Pengusaha Hutan Siap Dukung Pengembangan Energi Biomassa

Indroyono Soesilo, Ketua Umum
Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia.
Foto: Hrp

Jakarta, OG Indonesia -- Indonesia memiliki potensi biomassa sebagai sumber energi terbarukan yang luar biasa besar. Tak heran banyak yang menjuluki Indonesia sebagai Arab Saudinya energi biomassa dunia.

"Indonesia adalah Saudi Arabianya energi biomassa," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo dalam diskusi di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Jumat (10/03). 

Dan potensi biomassa yang masih belum dikembangkan adalah yang berasal dari industri kehutanan. "Kalau kita bicara usaha kehutanan ada enam (macam), tapi yang sekarang kita sibuk hanya Hutan Tanaman Industri dan Hutan Alam. Padahal unit usaha yang lain di bidang kehutanan juga harus dikembangkan, termasuk energi biomassa," ucap Indroyono.

Dipaparkan olehnya, saat ini ada sekitar 124 juta hektare lahan hutan yang ada, di mana separuhnya atau sekitar 60-65 juta hektare dimanfaatkan untuk pertanian. "Yang separuh lagi lahan marjinal, lahan yang tandus, yang sebenarnya bisa untuk energi," ucapnya.

Energi biomassa dari hutan yang bisa dimanfaatkan antara lain limbah-limbah Hutan Tanaman Industri, sampai aneka tanaman energi yang tumbuh di hutan. Karena itu menurutnya, sudah seharusnya Indonesia mengembangkan energi biomassa, di mana pengusaha hutan siap diarahkan untuk mengembangkan energi biomassa tersebut. "Kita bisa pakai hasil dari kayu, hasil dari tanaman industri untuk biomassa sebagai pembangkit listrik," tuturnya.

Untuk mendukung pemanfaatan energi biomassa sebagai sumber energi pembangkit listrik tersebut, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini berharap agar Kementerian ESDM konsisten dalam menerapkan regulasi terkait investasi di sektor energi baru terbarukan. "Konsistensi sangat kami harapkan," ucapnya.

Saat ini pemanfaatan energi biomassa untuk pembangkit listrik masih sangat kecil, yaitu hanya 129 Megawatt (MW). "Untuk biomassa ini sudah siap 30 perusahaan masuk," ungkap Indroyono. RH