| Industri batik di Tanjung Jabung Timur mulai tumbuh sejak tahun 2011 melalui proses desain yang dirintis pemerintah daerah dan komunitas kreatif setempat. Foto-foto: Ridwan Harahap |
Tanjung Jabung Timur, OG Indonesia -- PetroChina International Jabung Ltd (PCJL) terus mendukung pelestarian budaya serta pengembangan ekonomi kreatif masyarakat melalui program pembinaan UMKM Batik di Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi. Program ini telah berjalan sejak 2017 dan kini berhasil melahirkan pengrajin generasi pertama Batik Tanjabtim yang mampu memproduksi batik tulis dan batik cap bermotif khas daerah, dengan kualitas yang semakin dikenal di tingkat daerah hingga nasional.
Salah satu UMKM binaan yang berhasil tumbuh signifikan adalah Naima Batik, usaha batik tulis yang dikelola Siti Saroh, pengrajin yang merintis keterampilan membatik sejak mengikuti pelatihan Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada 2012.
Setelah mengikuti pelatihan lanjutan dan belajar langsung batik tulis di Lasem selama empat bulan pada 2013, Naima Batik menjadi pelopor batik tulis pertama dengan motif khas Tanjung Jabung Timur, termasuk motif Pedada Modifikasi yang pernah meraih juara 3 nasional pada 2015.
| Kerajinan batik khas Tanjung Jabung Timur dari Naima Batik banyak dicari peminat batik di seputaran Jambi. |
Siti mengatakan industri batik di Tanjung Jabung Timur tidak tumbuh secara turun-temurun seperti di Pekalongan atau Yogyakarta, melainkan melalui proses desain yang dirintis pemerintah daerah dan komunitas kreatif pada 2011–2013.
“Semua pengrajin generasi pertama di Tanjabtim ini tidak ada yang mewarisi batik dari orang tua. Semua belajar dari nol. Kami mulai dari pelatihan dasar, lalu belajar sendiri ke Jawa,” ujar Siti kepada para awak media termasuk OG Indonesia di Tanjung Jabung Timur, Jambi, Kamis (27/11/2025).
Dukungan PetroChina mulai hadir pada 2017 ketika perusahaan melihat potensi besar pengembangan kerajinan lokal tersebut. Melalui program CSR, PCJL membantu pengembangan kapasitas, pemasaran, penyediaan rumah produksi yang layak, hingga mendukung peningkatan kualitas produk.
Naima Batik kini mampu memproduksi 20–50 lembar batik per bulan dalam kondisi normal, dan dapat mencapai 500 potong per bulan pada periode pesanan besar dari instansi pemerintah maupun perusahaan.
CSR & Comdev Supervisor PCJL, Ahmad Ramadlan menegaskan pengembangan batik merupakan bagian dari komitmen PetroChina dalam memperkuat ekonomi akar rumput dan melestarikan identitas budaya lokal.
“Kami ingin UMKM Tanjab Timur bukan hanya bertahan, tetapi naik kelas. Batik adalah identitas daerah, dan tugas kami membantu pengrajin agar mampu menghasilkan produk berkualitas, punya pasar, dan memiliki daya saing,” jelasnya.
Ramadlan menambahkan PetroChina juga mendorong inovasi motif baru setiap tahun agar batik Tanjabtim tetap relevan di pasar. Selain itu, pembinaan mencakup manajemen usaha, peningkatan standar produksi, hingga strategi pemasaran modern termasuk digitalisasi.
| Kiri ke kanan: Ahmad Ramadlan (CSR & Comdev Supervisor PCJL), Siti Saroh (Pemilik Naima Batik), Afdal (Communication Manager PCL). |
VP Business Support PCJL, Alfiani, menyampaikan bahwa dukungan perusahaan terhadap UMKM batik tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada pemberdayaan keluarga dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Kami melihat bagaimana batik ini menjadi sumber penghidupan, terutama bagi ibu-ibu dan perempuan di sekitar wilayah operasi. Ketika UMKM tumbuh, dampaknya meluas ke pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan keluarga. Ini yang ingin kami kuatkan,” ujarnya.
Naima Batik kini menggunakan kombinasi pewarna alam seperti daun mangga, kulit jengkol, sabut kelapa, hingga akar mengkudu untuk menghasilkan warna-warna lembut yang menjadi ciri khas batik Tanjabtim. Motif yang dikembangkan menjadi daya tarik wisata budaya dan telah dibawa hingga pameran nasional.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Heru Setyadi, memberikan apresiasi atas konsistensi PetroChina dalam mendukung pengembangan UMKM lokal melalui program pemberdayaan masyarakat (PPM).
Menurutnya, penguatan ekonomi kreatif seperti batik Tanjung Jabung Timur merupakan implementasi nyata dari empat pilar PPM KKKS, khususnya pilar Kemandirian Ekonomi dan Pengembangan Sosial Budaya.
| Kegiatan UMKM Naima Batik yang didukung PCJL turut menguatkan perekonomian lokal lewat pelibatan tenaga kerja dari wilayah setempat. |
Heru menegaskan, program pembinaan UMKM yang dijalankan PetroChina sejalan dengan pilar-pilar PPM KKKS yang menekankan peningkatan kapasitas masyarakat, penguatan ekonomi lokal, serta pelestarian budaya.
"Ketika masyarakat di sekitar wilayah kerja KKKS mampu mandiri secara ekonomi, maka tujuan besar untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan sosial menjadi lebih mudah dicapai, sehingga KKKS tidak hanya fokus pada operasi migas, tetapi juga menghadirkan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Heru.
Menurut Heru, dengan kolaborasi pemerintah daerah, komunitas, dan dukungan berkelanjutan dari PetroChina, batik Tanjung Jabung Timur diyakini akan berkembang menjadi ikon budaya yang tidak hanya memperkaya identitas daerah, tetapi juga memperkuat ekonomi kreatif masyarakat secara berkelanjutan. RH


