Tahun 2045, Sawit Diharapkan Jadi Sumber Aneka Bahan Bakar

Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit
Bayu Krisnamurthi (paling kiri)
menyampaikan Visi Sawit 2045 saat
acara Halal Bihalal BPDP Kelapa Sawit.
Foto: Ridwan Harahap

Jakarta, OG Indonesia -- Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit Bayu Krisnamurthi mengusulkan Visi Sawit 2045 yang menjadi panduan baru sektor sawit Indonesia sampai tahun 2045. Salah satu targetnya adalah agar industri sawit Indonesia dapat mengoptimalkan nilai tambahnya termasuk dimanfaatkan menjadi aneka bahan bakar.

"Sawit Indonesia akan menjadi industri yang mengoptimalkan nilai tambahnya," kata Bayu Krisnamurthi dalam acara Halal Bihalal BPDP Kelapa Sawit di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (21/07). Menurutnya sawit Indonesia tidak lagi hanya memproduksi minyak baik CPO atau PKO tetapi juga menjadi produk yang bernilai termasuk untuk bahan bakar.

Tak hanya dijadikan biodiesel, disampaikan Bayu, sawit Indonesia juga dapat dijadikan bioetanol, gas untuk listrik, hingga biomasa untuk berbagai keperluan. "Tahun 2045 sawit Indonesia akan menjadi industri multiproduk yang terintegrasi," tegasnya.

"Bahan bakar nabati sawit pun tidak hanya dalam bentuk cair seperti biodiesel atau bioetanol, tetapi juga dalam bentuk padat seperti cangkang buah atau dalam bentuk gas seperti listrik yang dihasilkan oleh biogas dari hasil limbah sawit," sambung Bayu.

Dikatakan olehnya, untuk biodiesel sawit pada saat ini memasuki tahap pengembangan yang menentukan dengan investasi di sisi produksi yang sudah berkembang. "Di Indonesia saja, jumlah kapasitas terpasang produksi biodiesel telah mencapai 9,5 juta kilo liter," ucap Bayu.

Namun investasi di sisi logistik dan konsumsi baru sekitar 30% dari jumlah produksi. "Jika investasi sisi logistik dan konsumsi telah mencapai 60 persen saja maka salah satu tulang punggung industri sawit ini akan memasuki kondisi untuk dapat tinggal landas dengan pertumbuhan yang lebih cepat," pungkasnya. RH