Program Eco Edufarming Inisiasi PHE WMO Raih Predikat Gold di Ajang CSR & PDB Award


Bangkalan, OG Indonesia --
Program Eco Edufarming berawal dari keberhasilan program HIPPAM Sumber Barokah yang dimulai sejak 2016 dalam mengatasi krisis air bersih di wilayah Madura. Berbekal studi cadangan air bawah tanah yang mencatat potensi 51 juta m³/tahun, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, memanfaatkan surplus air untuk mengembangkan sektor pertanian regeneratif berbasis teknologi di desa dengan topografi lahan kering tersebut.

Program Eco Edufarming yang diinisiasi oleh PHE WMO adalah untuk menciptakan sistem pertanian berkelanjutan di lahan kritis melalui pendekatan edukatif, ekologis, dan inovatif. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas petani lokal dalam mengelola pertanian organik yang ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan air, dan berbasis regeneratif. Selain memperkuat ketahanan pangan, Edufarming menjadi solusi atas persoalan lingkungan dan ekonomi lokal, serta menjadi model edukasi pertanian yang dapat direplikasi di wilayah lain.

Program Eco Edufarming yang berlokasi di Desa Bandangdaja, Kecamatan Tanjungbumi, kabupaten Bangkalan yang dikembangakan PHE WMO bersama Kelompok Bumi Sentosa Sejahtera (BSS) mendapatkan predikat Gold dalam ajang CSR dan PDB Award 2025. 

Setelah melalui proses presentasi program pada 6 Mei 2025, sebagai tindak lanjut dan untuk semakin meyakinkan dewan juri maka dilakukan visitasi lapangan/area program oleh juri Kementrian Desa dan Pengembangan Daerah Tertinggal yakni Grace Meyanti Putri, dan juri independent Sony Sunjaya Sukada.

Pada visitasi yang dilakukan Kamis, 19 Juni 2025 dewan juri berkesempatan untuk menggali lebih dalam terkait road map, implementasi serta komitmen PHE WMO bersama kelompok pada program Eco Edufarming yang berhasil mentransformasi lahan kritis menjadi kawasan pertanian organik berbasis teknologi. 

Marnawi, Ketua Kelompok Tani BSS mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menyangka desanya yang kering dan tandus, selama ini hanya ditanami rumput ternyata bisa ditanami sayur dan buah. Hal ini menumbuhkan semangat dalam dirinya bahwa ada harapan untuk bisa hidup dan menghidupkan desanya. sehingga meyakinkan dirinya untuk tidak lagi merantau untuk melestarikan pertanian di desanya. 

Berkat inovasi irigasi hemat air, pemanfaatan limbah ternak, dan sensor kesuburan tanah, desa yang semula kekeringan, saat ini mampu memproduksi 11 varietas sayur dan buah organik (cabe colombus, melon sistem Machida, semangka, dll) yang dipasarkan secara kompetitif bagi warga 7 desa disekitarnya. 

“Program yang telah dilakukan bersama dengan PHE WMO ini telah mampu membantu masyarakat yang ada di Desa Bandangdaja untuk memiliki penghasilan melalui pertanian organik dan juga memenuhi kebutuhan sayur serta buah di Desa. Kelompok berharap Eco Edufarming terus berkembang sehingga mampu mereplikasi metode pertanian organik dilahan mereka masing-masing,” tambah Marnawi. 

“Kami sangat mengapresiasi semangat kelompok untuk terus mengembangkan Eco Edufarming melalui berbagai inovasi yang dilakukan mampu merubah mindset masyarakat yang apatis terhadap kegiatan pertanian, sehingga mau belajar dan mengenal teknologi tepat guna yang dapat memudahkan proses pertanian. Untuk itu kami memberikan predikat GOLD kepada PHE WMO dan Poktan Bumi Sentosa Sejahtera,” tegas Grace Meyanti Putri. 

“Kami juga berharap bahwa kelembagaan kelompok Tani Bumi Sentosa Sejahtera ini dapat lebih inklusif dan diperkuat lagi agar bisa bekerjasama dengan desa maupun pihak lainnya,” imbuhnya. RH

Program Eco Edufarming Inisiasi PHE WMO Raih Predikat Gold di Ajang CSR & PDB Award Program Eco Edufarming Inisiasi PHE WMO Raih Predikat Gold di Ajang CSR & PDB Award Reviewed by Ridwan Harahap on Sabtu, Juni 28, 2025 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.