Jakarta, OG Indonesia -- Komitmen Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina dalam pelestarian lingkungan pesisir Jawa Barat kembali mendapatkan apresiasi. PHE ONWJ meraih Silver Best CID (Community Involvement & Development) kategori program lingkungan, dan Bronze Best CID Local Hero, pada ajang CID Upstream Award 2025 yang digelar di PHE Tower, Rabu, 6 Agustus 2025.
Kedua penghargaan ini diperoleh PHE ONWJ usai terpilih sebagai finalis lomba CID Upstream Award 2025 yang diselenggarakan Subholding Upstream (SHU) Pertamina. Dari 17 zona dari dalam dan luar negeri di bawah SHU Pertamina yang mengikuti perlombaan, PHE ONWJ yang merupakan bagian dari Zona 5 keluar sebagai finalis tiga kategori.
Dalam kategori Best CID program lingkungan, program Jam Pasir (Jaga Alam Melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir) PHE ONWJ berhasil memikat dewan juri dari kalangan akademisi dan pakar, antara lain Prof. Juniati Gunawan (Universitas Trisakti), Roy Widhiarta (SKK Migas), Didi Kaspi Kasim (Pimred National Geographic Indonesia), Roby Hervindo (Manager CSR Pertamina Persero), Zagy Berian (pendiri Society of RNE Indonesia), dan Prof. Cynthia Afriyani (UI). Sedangkan dalam lomba Best CID Local Hero, inisiator program Jam Pasir, Sahari (55), kembali menarik perhatian juri.
Dalam paparannya di hadapan dewan juri, Officer Communication Relations & CID PHE ONWJ, Putri Nauli Marpaung menuturkan, program Jam Pasir yang berlokasi di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kabupaten Karawang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.
“Program ini tidak hanya efektif menahan laju abrasi dan banjir rob, namun juga berhasil mengembalikan 3,6 hektare lahan yang sebelumnya hilang oleh abrasi melalui inovasi Appostraps yang sudah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KEMENHUMHAM),” katanya.
Bahkan, sambung Putri, inovasi Appostraps (Alat Pemecah, Peredam Ombak, Sedimen Traps) diapresiasi Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan Bupati Karawang Aep Syaepuloh.
“Kami juga memperkenalkan inovasi Appostraps di Bandarlampung, Lampung, yang dihadiri Gubernur Lampung. Pada kesempatan lain, atas undangan Bupati Karawang, kami memaparkan kontribusi kami menangani abrasi di pesisir Karawang menggunakan Appostraps yang murah dan mudah. Murah karena menggunakan ban bekas, dan mudah karena bisa direplikasi secara mandiri oleh masyarakat,” imbuhnya.
Sekitar 3,6 hektare lahan yang kembali kini dimanfaatkan sebagai kawasan eduwisata berbasis lingkungan. Di atas lahan itu, ribuan pohon mangrove tumbuh subur dan menjadi rumah bagi 28 flora dan 52 fauna. Appostraps juga mengembalikan 400 meter garis pantai. Sebelum program ini diinisiasi, rata-rata garis pantai di kawasan Pasir Putih hanya sekitar dua meter dari pemukiman warga.
Manfaat ekonomi yang dihasilkan dari program Jam Pasir sama besarnya dengan manfaat lingkungan. Sejak program dimulai, 25 kelompok UMKM berhasil dibentuk, semuanya beranggotakan istri-istri nelayan. Tidak kurang dari belasan pensiunan nelayan menjadi pengelola kawasan wisata Jam Pasir.
Program Jam Pasir mampu menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan. Melalui program ini juga tercipta sinergi yang mempercepat pembangunan kapasitas komunitas lokal dan memperluas jangkauan manfaat perusahaan di tengah-tengah masyarakat.
Sementara itu, penghargaan Bronze Best CID Local Hero diraih oleh Sahari. Sejak 2014 Sahari menjadi salah satu inisiator program Jam Pasir bersama belasan pensiunan nelayan di Pasir Putih. Mimpinya hanya satu: kampungnya terbebas dari ancaman rob dan abrasi.
Pada tahun pertama, dia dan kelompoknya mencoba mengembalikan sabuk hijau di bibir pantai dengan penanaman mangrove. Berbekal pengetahuan seadanya, mereka meyakini pohon mangrove adalah musuh utama rob dan abrasi. Sayangnya, semua bibit yang mereka tanam rubuh tersapu ombak.
“Beruntung bagi kami, PHE ONWJ menawarkan inovasi Appostraps. Dulu, ribuan bibit mangrove yang kami tanam, dalam hitungan jam habis tersapu ombak karena tidak ada penahan. Setelah dipasang Appostraps di garis depan, kami menanam mangrove di belakangnya. Hasilnya ombak tertahan, mangrove tumbuh subur. Tidak itu saja, daratan yang sebelumnya hilang oleh abrasi kembali muncul,” ujarnya.
Sahari bersyukur, apa yang dia dan kelompoknya lakukan mendapatkan apresiasi dari Pertamina Subholding Upstream. Apresiasi ini, katanya, menjadi bahan bakar baru untuk terus melangkah maju memperbaiki lingkungan pesisir. RH