Kembangkan Potensi Migas Kangean, KEI Bangun Komunikasi untuk Hindari Kesalahpahaman dengan Masyarakat
![]() |
Humas KEI intens menjalin komunikasi dengan masyarakat di sekitar daerah operasi Blok Kangean. Foto-foto: Dok. SKK Migas |
Sumenep, OG Indonesia -- Dalam menjalin hubungan dengan masyarakat di sekitar daerah operasi minyak dan gas bumi (migas), Kangean Energy Indonesia (KEI) menilai perlu sentuhan dan gaya komunikasi yang baik serta terus melakukan silaturahim kepada semua stakeholder sehingga potensi kesalahpahaman antara perusahaan dengan masyarakat bisa dikurangi semaksimal mungkin.
"Masyarakat Indonesia itu sebenarnya masyarakat yang punya kepedulian, tenggang rasa, dan persaudaraan yang kuat," ucap Ahmad Baidowi, Community Development Officer KEI kepada awak media, kala ditemui di kantornya di Sumenep, pulau Madura, Jawa Timur, Rabu (18/6/2025).
Namun relasi antara perusahaan dan masyarakat bisa juga terganggu. Seperti dalam sepekan terakhir, kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kangean (GMK) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep. Para mahasiswa menolak rencana survei seismik tiga dimensi (3D) KEI yang akan dilakukan di perairan dangkal West Kangean, Sumenep.
Ahmad Baidowi menerangkan untuk menangani relasi yang kurang terjalin dengan masyarakat perlu dilakukan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. "Dengan komunikasi yang baik, potensi kesalahpahaman, apalagi nanti ada tuntutan-tuntutan yang tidak wajar, saya kira itu bisa sama-sama dihindari," terangnya.
Dia menambahkan, memang ada tantangan tersendiri mengngat masyarakat di sekitar daerah operasi migas perusahaan cenderung majemuk dalam arti punya kepentingan yang berbeda-beda.
"Itu pasti harus selalu kita ajak untuk komunikasi. Membangun kepercayaan bahwa tidak ada hal-hal yang kita sembunyikan, saling terbuka, itu salah satu kuncinya. Kalau komunikasi baik, silaturahim juga baik, saya kira bisa kita hindarkan potensi konflik di masyarakat," tuturnya.
Selain komunikasi yang baik secara intens, Ahmad Baidowi menambahkan bahwa perusahaan juga harus selalu jujur dalam menyampaikan segala sesuatu kepada masyarakat.
![]() |
Ahmad Baidowi, Community Development Officer KEI. |
"Jangan sampai kepercayaan yang sudah kita bangun menjadi berkurang, jadi luntur. Karena kalau kepercayaan sudah luntur, info-info hoax, info-info yang tidak bertanggungjawab itu di media sosial akan sangat mudah mempengaruhi paradigma di masyarakat serta hubungan dengan perusahaan," tegasnya.
"Jadi potensi-potensi yang merugikan harus sedini mungkin kita antisipasi sehingga tidak menghambat potensi pengembangan lapangan atau pencarian oil and gas di daerah operasi kita," pungkasnya.
Seperti diketahui, KEI saat ini tengah memproduksi gas dari Lapangan Pagerungan dan Lapangan Terang Sirasun Batur (TSB) di Blok Kangean, Jawa Timur. Lapangan Gas Pagerungan ditemukan pada tahun 1985, dan mulai berproduksi pada tahun 1994. Produksi gas dan kondensat di Kangean saat ini berasal dari sumur onshore dan offshore di reservoir Ngimbang dan Rancak di kawasan Pagerungan. Puncak produksi gas dicapai pada tahun 1998 – 2001 dengan laju produksi gas sebesar 350 – 450 MMSCFD.
Saat ini, Pagerungan masih menjadi penghasil gas penting bagi Jawa Timur yang dimanfaatkan terutama untuk sektor listrik dan petrokimia. KEI pun masih melakukan upaya eksplorasi migas di wilayah tersebut. RH
