Grup Astra Tertolong Penjualan Alat Berat dan Menguatnya Harga Batu Bara


Jakarta, OG Indonesia -- 
PT Astra International Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatan selama semester I 2021. Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan bersih PT Astra International Tbk sebesar Rp 107,39 triliun pada semester I 2021. Realisasi pendapatan itu tumbuh 19,60 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 89,79 triliun.

Kendati demikian, laba bersih perseroan hanya mencapai Rp 8,8 triliun pada semester I 2021. Realisasi laba bersih itu turun 22,38 persen dibandingkan semester I 2020 sebesar Rp 11,3 triliun.

Meskipun kondisi bisnis telah membaik, kinerja Grup masih akan menantang hingga akhir tahun ini, mengingat kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih akan terdampak oleh situasi pandemi COVID-19 di Indonesia yang sangat memprihatinkan akhir-akhir ini," kata Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur PT Astra International Tbk dalam keterangan resminya, Kamis (29/7/2021).

Sementara itu dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, laba bersih grup Astra naik 13% menjadi Rp2,7 triliun. Raihan ini terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan alat berat Komatsu dan menguatnya harga batu bara.

Dari PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 11% menjadi Rp4,5 triliun. Di mana penjualan alat berat Komatsu meningkat 60% menjadi 1.361 unit, sementara pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat.

Dari kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatatkan penurunan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 3% menjadi 409 juta bank cubic metres, sementara produksi batu bara naik sebesar 3% menjadi 58 juta ton.

Sedangkan anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 12% menjadi 6,3 juta ton, termasuk penjualan 1,4 juta ton metallurgical coal.

Lalu, PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 5% menjadi 176.000 ons.

Seementara PT Acset Indonusa Tbk (Acset), anak perusahaan yang 64,8% sahamnya dimiliki UT, melaporkan rugi bersih sebesar Rp153 miliar, terutama karena perlambatan penyelesaian beberapa proyek yang sedang berjalan dan berkurangnya proyek pekerjaan konstruksi selama masa pandemi. R2

Grup Astra Tertolong Penjualan Alat Berat dan Menguatnya Harga Batu Bara Grup Astra Tertolong Penjualan Alat Berat dan Menguatnya Harga Batu Bara Reviewed by Ridwan Harahap on Jumat, Juli 30, 2021 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.