Bisnis Batubara Turun, Indika Energy Lakukan Perampingan Demi Efisiensi

Arsjad Rasjid,
Direktur Utama PT Indika Energy Tbk.
Foto: Indika Energy 
Jakarta, OG Indonesia -- Pelemahan harga batubara yang berkelanjutan di tahun 2015 memberi dampak terhadap kinerja keuangan PT Indika Energy Tbk (“Perseroan”). Hal itu terungkap dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa Indika di Jakarta, Kamis (28/04).

Di antara perusahaan dalam Grup Indika Energy, produsen batubara Kideco Jaya Agung
mencatat penurunan pendapatan karena volume penjualan yang lebih rendah, ditambah faktor penurunan harga jual batubara rata-rata.  

Sementara, kontraktor batubara Petrosea mengalami penurunan volume pengupasan
lapisan tanah (overburden removal). Lalu perusahaan transportasi dan logistik Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) juga mencatat penurunan kinerja karena berkurangnya volume batubara yang diangkut. 

Sementara perusahaan engineering, procurement, and construction (EPC) Tripatra mengerjakan proyek-proyek besar di tahun 2015 di antaranya penyelesaian proyek Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi. Selain itu, kemajuan dicapai Tripatra pada proyek ExxonMobil Cepu dan proyek ENI Muara Bakau.  

Bisnis perdagangan batubara mencatat peningkatan signifikan dalam volume batubara yang diperdagangkan meningkat lebih dari dua kali lipat dari 3,6 juta ton di tahun 2014 menjadi 8,2 juta ton selama tahun 2015. 

Pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 660MW Cirebon Electric Power (atau lebih dikenal dengan PLTU Cirebon) juga telah beroperasi secara stabil selama tiga tahun dengan kinerja operasional yang sangat baik.

Pada tahun 2015, Perseroan mencatat pendapatan sebesar US$ 1.097,3 juta, hanya sedikit lebih rendah dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya sebesar US$ 1.109,5 juta. 

Perseroan juga berupaya merespon penurunan bisnis dengan melakukan perampingan dan rasionalisasi kegiatan operasional.  Upaya ini membuahkan hasil dengan tercapainya penurunan biaya operasional total sebesar US$ 28,5 juta, yang menunjukkan penurunan sebesar 21,6% dibandingkan tahun 2014. 

“Menyadari beratnya industri batubara, fokus Perseroan adalah menjaga stabilitas keuangan di tingkat induk dan anak perusahaan, serta meningkatkan kinerja seluruh anak perusahaan. Untuk melakukan hal ini, Perseroan terus melakukan pemangkasan biaya, memperketat belanja modal, menjaga cadangan kas dan mengurangi beban utang, seraya mendorong setiap anak perusahaan untuk meningkatkan tingkat utilisasi kapasitas serta memperoleh kontrak dan pelanggan baru,” tutur Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid.

Ke depannya, Perseroan berkomitmen untuk terus mengoptimalkan nilai jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan dengan keyakinan bahwa energi akan tetap menjadi kebutuhan utama bagi dunia. Perseroan terus menjajaki potensi bisnis intensif non-kapital dalam sektor-sektor terkait, yang sesuai dengan kompetensi utama Perseroan. 

“Target pemerintah untuk membangun kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 35.000 MW dapat meningkatkan penyerapan batubara domestik, yang secara bertahap sudah meningkat dari tahun ke tahun.  Pelaksanaan program infrastruktur nasional juga memberi peluang bagi Perseroan dalam bisnis engineering, procurement, and construction (EPC) atau logistik,” tambah Arsjad. 

RUPS Tahunan juga memutuskan Perseroan tidak memberikan dividen kepada pemegang saham dan menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris: 

· Wishnu Wardhana sebagai Komisaris Utama;
· Agus Lasmono sebagai Wakil Komisaris Utama;
· Richard Bruce Ness sebagai Komisaris;
· Muhamad Chatib Basri sebagai Komisaris Independen;
· Boyke W. Mukijat sebagai Komisaris Independen. 

Direksi: 
· M. Arsjad Rasjid P.M. sebagai Direktur Utama;
· Azis Armand sebagai Direktur;
· Eddy Junaedy Danu sebagai Direktur Independen. RH

Bisnis Batubara Turun, Indika Energy Lakukan Perampingan Demi Efisiensi Bisnis Batubara Turun, Indika Energy Lakukan Perampingan Demi Efisiensi Reviewed by OG Indonesia on Jumat, April 29, 2016 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.