Gubernur Lemhannas: Peningkatan Produksi Migas Untuk Perkuat Ketahanan Energi


Jakarta, OG Indonesia --
Ketahanan energi nasional harus terus diperkuat sebagai antisipasi terhadap potensi krisis ekonomi dan mendukung keberhasilan net zero emission yang telah ditargetkan Pemerintah. Pentingnya ketahanan energi dan keamanan energi menjadi materi dalam kegiatan Dialog Nasional Indonesia Maju yang diselenggarakan oleh lembaga PSA di Yogyakarta, Sabtu (12/11/2022), dengan narasumber Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto di hadapan sekitar 500 peserta yang berasal dari perwakilan berbagai perguruan tinggi, komunitas masyarakat dan perwakilan perangkat desa, serta dihadiri oleh perwakilan KKKS di wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa).

Krisis ekonomi akibat akibat perang Rusia – Ukraina yang menyebabkan naiknya harga energi dan pangan menunjukkan bahwa ketidakstabilan dan gangguan pasokan menyebabkan tidak terkendalinya harga, sehingga menjadi ancaman bagi negara yang sebagian kebutuhannya masih harus dipenuhi dari impor. 

Pada kesempatan tersebut, Kepala SKK Migas menyampaikan pesan dari Presiden Jokowi mengenai potensi ancaman krisis di tahun 2023 yang tentu akan berimbas pada ketahanan energi dan ketahanan pangan nasional. Dwi mengingatkan mengenai dampak konflik Rusia – Ukraina yang memicu kenaikan harga minyak dunia secara cepat, setelah sebelumnya harga minyak dunia yang rendah akibat menurunnya aktivitas perekonomian karena pandemi Covid-19. Hingga saat ini konflik terus berlangsung, sehingga harus bisa diantisipasi lebih baik di tahun depan.

“Saat ini harga minyak dunia berubah secara cepat dan dengan rentang harga yang sangat tinggi terjadi dalam hitungan bulan. Fenomena ini berbeda dengan apa yang terjadi dimasa lalu, bahwa perubahan harga minyak dunia dengan rentang harga yang jauh berbeda terjadi dalam hitungan tahun. Volatilitas yang tinggi jika dilepas ke pasar tentu akan menimbulkan kerawanan karena jika harga energi mengikuti harga dunia, maka akan terjadi gejolak dan kerawanan sosial," terang Dwi.

Dwi menyampaikan bagaimana Pemerintah menjaga stabilitas harga energi, termasuk didalamnya harga BBM agar tetap dapat terjangkau oleh masyarakat dengan subsidi sehingga harga energi di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara lain. Begitupula upaya Pemerintah untuk menjaga kelangsungan dan keberlanjutan industri nasional dengan harga gas bumi US$ 6 per MMBTU pada industri tertentu yang harganya jauh dibawah harga gas bumi dunia yang lebih tinggi 2-3 kali lipat.

Ketahanan energi dan kemampuan negara memberikan harga yang terjangkau bagi masyarakat, dipengaruhi oleh kemampuan produksi energi, termasuk di dalamnya minyak dan gas. Jika produksi gas melebihi kebutuhan dalam negeri, sehingga sebagian diekspor memperkuat devisa negara. Namun untuk minyak kebutuhan dalam negeri sebagian masih harus dipenuhi dari impor karena produksi dalam negeri masih kurang.

SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) saat ini terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional sebagai salah satu kontribusi indusri hulu migas dalam mendukung ketahanan energi nasional. Potensi hulu migas masih menjanjikan, karena dari 128 cekungan yang sudah berproduksi 20 cekungan. Dengan potensi yang ada serta terus meningkatnya kebutuhan migas nasional, maka dalam rencana dan strategi Indonesia Oil & Gas 4.0,  ditargetkan di tahun 2030 produksi minyak meningkat menjadi 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD)

“Tekad meningkatkan produksi migas nasional tentu tidak mudah, karena potensi migas mulai bergeser ke laut dalam dan kawasan timur Indonesia yang masih kurang infrastrukturnya, serta mulai bergeraknya perusahaan migas ke arah energi terbarukan sehingga investasi di hulu migas menjadi semakin ketat," ujar Dwi.

Sementara itu Gubernur Lemhannas menyampaikan bahwa minyak dunia adalah hal yang tidak bisa dikendalikan harga dan volatilitasnya, tidak ada yang bisa menahan dan menentukan harga minyak dunia. “Tidak satu negarapun bahkan negara yang tergabung dalam OPEC tidak bisa menentukan dan menetapkan harga. Ditambah ancaman terhadap pasokan energi seperti sabotase, aksi peretasan melalui ransomware dan lainnya turut memberikan ketidakpastian terhadap keamanan minyak bagi suatu negara. Serangan ransomware ke Pertamina hingga saat ini terus terjadi," kata Andi.

"Batu bara menjadi penyelamat Indonesia saat krisis energi disaat negara kita harus meningkatkan anggaran untuk impor minyak yang produksinya masih di bawah kebutuhan. Namun seiring komitmen terhadap energi bersih, maka ke depan batu bara menjadi tidak bisa diandalkan," ujarnya.

Andi menambahkan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan oleh OPEC, pada kurun waktu 2020-2045 permintaan energi global akan meningkat dari 275,4 juta barel setara minyak per hari (MBOED) di tahun 2020 menjadi 352 MBOED di tahun 2045 dengan minyak diperkirakan tetap menjadi energi primer utama dengan sektor transportasi diproyeksikan menjadi kontributor utama dalam hal peningkatan permintaan minyak.

“Peningkatan produksi minyak dan gas nasional yang dicanangkan Pemerintah dan yang tadi dijelaskan oleh Kepala SKK Migas akan memberikan kontribusi dalam upaya membangun ketahanan energi nasional. Sebagai industri dengan investasi yang besar, maka kepastian dan keamanannya tentu harus dijaga. Lemhannas secara rutin, tiap bulan menyampaikan hasil kajiannya kepada Presiden, termasuk di dalamnya mengenai ketahanan dan keamanan energi yang telah menjadi kunci keberlanjutan pembangunan nasional," terang Andi. RH


Gubernur Lemhannas: Peningkatan Produksi Migas Untuk Perkuat Ketahanan Energi Gubernur Lemhannas: Peningkatan Produksi Migas Untuk Perkuat Ketahanan Energi Reviewed by Ridwan Harahap on Rabu, November 16, 2022 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.