Banda Aceh, OG Indonesia -- Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Nasri Djalal, didampingi Deputi Keuangan dan Monetisasi Afrul Wahyuni, menerima kunjungan Direktur Utama PT Perta Gas Niaga (PTGN) Toto Yulianto, beserta jajarannya. Pertemuan yang berlangsung di Kantor BPMA, Banda Aceh, pada Kamis (11/9/2025) tersebut membahas sejumlah hal strategis terkait monetisasi dan pasokan gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) migas di Aceh.
Perta Gas Niaga sebagai anak usaha dari subholding niaga PT PGN Tbk, saat ini merupakan pembeli gas bumi yang diproduksi dari Wilayah Kerja B dan Wilayah Kerja Blok A Aceh.
Kepala BPMA Nasri Djalal, menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin antara PTGN dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam kegiatan operasi dan monetisasi gas di Aceh.
Kerja sama ini dinilai memungkinkan penyaluran gas kepada konsumen akhir, yaitu PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan berbagai industri di wilayah Sumatra Bagian Utara (Sumbagut), berjalan dengan baik.
“BPMA hadir untuk memberikan kemudahan dan kelancaran investasi di sektor hulu migas di Aceh. Buyer gas bumi seperti PTGN merupakan mitra terpenting dalam ekosistem hulu migas karena berdampak langsung pada penerimaan negara, khususnya bagi daerah penghasil, dan tentunya dalam mendukung kebijakan pemerintah terkait hilirisasi,” ujar Nasri Djalal.
Sementara itu, Direktur Utama PT Perta Gas Niaga Toto Yulianto, menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan BPMA selama ini. Dia juga mengharapkan sinergi yang lebih baik ke depannya, terutama dalam mengatasi tantangan kondisi pasokan gas bumi di Wilayah Sumatra dan Jawa.
Perta Gas Niagas juga menyatakan kesiapannya untuk menyerap seluruh volume ketersediaan gas bumi dari kegiatan hulu migas di Aceh, yang selanjutnya akan disalurkan kepada konsumen PTGN yang tersebar di Aceh dan Sumbagut.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Keuangan dan Monetisasi BPMA, Afrul Wahyuni, menyebutkan bahwa para KKKS di Aceh telah menunjukkan komitmen melalui serangkaian kegiatan eksplorasi, termasuk studi, seismik, dan pengeboran, untuk menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru.
“KKKS PGE di WK B dengan hasil seismik dan pengeboran di Lapangan Rayeu dan Arun OVB menunjukkan prospek yang menjanjikan. Saat ini, tim teknis sedang melakukan pengkajian lebih lanjut. Kami optimis kegiatan ini dapat menambah pasokan gas di masa depan,” tambah Afrul.
Di akhir pertemuan, Kepala BPMA juga menyampaikan harapan agar Perta Gas Niaga dapat mengkaji kemungkinan perluasan jaringan gas pipa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan retail hingga menjangkau seluruh Aceh, khususnya kota Banda Aceh sebagai ibu kota provinsi.
“Kami sangat mengharapkan program penyaluran gas di Banda Aceh ini dapat di-exercise oleh PTGN mengingat demand-nya cukup besar. Tentunya, dengan adanya penyaluran gas pipa untuk konsumen rumah tangga dan retail, dapat mengurangi beban subsidi pemerintah pada program LPG,” tutup Nasri. RH
