Banda Aceh, OG Indonesia -- Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Nasri Djalal didampingi Sekretaris BPMA dan Deputi Perencanaan BPMA menghadiri undangan makan siang dari Paduka Yang Mulia (PYM) Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar, di kediamannya di Jalan Soekarno Hatta, Banda Aceh, Jumat (30/5/2025).
Pertemuan ini membahas berbagai isu strategis terkait sektor hulu migas di Aceh, termasuk capaian kinerja dan rencana pengembangan migas ke depannya.
Pada kesempatan tersebut, Kepala BPMA memaparkan progres kegiatan BPMA periode Januari-Mei 2025, di mana capaian produksi migas pada kuartal I 2025 melebihi target sebesar 116%.
Disampaikan pula terkait finalisasi kerja sama antara SKK Migas dan BPMA yang sedang menyelesaikan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Migas di atas 12 mil.
Lalu terkait isu pengalihan Blok Rantau, di mana proses finalisasi pengalihan Blok Rantau sebagai WK BPMA tengah dilakukan bersama Ditjen Migas, SKK Migas, dan Pertamina.
Kemudian terkait Peraturan Sumur Masyarakat, BPMA terlibat aktif dalam penyusunan dan finalisasi Peraturan Menteri (Permen) ESDM terkait sumur migas yang dikelola oleh masyarakat.
Adapun terkait pencairan dana Signature Bonus, BPMA sedang memproses sisa dana Signature Bonus sebesar USD 825.000 yang menjadi hak Pemerintah Aceh.
Sementara untuk usulan Participating Interest (PI) 10% untuk Blok Andaman I, BPMA mengusulkan kepada Gubernur Aceh agar meminta bagian 10% PI ke Kementerian ESDM untuk Blok Andaman I.
"Kami akan terus melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Pemerintah Aceh guna memperkuat sinergi dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, serta pengelolaan hulu migas yang berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat Aceh,” ucap Kepala BPMA.
Sementara itu PYM Wali Nanggroe Aceh menyambut baik capaian kinerja dari BPMA dan memberikan dukungan penuh kepada BPMA. “BPMA harus fokus pada kesejahteraan masyarakat Aceh. Jika ada kendala di tingkat kementerian atau presiden, saya siap menjembatani," kata Wali Nanggroe Aceh.
Pertemuan ini juga dihadiri sejumlah investor migas yang tertarik menanamkan modal di Aceh, yang menunjukkan semakin terbukanya peluang investasi di sektor energi wilayah Aceh. RH
