Jakarta, OG Indonesia -- Keriuhan hiruk pikuk menambah semarak suasana pagi itu di pesisir Pulau Sabira saat puluhan peserta dan ratusan pengunjung menghadiri Festival Mancing Pulau Sabira 2025. Kegiatan dua hari yang digelar pada akhir September ini menjadi momen kolaborasi untuk mempromosikan keindahan wisata bahari, sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir melalui penguatan UMKM lokal dan kegiatan konservasi lingkungan di Pulau Sabira.
Festival Mancing Pulau Sabira 2005 terselenggara berkat sinergi antara PT Pertamina Hulu Energi OSES (PHE OSES) dan berbagai pihak, di antaranya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, Suku Dinas Kebudayaan, Sudin Koperasi dan UMKM, Sudin Perhubungan, BPBD, Sudin Kesehatan, serta dukungan aparat TNI-Polri dan Satpol PP
Sejak pagi pada hari pertama, para peserta berkumpul di Pelabuhan Muara Angke untuk melakukan registrasi ulang sebelum bertolak menuju Pulau Sabira. Sekitar pukul 10.00 WIB, rombongan tiba di lokasi disambut rintik hujan yang sempat menunda pembukaan acara.
Namun semangat panitia dan warga Sabira tak surut. Acara resmi dibuka dengan penuh kehangatan oleh Wakil Camat Kepulauan Seribu Utara, Yulihardi, bersama Lurah Pulau Harapan, Yusup, dan Ketua Panitia, Gunawan, serta dimeriahkan dengan penampilan tari tradisional anak-anak Sabira yang mencuri perhatian.
Usai pembukaan, kegiatan utama yakni lomba memancing digelar pada pukul 13.00 hingga 17.00 WIB. Para peserta menjajal hampir seluruh sisi pulau untuk mencari spot terbaik, menciptakan suasana kompetitif namun penuh keakraban. Hasil tangkapan kemudian dinilai untuk menentukan pemenang kategori ikan terberat dan terpanjang
Tak hanya fokus pada wisata dan hiburan, Festival Mancing Pulau Sabira juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Selama kegiatan berlangsung, sebanyak 24 pelaku UMKM yang membuka stan bazar dan 21 penginapan lokal di Pulau Sabira mengalami peningkatan pendapatan berkat kedatangan peserta dan wisatawan. Hal ini menjadi bukti bahwa aktivitas wisata bahari mampu menggerakkan roda ekonomi lokal secara langsung.
Selain aspek ekonomi, festival ini juga mengedepankan nilai edukatif dan konservatif. Pada hari kedua, peserta diajak mengenal lebih dekat upaya pelestarian penyu sisik spesies langka yang menjadi ikon ekosistem laut Sabira. Bersama Agung, Koordinator Konservasi Penyu, para peserta menyaksikan proses perawatan tukik sekaligus turut serta dalam pelepasan tukik ke laut sebagai simbol komitmen menjaga keberlanjutan lingkungan.
Head of Communication Relations & CID PHE OSES Indra Darmawan menyampaikan kegiatan ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan potensi daerah pesisir secara berkelanjutan.
"Festival Mancing Pulau Sabira tidak hanya menjadi ajang promosi wisata, tetapi juga sarana untuk menumbuhkan semangat kebersamaan antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa ekonomi lokal, budaya, dan konservasi dapat berjalan seiring untuk menciptakan keberlanjutan bagi masyarakat pesisir," ujar Indra.
Sementara itu, Ketua Panitia Gunawan mengungkapkan apresiasi atas antusiasme masyarakat dan peserta yang datang dari berbagai daerah.
"Kami sangat bersyukur dan bangga karena kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan banyak pihak. Harapannya, Festival Mancing ini dapat menjadi agenda tahunan yang mampu menarik lebih banyak wisatawan dan membawa manfaat ekonomi bagi warga Pulau Sabira," tuturnya.
Melalui kegiatan ini, PHE OSES ingin menunjukkan bahwa Pulau Sabira memiliki potensi lebih dari sekadar destinasi wisata memancing. la juga menjadi contoh nyata bagaimana wisata, ekonomi lokal, dan konservasi dapat berjalan seiring dalam harmoni.
Festival Mancing Pulau Sabira diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang memperkuat daya tarik wisata bahari Kepulauan Seribu, mendorong perputaran ekonomi masyarakat pesisir, serta menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kelestarian laut Indonesia. Dini
Reviewed by Ridwan Harahap
on
Rabu, Oktober 15, 2025
Rating:
