Melantai di Bursa, Aneka Gas Industri Siap Tambah Pabrik

Rachmat Harsono, Wakil Direktur
PT Aneka Gas Industri Tbk (tengah)
Foto: Ridwan Harahap

Jakarta, OG Indonesia -- PT Aneka Gas Industri Tbk (IDX: AGII) mengalokasikan produksi aneka jenis gasnya yang diperuntukkan untuk industri sebanyak 100% untuk kebutuhan industri dalam negeri. 

"Yang paling besar di kita adalah oksigen dan nitrogen, itu untuk domestik semua," kata Rachmat Harsono, Wakil Direktur PT Aneka Gas Industri Tbk, saat acara peluncuran melantainya AGII ke bursa di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (28/09).

Diterangkan oleh Rachmat, ada 5 industri pengguna gas dari AGII, yaitu industri terkait infrastruktur, kesehatan dan rumah sakit, consumer goods serta food and beverages, industri manufacturing dan yang terakhir adalah other manufacturing atau industri lainnya. Untuk other manufacturing mencakup industri smelter, perseroan mengalokasikan sekitar 20% produksi gasnya. 

"Untuk smelter kita suplai gas jenis oksigen dan nitrogen ke sana. Oksigen itu biasanya dibutuhkan untuk pembakaran," terang Rachmat. 

Saat ini AGII memiliki 44 pabrik dan 80 filling stations yang tersebar di 22 provinsi di Indonesia. "Dan jumlah tersebut akan bertambah setelah IPO ini," ujar Rachmat. Dijelaskan olehnya, produksi aneka gas dari AGII diperoleh dari udara di sekitar plant atau lokasi pabrik. 

"Gasnya dari udara. Dari 44 plant kita itu 32 di antaranya adalah plant udara. Jadi masih banyak yang bingung Aneka Gas Industri itu seperti apa, karena masih banyak yang berpikir gasnya itu seperti yang dipasok PGN, tapi kita bukan, produksinya dari udara yang di-purified, di-compressed, terus dipisah-pisah menjadi oksigen, nitrogen, dan sebagainya," paparnya panjang.

AGII resmi melantai di bursa pada hari ini sehingga tercatat sebagai emiten ke 535 dan emiten ke 4 pada tahun 2016 ini. Harga saham AGII yang ditawarkan Rp 1.100 per lembar saham. Rencananya, sekitar 40% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal, 40% digunakan untuk pembayaran sebagian pinjaman perseroan, dan 20% akan digunakan untuk memenuhi biaya modal kerja perseroan.

"Dari awal kita sudah optimis sampai akhirnya memutuskan IPO karena keunggulan kompetitif dari kita yaitu sebagai produsen gas industri pertama di Indonesia yang Go Public dengan jaringan terluas dan tersebar," pungkasnya. RH