Indika Energy Catatkan Laba Bersih US$ 2,2 Juta di Semester I 2025


Jakarta, OG Indonesia -- 
Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk. (Perseroan), merilis Laporan Keuangan Konsolidasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2025 (Semester I-2025). Perseroan mencetak Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 2,2 juta di Semester I-2025. 

Menurunnya harga jual batu bara berdampak terhadap pendapatan Perseroan. Meski demikian, Perseroan terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor non batu bara termasuk di sektor mineral, energi baru dan terbarukan, dan kendaraan listrik. 

Pada Semester I 2025, kontribusi pendapatan dari sektor non batu bara adalah sebesar 19%, meningkat dibandingkan 12% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang Semester I 2025, Indika Energy membukukan Pendapatan US$ 956,8 juta, atau menurun 20,0% dari US$ 1.196,7 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Penurunan Pendapatan terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari Kideco dan Indika Indonesia Resources. Pada Semester I 2025, Pendapatan Kideco menurun sebesar 16,2% menjadi US$ 775,9 juta. 

Hal ini disebabkan menurunnya harga jual rata-rata batu bara sebesar 14,5% menjadi US$ 51,2 per ton pada Semester I 2025 dengan volume penjualan sebesar 14,4 juta ton. Dari total volume penjualan tersebut, Kideco menjual 42% di antaranya untuk pasar domestik, melebihi Domestic Market Obligation (DMO) batu bara yaitu sebesar 25%. Hal ini sejalan dengan dukungan Indika Energy terhadap ketahanan energi nasional. 

Sementara itu volume penjualan batu bara untuk pasar ekspor mencapai 58% dengan tujuan negara China, India, Korea Selatan, Jepang dan negara-negara lainnya. Indika Indonesia Resources (IIR) mencatatkan penurunan Pendapatan sebesar 79,3% menjadi US$ 23,8 juta pada Semester I 2025. 

Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya pendapatan dari perdagangan batubara, dari US$ 115,0 juta (dengan volume 2,2 juta ton) pada Semester I 2024 menjadi US$ 12,6 juta (dengan volume 0,3 juta ton) pada Semester I 2025. 

Sementara itu, pendapatan yang tersisa sebagian besar berasal dari aktivitas perdagangan non batu bara, khususnya bauksit dari Mekko Metal Mining. Akan tetapi, anak-anak perusahaan Indika Energy lainnya seperti Tripatra dan Interport mencatat kenaikan Pendapatan. 

Tripatra mencatat kenaikan Pendapatan sebesar 16,4% menjadi US$ 118,5 juta di Semester I2025, terutama didorong oleh proyek Akasia Bagus (US$ 21,2 juta), proyek Posco (US$ 20,2 juta), dan pabrik amonia milik Pupuk Kaltim (US$ 13,8 juta). 

Perusahaan logistik terintegrasi, Interport mencatat Pendapatan sebesar US$ 54,9 juta di Semester I 2025, relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan Interport terdiri dari Cotrans sebesar US$ 34,3 juta dan KGTE (penyimpanan bahan bakar) sebesar US$ 14,8 juta, sementara sisanya berasal dari Interport Business Park (IBP) dan ILSS. 

Sementara itu Perseroan mencatat penurunan Beban Pokok Kontrak dan Penjualan (COGS) sebesar 17,4% menjadi US$ 824,1 juta pada Semester I 2025 dari sebelumnya US$ 997,2 juta pada Semester I-2024. 

Biaya tunai (cash cost) Kideco termasuk royalti yang menurun 11,6% menjadi US$ 45,1 per ton pada Semester I 2025 dibandingkan US$ 51,0 per ton pada Semester I-2024. Hal ini terutama disebabkan karena penurunan harga batu bara yang berdampak pada lebih rendahnya beban royalti, dan mengkompensasi sebagian peningkatan biaya bahan bakar sejak penerapan biodiesel B40 pada Januari 2025. 

Laba kotor turun 33,5% menjadi US$ 132,7 juta pada Semester I 2025 dan margin kotor turun menjadi 13,9% dari 16,7% pada Semester I 2024 yang utamanya disebabkan menurunnya margin laba kotor di Kideco yaitu sebesar 14,4% pada Semester I 2025 dibandingkan 17,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Sedangkan, Beban Penjualan, Umum, dan Administrasi Perseroan turun 15,0% menjadi US$ 78,6 juta di Semester I-2025 dari US$ 92,5 juta di Semester I-2024 – terutama karena penurunan PNBP terkait Kideco, penurunan biaya pemasaran seiring turunnya pendapatan Kideco, dan efisiensi biaya. 

Sebagai hasilnya, Perseroan membukukan Laba Bersih Periode Berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 2,2 juta di Semester I 2025, turun dari US$ 21,0 juta pada Semester I 2024. 

Sepanjang Semester I 2025, Indika Energy mengeluarkan dana sebesar US$ 51,8 juta untuk belanja modal (capex), di mana 95,4% digunakan untuk mengembangkan bisnis non batu bara terutama untuk proyek Awas Mas sebesar US$ 36,2 juta, dan bisnis hijau sebesar US$ 3,8 juta. 

Di bisnis batu bara, Perseroan hanya menginvestasikan US$ 2,4 juta atau kurang dari 5% dari total capex – yang dialokasikan untuk Kideco. “Pada paruh pertama tahun 2025, kami menghadapi tantangan akibat penurunan harga batu bara global dan kebijakan baru yang berdampak pada perdagangan komoditas. Meski demikian, Indika Energy tetap menunjukkan ketahanan bisnis melalui kontribusi yang semakin kuat dari lini non batu bara. Kami juga menegaskan komitmen untuk mempercepat transisi menuju portofolio bisnis yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon – salah satunya dengan mengalokasikan lebih dari 95% capex untuk bisnis non batu bara,” tutur Azis Armand, Direktur Utama Indika Energy. 

Pada 25 Juni 2025, Perseroan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman untuk pengembangan proyek Awak Mas dengan total setara US$ 375 juta (terdiri dari US$ 203 juta untuk fasilitas dalam USD dan Rp 2,81 triliun untuk fasilitas dalam rupiah) dengan Bank Mandiri, BNI, Bank DBS Indonesia, dan UOB. Fasilitas pinjaman multi mata uang ini memiliki tenor 5 tahun. RH

Indika Energy Catatkan Laba Bersih US$ 2,2 Juta di Semester I 2025 Indika Energy Catatkan Laba Bersih US$ 2,2 Juta di Semester I 2025 Reviewed by Ridwan Harahap on Jumat, Agustus 01, 2025 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.