Demi Keberlanjutan Produksi Blok Rokan, PHR Jalankan Aneka Inovasi


Pekanbaru, OG Indonesia --
Sejak resmi alih kelola pada tahun 2021, Pertamina Hulu Rokan (PHR) sukses menahan laju penurunan produksi. Berbagai upaya dilakukan PHR, utamanya adalah peningkatan kegiatan dimana rata-rata ada 500 sumur pengembangan dibor setiap tahun serta ada lebih dari 20 ribuan kegiatan work over dan work intervention setiap tahun. Selain itu, berbagai inovasi pun dilakukan agar Blok Rokan terus berproduksi.

Andre Wijanarko, General Manager Regional 1 Zona Rokan, menyatakan untuk bisa melakukan rata-rata 500 pemboran sumur serta 20 ribu WOWI, PHR memiliki inovasi yang pertama diterapkan di lapangan migas di tanah air yakni pengawasan ketat kegiatan pemboran di lapangan secara real time melalui fasilitas Digital & Innovation Center (DICE) dan Production Reliability and Innovation Management (PRIME).

"DICE semacam katalis pusat informasi yang kami dapatkan dari masing-masing fungsi untuk bisa memonitor secara cepat, dengan beragam parameter sehingga ketika dibutuhkan solusi, informasi bisa langsung ditarik di dashboard DICE. Dats ini juga bisa diakses dari manapun. Ini dikelola oleh PRIME, tim terbaik dari masing-masing fungsi," kata Andre kepada awak media nasional saat berkunjung ke blok Rokan, Rabu (11/6/2025).

Lebih lanjut Andre menuturkan ada beberapa strategi yang diusung manajemen untuk memastikan ada keberlanjutan produksi blok Rokan karena dari hasil kajian, potensi blok Rokan masih sangat besar dan belum habis, namun memang dibutuhkan upaya ekstra serta dukungan dari semua pihak.

Menurut Andre, penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) mulai dari waterflood, steamflood hingga yang terakhir adalah chemical injection bakal jadi andalan PHR dalam menopang produksi di masa depan.

Sementara itu, Mochamad Taufan, Operation Head Subsurface Development and Planning PHR menyatakan, secara teknis penerapan EOR dilakukan untuk membantu mengalirkan minyak yang masih terkurung di lapisan batuan reservoir 

 "Misalkan di Lapangan Minas, water cut tinggi airnya 4 juta barel minyaknya hanya 29 ribu barel per hari (bph). Tapi recovery factor 50% jadi ada yang tertinggal. Untuk keluarkan itu gunakan chemical mengubah sifat batuan jadi lebih mengikat air, jadi minyak lebih mengalir. Beberapa tipe chemical, polymer, surfactan sudah berjalan, kemudian Alkali-Surfactan-P besar paket komplit akan diinjek akhir tahun 2025," jelas Taufan.

Selanjutnya ada program pengembangan Low Quality Reservoir (LQR) yang dulu tidak dilirik oleh operator sebelumnya. Berdasarkan kajian yang sudah dilakukan potensi cukup besar mencapai 1,2 billion, recovery factornya kurang dari 10%. "Ini future pengembangan blok rokan. Hingga kini hampir 10.468 bph dari LQR dilakukan secara vertikal horizontal," ujar Taufan.

Kemudian ada juga program Multi Stage Fracturing (MSF) yang baru dilakukan pada tahun lalu."Tahun lalu eksekusi MSF. Salah satu yg berhasil pertama di Indonesia. Target produksinya 569 bph udah hampir 1 tahun. Ditargetkan ada 10 tahun ini, lalu tahun depan 15. Kita targetkan 20-30 sumur MSF di Rokan," terang Taufan.

Selanjutnya adalah program pengembangan Migas Non Konvensional (MNK). Sejauh ini sudah ada dua sumur yang dibor yakni di Gulamo dan Kelok dengan menggandeng EOG Resources. Di Rokan, Pertamina identifikasi ada tiga wilayah yang menyimpan cadangan shale oil dan shale gas yakni di North Aman, South Aman dan Rangau. Pemboran di dua sumur di wilayah North Aman sudah selesai dan ada temuan hidrokarbon.

"Dari Gulamo dan Kelok ketebalan lapisan 1.500 - 2.000 feet. Itu temuan semua. Kelok lebih tipis 600-700 feet, itu memang diujung. Cadangan North Aman 2 billion barel," ujar Taufan.

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, PHR sukses mempertahankan produksi di blok Rokan membuat decline rate hanya 0%. Rata-rata produksi blok Rokan tercatat sebesar 150 ribu barel per hari (bph) padahal dalam kajian yang dilakukan operator sebelumnya jika tidak ada kegiatan baru yang dilakukan produksi bisa merosot hingga hanya 105 ribu bph.

Andre menuturkan kesuksesan PHR dalam menjaga produksi minyak di Rokan juga didukung oleh koordinaasi yang baik dengan para stakeholder termasuk Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) serta pemerintah daerah.

Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas Sunjaya Eka Saputra mengatakan SKK Migas terus melakukan koordinasi yang intensif dengan PHR agar program-program terkait pengembangan Gulamo dan Kelok dapat dilaksanakan sesuai arahan dan persetujuan SKK Migas.

"Potensi MNK jika dikembangkan dengan baik akan memberikan tambahan produksi yang signifikan dan meningkatkan lifting di Blok Rokan sehingga berdampak positif pada peningkatkan lifting Migas secara nasional. Kami terus mendorong PHR untuk dapat mengakselerasi upaya percepatan produksi guna mendukung peningkatan lifting migas untuk mendukung program Ketahanan Energi yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto, Saat ini juga sedang disiapkan agar ada mekanisne early production dari sumur MNK sebelum POD disetujui seperti yang dilakukan untuk sumur2 GMB sebelumnya," kata Sunjaya. RH

Demi Keberlanjutan Produksi Blok Rokan, PHR Jalankan Aneka Inovasi Demi Keberlanjutan Produksi Blok Rokan, PHR Jalankan Aneka Inovasi Reviewed by Ridwan Harahap on Jumat, Juni 13, 2025 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.