APMI Sebut Produksi Minyak 1 Juta BPH Bisa Tercapai, Tapi Ada Syaratnya

Jakarta, OG Indonesia -- Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas, dan Panas Bumi Indonesia (APMI) Wargono Soenarko menyebut visi produksi minyak 1 juta barel per hari di tahun 2030 yang belakangan di gadang-gadang oleh SKK Migas bisa saja tercapai. Namun untuk merealisasikannya, Wargono menegaskan ada syarat-syarat yang harus dilakukan.

"Kalau kami menyatakan bisa, ada syarat-syaratnya, yaitu kerja sama antara Pemerintah, pelaksana pekerjaan yang anggota APMI, dan KKKS," ucap Wargono dalam webinar dengan tema "Upaya Semua Stakeholder dalam Menuju Target 1 Juta Barel Per Hari 2030" yang diadakan APMI dan Tender Indonesia, Kamis (12/11/2020).

Dari pihak Pemerintah, APMI mengharapkan adanya peraturan yang tegas, namun sifatnya mengasuh kepada semua pihak terkait. "Kalau kita ini anaknya, Pemerintah bisa memberi bimbingan, memberi arahan, tidak justru mempersulit," jelas Wargono. 

Dengan kondisi demikian maka iklim investasi hulu migas tentu akan bergairah bagi pelaku usaha, termasuk perusahaan-perusahaan penunjang migas yang jadi anggota APMI. Apalagi di tengah situasi pandemi COVID-19 dan masih fluktuatifnya harga minyak. "Anggota kami (saat ini) agak sakit. Kalau saja diberi standar yang terlalu tinggi, mungkin makin sakit. Jadi mungkin Pemerintah bisa memberi batasan, tetapi juga memmberi pengarahan sebaiknya bagaimana," paparnya.

Sementara dari para KKKS, APMI menanti komitmennya atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh para perusahaan penunjang migas. Dia membuka data, bahwa banyak piutang dari anggota APMI yang tagihannya belum dibayar oleh banyak KKKS. "Tumpukan piutang itu dulu pernah kita hitung hampir 300 juta US dollar yang sampai sekarang belum dibayar," ungkap Wargono.

Sedangkan dari perusahaan penunjang migas, Wargono juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antara sesama perusahaan penunjang migas, termasuk antara perusahaan BUMN dan swasta. "Jadi mungkin PDSI, Elnusa, bisa mengajak perusahaan-perusahaan yang agak sempoyongan bekerjasama supaya bisa lebih kuat," tuturnya. "Itu syaratnya supaya tahun 2030, 1 juta barel," sambungnya. RH