Pemanfaatan Briket Batubara Masih Belum Optimal

Jakarta, O&G Indonesia -- Pemanfaatan briket batubara, khususnya untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal menurut Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah penghematan yang bisa didapat jika memakai briket batubara lumayan besar. "Sekitar 5-10 trilyun bisa dihemat dengan menggunakan briket batubara," kata Euis dalam seminar tentang briket batubara di Gedung BPPT Jakarta, Kamis (15/10).

Diterangkan Euis, IKM yang bisa memanfaatkan briket batubara sebagai bahan bakar antara lain IKM pengrajin tempe dan tahu, pencelupan batik, pembuat batu bata, genteng, dan keramik, sampai pemindangan ikan. "Banyak sekali peluang tapi banyak PR juga yang harus kita selesaikan supaya lebih optimal pemanfaatan briket batubara ini untuk industri kecil menengah," terang Euis.

Kemenperin mencatat dari pengalaman penggunaan briket batubara dari beberapa IKM pengrajin tempe dan tahu, ada beberapa kelemahan dalam pemanfaatan briket batubara. Dipaparkan Euis, untuk penyalaan awal briket batubara cenderung lebih sulit, dan pada saat digunakan juga menimbulkan asap serta berbau. 

"Tekanan api lebih lemah dibandingkan bahan bakar yang lain, jadi tenaganya kurang. Juga menghasilkan limbah lebih banyak, barangnya juga mudah hancur atau rusak, serta harus membuat tungku khusus sehingga menambah investasi," paparnya.

Salah satu BUMN batubara yang telah mengembangkan briket batubara sejak lebih dari 20 tahun lalu adalah PT. Bukit Asam (PTBA). Dikatakan oleh M. Jamil, Direktur Niaga PTBA, dengan produksi keseluruhan briket batubara hanya 16.000 ton per tahun, hingga saat ini PTBA belum meraup keuntungan dari kegiatan usaha briket batubaranya. 

"Kami sudah melakukan penelitian bahwa briket ini secara ekonomis sangat menguntungkan dibandingkan (menggunakan) gas atau minyak tanah. Ada beberapa industri yang melakukan percobaan di mana biayanya relatif lebih murah," terang Jamil. "Tapi memang problem utama adalah pemasaran, artinya saat ini PTBA masih rugi lah, karena setelah 15 tahun pun pemasarannya tidak naik," keluhnya.

Diungkapkan oleh Jamil, sebenarnya briket batubara secara nasional sangat dibutuhkan oleh banyak industri dan rumah tangga. "Ini suatu tantangan. Jadi butuh support dari Pemerintah, untuk (pengembangan) di sentra industri, (peningkatan) kualitas produk, masalah pricing, masalah distribusi, sampai masalah limbah B3 dan penanganannya," bebernya. RH



Pemanfaatan Briket Batubara Masih Belum Optimal Pemanfaatan Briket Batubara Masih Belum Optimal Reviewed by OG Indonesia on Jumat, Oktober 16, 2015 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.