Ternak Jangkrik, Asa Baru Pemuda Desa Tanjung di Kala Pandemi

Mumu Najmudin tengah memberi pakan untuk
jangkrik-jangkrik di kotak pembesaran.
Foto: Ridwan Harahap

Karawang, OG Indonesia --
Tahun baru 2020 dengan segala harapannya baru saja menjelang. Namun Mumu Najamudin tampak bingung dengan masa depannya. Sebab kontrak pekerjaan pengecoran jalan untuknya di sebuah proyek jalan tol baru saja berakhir. Dia pun terpaksa pulang ke kampung halamannya di Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Tak dinyana beberapa bulan berselang pandemi Covid-19 melanda dunia. Mumu pun kian termangu.

Diungkapkan Mumu, persoalan serupa banyak dialami oleh pemuda lainnya di Desa Tanjung. Tanpa aktivitas di usia yang produktif. Ada yang kontrak pekerjaannya sudah habis di luar kota. Tidak sedikit yang terpaksa dirumahkan karena pembatasan aktivitas selama masa pandemi Covid-19. Sementara para pemuda yang baru lulus sekolah bingung dan kesulitan untuk mencari pekerjaan.  

Di tengah kegalauan, banyak pemuda Desa Tanjung yang justru terjebak pada kegiatan tidak produktif, seperti kecanduan game online yang justru lebih banyak membuang uang. “Di sini banyak yang nganggur, terus main game online, termasuk saya,” kenang Mumu saat bercerita kepada OG Indonesia yang berkunjung ke Desa Tanjung, Kamis (14/10/2021).

Beruntung PT Pertamina Gas (Pertagas) Operation West Java Area bisa menangkap permasalahan sosial tersebut berbekal informasi dari Jubaedah atau akrab disapa Mak Edah, warga Desa Tanjung yang jadi salah satu Local Hero Pertagas. Bekerja sama dengan Kelompok Taruna Tani Nugraha, Pertagas kemudian berupaya mengatasi problema yang dihadapi para pemuda Desa Tanjung. Pertagas sebagai afiliasi dari subholding gas Pertamina sendiri memiliki Stasiun Kompresor Gas (SKG) di Kecamatan Cilamaya, Karawang. Di mana salah satu ruas pipa gas Pertagas melewati Kecamatan Banyusari, lokasi di mana Kelompok Taruna Tani Anugrah berada.

Ide pun muncul dari Kelompok Tani Taruna Nugraha untuk merintis budi daya jangkrik mengingat tingginya permintaan jangkrik untuk pakan burung di tengah tren burung berkicau selama masa pandemi. Selain itu banyaknya lahan kosong yang tidak terpakai di sekitar rumah penduduk Desa Tanjung juga sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai lokasi untuk beternak jangkrik.

Bantuan 26 Kotak Pembesaran Jangkrik

Inisiatif tersebut mendapat respon positif dari pihak Pertagas. Bantuan awal pun turun berupa kotak-kotak kayu untuk tempat jangkrik, bangunan sederhana yang menaungi kotak-kotak kayu, telur-telur jangkrik untuk pembesaran pertama, serta pelatihan cara budi daya jangkrik yang baik dan benar. “Untuk bantuan awal kita bantu sekitar 26 box untuk budi daya jangkrik untuk 13 orang anggota,” ujar Tedi Abadi Yanto, Head of External Relations East Region Pertagas ketika menemani OG Indonesia berkunjung ke lokasi budi daya jangkrik di Desa Tanjung, Kamis (14/10/2021).

Program yang bergulir sejak September 2020 ini sekarang sudah menjadi rutinitas baru bagi pemuda Desa Tanjung. Sejatinya, beternak jangkrik tidak terlalu sulit. Apalagi pakan alami untuk jangkrik seperti klaras atau daun pisang kering, batang pisang, eceng gondok, dan ganggang sungai, sangat mudah didapatkan di Desa Tanjung. Pembesaran jangkrik dari telur sampai siap panen pun tidak terlalu lama, sekitar 35-36 hari. Secara teknis, kendala hanya soal cuaca di mana jika udara dingin kebanyakan jangkrik tidak berkembang karena enggan mencari makan ke bagian atas kotak. “Makanannya di atas, dia enggak mau keluar, di bawah saja. Selain itu paling kendala hama kayak cecak atau burung,” tutur Mumu.

Dia menceritakan, dari kotak pembesaran jangkrik dengan ukuran dimensi panjang 240 cm, lebar 120 cm, dan tinggi 60 cm, bisa diperoleh hasil panen sekitar 18-20 kilogram jangkrik. Harga jualnya tergantung pasar, sekitar Rp16.000-Rp17.000 per kilogram. Bisa juga sampai Rp20.000 per kilogram jika pasokan jangkrik sedang langka. “Setiap panen bisa dapat Rp500.000, itu sudah bersih. Kalau usaha jangkrik tidak pernah tekor, paling draw,” ucap Mumu sambil tertawa.

Atas program Corporate Social Responsibility (CSR) budi daya jangkrik dari Pertagas, Mumu dan para pemuda Desa Tanjung merasa bersyukur bisa memiliki penghasilan tetap di tengah situasi sulit saat ini. “Alhamdulillah, senang dikasi kerjaan, sudah lama enggak kerja dikasih modal cuma-cuma,” ujar Mumu.

Pendampingan dan Tantangan

Pihak Pertagas sendiri tak lepas tangan atas kegiatan budi daya jangkrik yang dijalankan oleh pemuda-pemuda Desa Tanjung. Pendampingan dengan mengadakan pelatihan rutin tetap dilakukan. Seperti saat ini para pemuda tengah mendapat pelatihan cara menghasilkan telur-telur jangkrik sendiri. “Sekarang untuk telur sedang belajar menetaskan pakai telur sendiri dari sini,” sambung Tedi.

Pertagas juga memberikan tantangan kepada Kelompok Taruna Tani Nugraha untuk bisa melipatgandakan kegiatan usaha ternak jangkrik dengan cara mengajak pemuda lain di Desa Tanjung untuk turut ikut budi daya jangkrik. Tak heran saat ini jumlah kotak jangkrik di Desa Tanjung sudah bertambah menjadi 40 kotak dari sebelumnya 26 kotak. “Pertagas bilang, setelah dikasih 26 kotak, kalau bisa berkembang nanti akan ada kejutan. Ini jadi tantangan juga buat kita-kita untuk mengembangkan budi daya jangkrik ini,” tambah Mumu.

Menurut Risna Resnawaty, Pengamat CSR yang juga Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran, kegiatan budi daya jangkrik sebagai respon terhadap tren memelihara burung berkicau pada saat pandemi merupakan sesuatu hal yang menarik. “Ini merupakan contoh positif kegiatan kewirausahaan bagi para pemuda, untuk mengajak mereka memanfaatkan peluang yang ada,” tutur Risna kala dihubungi OG Indonesia, Senin (25/10/2021).

Sebagai langkah selanjutnya, Risna menyarankan agar pihak Pertagas sebagai pihak yang menggulirkan program CSR dapat terus melatih jiwa para pemuda Desa Tanjung agar lebih kreatif. Alasannya sederhana, kegiatan wirausaha yang berbasis tren untuk permintaannya dapat bersifat naik turun. “Untuk membuat kegiatan wirausaha ini sustain, maka perlu pendampingan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam berwirausaha,” tegas Risna. (Ridwan Harahap)

Ternak Jangkrik, Asa Baru Pemuda Desa Tanjung di Kala Pandemi Ternak Jangkrik, Asa Baru Pemuda Desa Tanjung di Kala Pandemi   Reviewed by Ridwan Harahap on Senin, Oktober 25, 2021 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.