Jakarta, OG Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyelenggarakan kegiatan Raker Kerja (Raker) Tengah Tahun 2025 yang dilaksanakan Rabu 16 Juli 2025 di kantor SKK Migas secara offline yang dihadiri oleh seluruh jajaran Manajemen SKK Migas, Penasehat Ahli, Tenaga Ahli, Kepala Divisi, Vice President, Kepala Departemen/Setingkat dengan peserta lebih dari 150 orang.
Dalam arahannya, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan bahwa Raker ini merupakan agenda reguler, namun jangan sampai diposisikan sekadar sebagai rutinitas yang berlalu begitu saja. "Raker adalah momentum untuk bercermin, menilai sejauh mana kita telah melangkah, dan merapatkan barisan demi percepatan pencapaian target yang telah ditetapkan," ucap Djoksis.
Djoko menyampaikan key performance indicator (KPI) SKK Migas ada banyak dan semua penting, namun ada KPI yang sangat krusial yaitu KPI lifting minyak karena isu ini merupakan perhatian utama Pemerintah saat ini yaitu bagian dari upaya mewujudkan swasembada energi yang merupakan salah satu poin dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Di sinilah isu lifting minyak menjadi sentral, karena saat ini kita masih menghadapi ketergantungan impor: impor minyak mentah, bensin, maupun LPG. Pemerintah sangat menantikan peningkatan lifting minyak sebagai upaya konkret untuk mengurangi ketergantungan tersebut.
Melalui forum Raker ini dan seterusnya, Kepala SKK Migas meminta seluruh jajaran SKK Migas untuk serius mencari guna meningkatkan produksi. Program pengeboran BUIC menjadi contoh nyata bagaimana kreativitas mampu mendorong peningkatan produksi minyak. Kemudian keberhasilan Proyek Forel dan Terubuk onstream yang perlu diikuti dengan terobosan-terobosan serupa di masa yang akan datang.
Kepala SKK Migas menegaskan fokus untuk meningkatkan produksi ini tidak hanya menjadi tanggung jawab bidang eksplorasi dan bidang eksploitasi, tetapi seluruh fungsi pendukung. Fungsi pendukung harus mampu menjalankan fungsinya sebagai enabler peningkatan lifting. Secara singkat, setiap pekerja harus mencari apa kontribusinya untuk mempercepat produksi sesuai target.
Dalam paparannya mengenai KPI, Sekretaris SKK Migas Luky A. Yusgiantoro menyampaikan bahwa capaian KPI SKK Migas hingga semester 1 2025 sangat baik dan momentum ini harus dijaga dengan baik karena tantangan di semester 2 juga sangat banyak, seperti situasi cuaca yang kurang mendukung karena masih sering hujan sehingga mengganggu program-program pengeboran eksplorasi maupun pengeboran sumur pengembangan. Karena kegiatan pengeboran ini sangat berdampak bagi upaya penemuan migas maupun penambahan produksi migas.
Luky menyampaikan bahwa jika apa yang direncanakan bisa dieksekusi dengan baik, maka capaian KPI SKK Migas di akhir tahun 2025 diperkirakan akan tinggi yang menunjukkan bahwa insan SKK Migas telah mencapai target dengan baik dan memberikan kontribusi yang terbaik untuk mendukung program ketahanan energi yang menjadi salah satu fokus Pemerintah saat ini. RH