PHE Ogan Komering Wujudkan Desa Hijau dan Mandiri melalui Kompas Lestari

Panen budidaya maggot.

Jakarta, OG Indonesia --
Kompas Lestari (Kelompok Masyarakat Pengelola Sampah Sinergi PHE Ogan Komering) menjadi wujud nyata kolaborasi antara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Ogan Komering dan masyarakat Desa Makartitama. Aksi nyata pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular. 

Perubahan di Desa Makartitama bukan lagi sebatas wacana. Sudut-sudut desa yang sebelumnya dipenuhi tumpukan sampah organik, kini perlahan hilang. Aktivitas warga yang bergelut dengan inovasi menjadi faktor pembeda. Melalui Kompas Lestari, sebuah kelompok masyarakat pengelola sampah yang digagas bersama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Ogan Komering mengubah cara pandang warga tentang limbah. Alih-alih sebagai masalah, limbah kini dipandang memiliki nlai ekonomi bahkan menciptakan desa yang lebih hijau dan mandiri. 

Inovasi itu disadari warga sebagai jawaban atas persoalan yang mereka hadapi. Bagaimana mengurangi sampah yang terus bertambah, di sisi lain mengubah masalah menjadi nilai tambah ekonomi yang menghadirkan peluang penghasilan. Salah satunya, diwujudkan dengan membangun Rumah Pusat Studi Budidaya Maggot. Sebuah ruang belajar dan praktik sebagaui pusat inovasi warga dalam mengolah sampah organik.

Dari tempat itu kemudian lahir produk bernilai, mulai dari pupuk cair organik, pupuk kasgot, pellet maggot, tepung maggot, hingga enzim penggemuk ternak. Bahkan cangkang maggot yang selama ini dianggap tidak berguna disulap menjadi pellet biomassa, alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan. 

Keberadaan Rumah Maggot tidak hanya memberi manfaat langsung bagi warga, tetapi juga bepeluang direplikasi desa lain. Modul pembelajaran khusus disusun agar proses replikasi berjalan lebih mudah, sementara sekolah-sekolah mulai memasukkan edukasi lingkungan ke dalam kegiatan belajar, menanamkan kesadaran sejak dini bahwa limbah dapat menjadi sumber daya. 

Perubahan tidak hanya terlihat pada lingkungan fisik, tetapi juga pada kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Lebih dari 30 warga kini terlibat aktif dalam rantai produksi maggot dan produk turunannya. Pendapatan meningkat 20 hingga 30 persen, menciptakan sumber ekonomi alternatif yang sebelumnya tidak terpikirkan. Kelompok perempuan dan pemuda pun menjadi bagian penting dalam pengembangan produk, memperkuat kolaborasi lintas generasi dan membangun kelembagaan Kompas Lestari yang makin solid. 

Volume sampah organik di desa tidak hanya berkurang hingga 70 persen, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah mengalami peningkatan. Pemanfaatan pelet biomassa dari cangkang maggot juga membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar gas serta mendukung upaya penurunan emisi karbon. 

Muhibat, Kepala Desa Makartitama melihat perubahan ini sebagai tonggak penting dalam perjalanan desanya. Masyarakat kini mampu mengelola sampah sebagai sumber penghidupan baru.

“Selain memberi manfaat, Kompas Lestari juga menginspirasi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa,” ungkapnya.

Bagi PHE Ogan Komering, lanjut Karyanto, keberhasilan ini mencerminkan komitmen perusahaan menghadirkan Creating Shared Value (CSV) dan mendukung berbagai tujuan pembangunan berkelanjutan. Terutama bidang pekerjaan layak, pembangunan desa berkelanjutan, konsumsi bertanggung jawab, hingga aksi iklim. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pendekatan partisipatif dan inovatif mampu membawa manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. 

Pada kesempatan yang sama, Manager CID PHR Regional 1 Iwan Ridwan Faizal menyebutkan perusahaan terus berupaya menghadirkan program inovatif untuk masyarakat dan lingkungan. 

“Harapannya, program ini dapat menjadi inisiator yang baik dan ke depan bisa direplikasi di lokasi lain agar pengelolaan sampah organik semakin masif dan bernilai ekonomis bagi masyarakat,” ungkap Iwan. 

Sementara itu, Pjs Field Manager PHE Ogan Komering Juli Karyanto menilai program ini menumbuhkan kesadaran dan kemandirian warga. “Ketika masyarakat berdaya, keberlanjutan akan tumbuh dari akar,” ujarnya. 

Melalui sinergi dan inovasi, Kompas Lestari membuktikan bahwa dari limbah dapat lahir kesejahteraan, dan dari desa dapat tumbuh peradaban hijau yang berkelanjutan. 

Pada akhirnya, Kompas Lestari menunjukkan bahwa sampah bukan akhir dari sebuah siklus, melainkan awal dari perjalanan baru menuju kesejahteraan. Dari tangan-tangan masyarakat Makartitama, lahirlah inspirasi bahwa masa depan hijau dapat dibangun dari desa. Tempat di mana perubahan memungkinkan tumbuh dari hal-hal sederhana, namun berdampak besar bagi kehidupan. RH

PHE Ogan Komering Wujudkan Desa Hijau dan Mandiri melalui Kompas Lestari PHE Ogan Komering Wujudkan Desa Hijau dan Mandiri melalui Kompas Lestari Reviewed by Ridwan Harahap on Selasa, Desember 02, 2025 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.