Sampang, OG Indonesia -- Pagi itu, Selasa (17/6/2025) Tim SKK Migas, Husky CNOOC Madura Limited (HCML), dan sejumlah awak media, bergegas menuju dermaga pelabuhan yang ada di Kabupaten Sampang di Pulau Madura, Jawa Timur. Tim yang berjumlah sekitar delapan orang tersebut menaiki perahu kecil dari pelabuhan Tanglok, bersiap menuju Pulau Mandangin, salah satu pulau dari gugusan Pulau Madura, yang berpenduduk sekitar 22 ribu jiwa dengan luas sekitar 1.650 Km2.
Dengan menaiki perahu kecil yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai ‘Ngettek Ka Mandangin’, perahu melaju selama kurang lebih 60 menit. Sepanjang perjalanan Tim menikmati indahnya laut yang berwarna biru. Tim sampai di dermaga Pulau Mandangin dan disambut dengan angkutan darat, semacam ‘odong-odong’ untuk menuju ke Gedung Serbaguna Harmoni Mandangin yang dibangun oleh SKK Migas dan HCML yang baru diresmikan pada 17 Februari 2025.
Lokasi gedung ini tidak terlalu jauh dari dermaga Pulau Mandangin. Gedung ini biasanya dimanfaatkan warga untuk olahraga, terutama untuk bermain bulutangkis. Namun gedung ini juga serbaguna, karena kerap dipakai untuk pesta pernikahan warga pulau.
Di gedung serbaguna ini, Tim disambut Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pulau Mandangin, Haji Wasin H. Awza'ie dan warga sekitar. Panjang lebar Haji Wasin bercerita tentang manfaat yang diterima oleh warga berkat adanya kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi yang dilakukan HCML di sekitar laut pulau Mandangin.
Menurutnya, pembangunan GOR Harmoni Mandangin sebagai sarana olahraga sangat bermanfaat bagi warga Pulau Mandangin. “Tempat olahraga ini sangat bermanfaat bagi masyarakat pulau, warga jadi makin sehat karena berolahraga," ujar Haji Wasin dengan dialek Madura yang kental.
Di lokasi ini, Tim sempat menyaksikan beberapa anak muda sedang bermain bulutangkis dengan ceria dan penuh semangat. Kiranya, manfaat program pengembangan masyarakat lewat gedung serbaguna ini bisa dirasakan langsung oleh warga pulau Mandangin.
Dukung Produk Olahan Makanan dari UMKM Lokal
Dari gedung serba guna Pulau Mandangin, Tim lanjut menemui warga sekitar yang memperkenalkan produk-produk UMKM di balai desa. Di lokasi ini, terlihat ibu-ibu menjajakan dagangan UMKM yang dibina oleh HCML dan Medco E&P Sampang.
Beberapa produk olahan makanan dari UMKM ini ternyata sudah dikemas dalam bentuk yang cantik dan rapih. Terlihat produk makanan ini telah di-packaging dengan kemasan eksklusif dan rapih. Ada sekitar 20 item makanan yang dijual ibu-ibu warga Pulau Mandangin dan diperkenalkan kepada Tim yang datang, di antaranya donat, sambal kemasan, keripik dan makanan tradisional lainnya.
“Dari jualan produk UMKM ini, anggota sudah memiliki penghasilan sendiri yang kita bagikan setiap minggu sekali dari keuntungan menjual produk olahan makanan,“ kata Rizkia, Kordinator kedai olahan makanan UMKM.
Menurut Rizkia, untuk menghasilkan produk olahan makanan yang sehat dan kemasan yang bagus, dirinya dan beberapa anggota dibekali pelatihan selama empat hari oleh HCML. “ Kami diberikan kesempatan untuk eksplor produk olahan ini," ucap Rizkia bersemangat.
Rizkia dan anggotanya mengaku, sebelumnya mereka juga telah mendapatkan pembinaan pengeloaan UMKM dari Medco E&P Sampang (red: sebelumnya Santos).
Rizkia dan warga Pulau Mandangin berharap pembinaan produk olahan makanan ini, bisa terus berlanjut agar produk-produk olahanan makanan warga Pulau Mandangin bisa bersaing di tingkat nasional.
Sambal Khas Pulau Mandangin
Setelah menikmati produk olahan makanan milik warga Pulau Mandangin, Tim pun diajak makan siang di salah satu rumah warga, yaitu Haji Muwafiq. Di sana, Tim disambut dengan senyum yang sangat ramah, diajak ngobrol santai di rumahnya yang sejuk dan nyaman.
Hari memasuki siang, di rumah Haji Muwafiq ini Tim diajak makan siang dengam menu khas hidangan ikan dan sayur oyong. “Ayo tambah lagi pak, ini ikannya seger-seger loh,“ ujar Haji Muwafiq.
Haji Muwafiq adalah warga asli Pulau Mandangin. Sejak kecil hingga memiliki cucu, dirinya sangat mengetahui kondisi Pulau Mandangin. “Dulu tahun 87-an kalau mau makan ikan kerapu tinggal serok aja karena ada di tepi pantai yang berkarang di pulau ini," cerita Haji Muwafiq.
Di rumah Haji Muwafiq ini Tim bertemu anaknya yang juga ibu muda bernama Diana Savitri (26) dan suaminya, Burhan. Keduanya adalah penerima manfaat Program Pengembangan Masyarakat (PPM) SKK Migas – HCML dan Medco E&P Sampang, lewat usaha produk sambal khas pulau Mandangin.
Produk sambal yang sudah dikemas ini, tidak hanya dinikmati warga Pulau, tapi juga dijual dan dipesan oleh pembeli dari berbagai daerah seperti Surabaya, Malang, Jakarta, Jawa barat, bahkan ke Bali.
Diana Savitri didampingi suaminya, Burhan pun kemudian bercerita terkait bisnis sambal. “Sebelum ada pelatihan kita melakukan pembuatan atau pengemasan sambal dilakukan secara tradisional. Namun setelah dilakukan pelatihan ada perkembangan ke arah yang lebih baik," jelas Diana.
"Pelatihan yang dilakukan tidak hanya membuat kemasan yang bagus tapi juga diajari bagaimana menjadikan label halal dan jualan secara online,” sambungnya.
Menurut Diana, saat ini penjualan produk sambalnya cukup tinggi karena banyak pesanan dari luar pulau sehingga sempat membuat dirinya kewalahan memenuhi pesanan, apalagi ia baru saja melahirkan anak pertama.
Bersama warga pulau, Diana dan Burhan menjual sambal dalam kemasan botol kecil seharga Rp25.000, untuk semua varian rasa. Diana mengaku sempat khawatir karena jika dikirim dengan jarak yang jauh dan lama produknya tidak tahan lama karena tanpa bahan pengawet. “HCML menawarkan bagaimana produk sambal ini bisa tahan lama, sehingga bisa dikirim diseluruh wilayah Indonesia," ungkapnya.
Menurut Diana, sambalnya memiliki ciri khas aroma daun jeruk, dengan varian sambal udang, cumi, tongkol, telur rajungan. “Kalau dinikmati dengan nasi hangat aja, ditambah kerupuk udah enak," ucap Diana yang diamini suaminya, Burhan.
Diana memberi nama sambal khas Pulau Mandangin dengan nama Sambal Dapur Haidar, yang diambil dari nama adiknya yang memang menyukai sambal.
Setelah menikmati makan siang dan bercerita tentang sambal, Tim pun pamit untuk kembali dan meninggalkan Pulau Mandangin.
Pastinya masih ada kerinduan dan ingin bercerita lebih banyak lagi tentang warga Pulau Mandangin, dari senyum dan keramahan warga, sampai sambutan yang tulus membekas di hati, seperti sebuah keluarga yang terasa begitu dekat.
Kiranya eksplorasi minyak dan gas bumi yang dilakulan di Mandangin juga bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Pulau Mandangin lewat program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan HCML dan Medco E&P Sampang. RH
