Kuartal III 2022, Astra Raup Laba Bersih Rp9,5 T dari Sektor Tambang hingga Energi

Jakarta, OG Indonesia -- PT Astra International Tbk pada harini ini, Senin (31/10/2022) telah mengumumkan Laporan Keuangan Kuartal III Tahun 2022. Disampaikan oleh Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro, kinerja keuangan grup sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2022 cukup baik, terutama didukung oleh pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang lebih tinggi. 

"Kinerja bisnis pada sisa tahun ini diperkirakan akan tetap baik. Namun, prospek bisnis ke depan dapat menghadapi tantangan yang disebabkan oleh tingkat inflasi yang lebih tinggi, meningkatnya suku bunga dan tekanan ekonomi makro global," ucap Djony dalam keterangan resmi perusahaan yang diterima OG Indonesia.

Sementara itu dari divisi Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi, Grup Astra menghasilkan laba bersih meningkat 105% menjadi Rp9,5 triliun, terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara, yang seluruhnya diuntungkan oleh harga komoditas yang lebih tinggi. 

Adapun rinciannya, antara lain, PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 103% menjadi Rp15,9 triliun.

Lalu, penjualan alat berat Komatsu meningkat 107% menjadi 4.500 unit dan pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat.

Sedangkan, kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara, mencatatkan peningkatan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 10% menjadi 691 juta bank cubic metres, sementara produksi batu bara mengalami penurunan sebesar 5% menjadi 83 juta ton.

Kemudian, anak perusahaan UT di bidang pertambangan mencatatkan penjualan batu bara sedikit meningkat menjadi 7,8 juta ton, termasuk penjualan 1,6 juta ton metallurgical coal.

Sementara itu, PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 16% menjadi 216.000 ons.

Dan yang terakhir, kontraktor umum, PT Acset Indonusa Tbk, anak perusahaan yang 82,2% sahamnya dimiliki UT, melaporkan rugi bersih Rp227 miliar, yang lebih rendah dibandingkan dengan rugi bersih Rp386 pada sembilan bulan pertama tahun 2021. Disebutkan, rugi bersih ini terutama karena perlambatan penyelesaian beberapa proyek yang sedang berjalan dan berkurangnya proyek pekerjaan konstruksi yang baru. R3