Greenpeace Kritik Teknologi Batu Bara HELE

Foto: Istimewa
Jakarta, OG Indonesia -- Asosiasi Batu Bara Dunia, bekerjasama dengan Kementerian ESDM pada Selasa (06/09) kemarin baru saja mempromosikan teknologi HELE  (High Efficiency Low Emissions) untuk digunakan pada pengembangan PLTU batubara di Indonesia, guna merespon komitmen Pemerintah terkait penurunan emisi gas rumah kaca. Greenpeace pun mengkritik keras langkah yang diambil pemerintah tersebut.

Greenpeace mengatetap Pemerintah Indonesia masih tetap bersikeras menggunakan PLTU batubara sebagai sumber listrik Indonesia di tahun-tahun mendatang. 

“Teknologi USC (ultra super critical) pada PLTU batubara hanya meningkatkan efisiensi pembakaran tanpa secara signifikan mengurangi jumlah emisi. Bahkan emisi karbon yang dihasilkan oleh USC masih lebih besar dua kali lipat dari hasil pembakaran gas. Sebagai contoh, untuk satu PLTU batubara Batang yang direncanakan dengan teknologi USC kapasitas 2x1000 MW tetap akan mengeluarkan 10,8 juta ton CO2/tahun yang setara dengan 2,6% emisi Indonesia di sektor energi pada tahun 2010," ungkap Hindun Mulaika Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Kamis (08/09).

Dengan rencana ekspansi PLTU batubara yang masif di bawah proyek 35000 MW, Indonesia hanya akan semakin mengukuhkan dirinya sebagai emiter CObesar di tingkat global.

Pihak Greenpeace pun mengingatkan pemerintah Indonesia untuk menyesuaikan kembali arah pembangunan di sektor energi setelah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030 atau 41% dengan bantuan internasional, pada perjanjian Paris lalu. 

Untuk menahan laju kenaikan suhu di bawah 2 derajat, dunia harus mencapai nol emisi di tahun 2060-2080 yang berarti pada tahun 2050 dunia harus sudah meninggalkan ketergantungannya terhadap energi fosil.

“Keinginan Asosiasi Batubara dan juga pemerintah Indonesia ini sungguh tidak masuk di akal. Seluruh negara di dunia telah memulai transisinya untuk mengembangkan energi terbarukan secara masif.  Sebut saja, 200 PLTU batubara di Amerika telah ditutup, bahkan Cina telah menambah 31 GW tenaga angin pada tahun 2015 dan 15 GW dari tenaga surya," bebernya.

Hindun menambahkan, dukungan terhadap PLTU batubara hanya akan mengunci dan memperlambat pengembangan energi terbarukan di Indonesia. RH
Greenpeace Kritik Teknologi Batu Bara HELE Greenpeace Kritik Teknologi Batu Bara HELE Reviewed by OG Indonesia on Kamis, September 08, 2016 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.