomitmen mendukung pemerintah untuk mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025 yang ditunjukkan pada pilar transformasi green PLN. Transformasi PLN untuk pilar green dengan berupaya memimpin transisi energi Indonesia melalui peningkatan EBT secara pesat dan efisien. Green breakthrough kami adalah implementasi RJPP 2019-2024, launch green booster 3,5 GW, dan launch large scale renewable energy,” kata Munief 

Sementara itu Danif Danusaputro, Direktur Utama Pertamina NRE, mengatakan PLTS yang sudah dipasang Pertamina NRE kebanyakan berada di lingkungan Pertamina. “200 MW target terpasang tahun ini. kebanyakan adalah rooftop,” kata Danif. 

Dia menambahkan dari sisi benefit, seharusnya ini sesuatu yang mudah untuk dijual, terutama untuk sister company Pertamina NRE.  Key challenge dari sisi affordability, grid connectivity, regulatory barriers, dan access to financing. Regulatory barrier, menurut saya Indonesia masih single buyer, menjadi challenge untuk pemain di renewable,” kata Danif.

Linus Andor Maulana, Ketua Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI), mengatakan faktor negative cycle menjadi penyebab tidak berkembangnya industri solar PV di Indonesia. Negative cyle yang terjadi akibat ada limited capacity sehingga low economic scale tidak tercapai. Lalu low demand dan low new investment. Serta, high cost dan price low feasibility. 

“Kalau industri ini mau ditumbuhkan di hulunya, ada peluang bisnis, menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan kemampuan nasional,” kata Linus.  

Menurut Linus, di Indonesia banyak tambang kuarsit untuk dikembangkan. Namun untuk itu perlu investasi yang cukup besar. Untuk penambangan dan pengolahan konsentrat kuarsit dan dikembangkan menjadi kuarsa murni diperlukan investasi US$160 juta. Reduksi dan pemurnian dari kuarsa murni ke metalurgical grade investasinya US$455 juta. “Dan untuk menjadi produk elektronika dan chemical, solar cell dibutuhkan investasi US$250 juta,” kata dia. RH

Proyeksi PLN: Pembangkit EBT Meningkat Signifikan Mulai 2028 Proyeksi PLN: Pembangkit EBT Meningkat Signifikan Mulai 2028 Reviewed by Ridwan Harahap on Kamis, Maret 24, 2022 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.