Jakarta, OG Indonesia -- Dalam rangka meningkatkan produksi minyak dan gas nasional sebagai wujud kontribusi industri hulu migas dalam mencapai ketahanan energi nasional, pada hari Senin (16/6/2025) sekitar 1.600 praktisi dan pelaku industri hulu migas dari Kementerian ESDM, SKK Migas, KKKS, akademisi serta technology provider hadir dalam kegiatan Rapat Kerja (Raker) Eksploitasi Industri Hulu Migas 2025 yang berlangsung selama 3 hari. Hal ini menunjukkan sinergitas dan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan produksi dan lifting migas nasional.
Pada pembukaan Raker tersebut hadir antara lain Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi Migas sekaligus Ketua Satgas Peningkatan Lifting Migas Nanang Abdul Manaf, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Ariana Soemanto, Deputi Eksploitasi SKK Migas Taufan Marhaendrajana, Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja Rikky Rahmat Firdaus, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Eka Bhayu Setta, Pengawas Internal SKK Migas Ibnu Suhaendra, Wakil Kepala BPMA Aceh Nizar Saputra dan jajaran manajemen KKKS.
Pada laporan kegiatan pelaksanaan kegiatan mewakili panitia Raker, Kepala Divisi Penunjang Operasi SKK Migas Hendratmi Susilowati menyampaikan tema Raker tahun ini adalah "Sinergi Kemandirian Energi dari Transformasi Percepatan Proyek dan Keandalan Fasilitas untuk Peningkatan Produksi Hulu Migas". Kegiatan Raker Eksploitasi 2025 adalah sinergi dari tiga Divisi yaitu Divisi Manajemen Proyek, Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas serta Divisi Penunjang Operasi SKK Migas.
"Melaksanakan sinergi itu tidak mudah, tapi harus terus dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan seperti pengelolaan operasional, lingkungan, pengelolaan proyek, sosial kemasyarakatan dan lainnya," ucap Hendratmi.
Pada Raker ini pada hari kedua akan dilaksanakan dalam enam breakout room (BO) yaitu : BO 1 - Manajemen Proyek, BO - 2 Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas, BO – 3 Metering, BO – 4 Perkapalan, BO - 5 FPL (Fasilitas Penunjang dan Logistik) & K3LL (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindungan Lingkungan), BO – 6 BO 6 Digitalisasi dan Hackathon (IOC) Forum.
Mewakili sekaligus menyampaikan sambutan Kepala SKK Migas, Deputi Eksploitasi Taufan Marhaendrajana menyampaikan dari pembahasan pada raker ini diharapkan sejumlah output akan dapat dihasilkan, yaitu tambahan produksi, tambahan program filling the gap, efisiensi biaya, percepatan proyek, serta peningkatan keandalan dan kinerja fasilitas. Diharapkan semua perserta raker untuk memberikan kontribusi terbaiknya sehingga output-output yang kita harapkan tersebut dapat tercapai secara maksimal.
Taufan menyampaikan berdasarkan data hingga Mei menunjukkan bahwa incident rate tahun ini lebih rendah dari tahun sebelumnya dan masih berada di bawah batas atas KPI SKK Migas. "Ini menunjukkan adanya perbaikan dalam kinerja K3LL industri hulu migas. Namun, pencapaian ini jangan sampai membuat lengah. Pada akhirnya, kecelakaan bukan perkara statistik semata, tetapi perkara Kesehatan dan keselamatan pekerja dan juga dampaknya terhadap lingkungan," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Deputi Eksploitasi menyampaikan kabar baik yaitu tren produksi migas cenderung stabil dan meningkat untuk minyak dan sudah meningkat untuk gas dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini menjadi titik kritis bagi SKK Migas dan KKKS untuk melakukan evaluasi dan continous improvement terkait efektivitas operasional hulu migas.
Saat ini beberapa proyek dengan potensi percepatan dan optimalisasi dalam waktu dekat. Proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) direncanakan untuk dapat onstream lebih cepat dari jadwal sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan produksi. Selain itu, Lapangan Forel dan Terubuk yang baru saja onstream juga memberikan tambahan optimisme kita dalam mencapai target nasional. Taufan mendorong KKKS untuk menjalin kerja sama dengan provider-provider teknologi yang mampu meningkatkan produksi.
Taufan menyampaikan industri hulu migas percaya diri bahwa produksi migas nasional berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai target. SKK Migas tetap berkomitmen penuh untuk menjaga ketahanan energi nasional melalui manajemen operasi hulu migas yang andal, efisien dan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai target produksi, aspek kualitas manajemen proyek juga menjadi aspek yang sangat penting.
Di tahun 2025, direncanakan untuk menyelesaikan 15 proyek strategis hulu migas dengan target produksi minyak sebesar 21.764 BOPD dan produksi gas sebesar 237 MMSCFD. Besaran capital expenditure proyek-proyek ini secara total mencapai sekitar US$833 juta atau sekitar Rp 13,4 triliun.
Terkait, penurunan produksi alami pada lapangan- lapangan migas yang sudah mature, Taufan mengharapkan agar dilakukan pendekatan yang terstruktur dan berbasis risiko, aktivitas pemeliharaan fasilitas tidak hanya mencegah gangguan produksi tetapi juga memastikan keberlanjutan operasi dari keseluruhan sistem produksi. "Khusus untuk fasilitas yang sudah mature, program pemeliharaan fasilitas dengan pendekatan risk-based akan mendorong KKKS untuk mengadopsi predictive maintenance initiatives guna meningkatkan akurasi terhadap prediksi," terangnya.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyapa peserta Raker dan menyampaikan harapannya. Pada kesempatan tersebut, Kepala SKK Migas menyampaikan selamat atas pelaksanaan Raker Eksploitasi Industri Hulu Migas 2025.
Dalam pesannya, Djoko Siswanto menyampaikan agar para peserta dapat saling sharing informasi dan pengalaman di KKKS masing-masing untuk meningkatkan kinerja disetiap KKKS melalui diskusi yang lebih kaya dan ide-ide yang lebih solutif bahkan out of the box untuk meningkatkan kinerja kita bersama. Kemudian hasil dari Raker ini adalah meningkatkan produksi minyak dan gas agar target pada Work Program & Budget maupun APBN 2025 dapat tercapai. RH