Mencetak Driller di Kedokan Bunder

Indonesia Drilling Training Center (IDTC) di Kedokan Bunder, Indramayu, jadi wadah Pertamina Drilling mencetak tenaga driller andal.
Foto-foto: Ridwan Harahap

Indramayu, OG Indonesia –
Hamparan sawah menghijau diselingi pohon-pohon mangga merupakan pemandangan khas di Indramayu. Tetapi di tengah luasnya sawah di Desa Kaplongan, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terlihat rig pengeboran menjulang tinggi. Ternyata itu adalah rig yang dipakai Pertamina Drilling untuk menempa tenaga-tenaga ahli pengeboran di Indonesia Drilling Training Center (IDTC).

Sore itu OG Indonesia dan rombongan jurnalis dari Jakarta tiba di IDTC. Suasana kompleks IDTC tidak terlalu ramai. Ada yang terlihat sedang membersihkan halaman. Ada yang bersantai sambil menyesap kopi di salah satu sudut IDTC. Maklum selepas jam pelatihan habis. Para peserta pelatihan yang tengah belajar di IDTC pun sebagian besar sedang keluar bermain futsal untuk melepas penat. Saat itu memang ada sekitar 30 anak muda Riau dari ring 1 Blok Rokan yang tengah belajar jadi driller di IDTC selama dua bulan sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Indonesia Drilling Training Center (IDTC) merupakan pusat pelatihan pengeboran milik PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina. IDTC ini menjadi wadah untuk mengasah tenaga ahli pengeboran, baik untuk pekerja baru (on the job training) maupun yang telah berpengalaman. Tak hanya untuk kepentingan upgrade skills pekerja di lingkungan grup Pertamina, IDTC kini juga terbuka untuk karyawan dari perusahaan lain, bahkan dari mancanegara.

“Bisnis pengeboran ini punya risiko keselamatan yang tinggi dan juga risiko kehilangan aset yang besar, oleh sebab itu kita sangat menekankan agar orang-orang yang bekerja dalam pengeboran benar-benar kompeten sebelum dia bekerja,” kata Chairony, Manager IDTC Pertamina Drilling, kepada rombongan jurnalis termasuk OG Indonesia di IDTC, Indramayu, Senin (20/10/2025).

Sejak Tahun 2007

Mengingat pentingnya kompentensi tersebut, dijelaskan pria yang akrab disapa Rony ini, IDTC lahir sejak tahun 2007. Awalnya difungsikan untuk memastikan pekerja Pertamina Drilling sudah kompeten serta layak untuk bekerja, terutama untuk yang PWT (pekerja kontrak) dan PWTT (pekerja tetap). Kemudian pada tahun 2012, pekerja outsourcing di Pertamina Driling pun juga turut ditempa di IDTC.

Ternyata pelatihan saja tidak cukup. Rony menceritakan mulai tahun 2017 di IDTC mulai diadakan program sertifikasi. “Jadi setelah pelatihan, beberapa skema atau beberapa bidang bisa diuji kompetensinya sudah kompeten atau belum melalui program sertifikasi,” terang Rony.

Chairony, Manger IDTC Pertamina Drilling.

Lompat ke tahun 2023, Pertamina Drilling yang bisnis awalnya hanya pengeboran mulai merambah ke jasa lainnya, dari cementing hingga MLU (Mud Logging Unit). Adanya perluasan usaha tentu butuh tambahan tenaga kerja mumpuni yang saat itu agak susah dicari. Berdasarkan hal tersebut tercetus ide sekolah pengeboran atau drilling school yang dilatih di IDTC. “Jadi kita cari orang-orang yang baru fresh graduate dari kampus untuk dididik selama setahun. Selesai dari situ, kita masukin ke bisnis-bisnis barunya Pertamina Drilling,” tuturnya.

Lebih dari dua windu menjadi kawah candradimuka yang mencetak driller andal untuk kepentingan perusahaan atau grup Pertamina, pada tahun 2024 IDTC mulai membuka pintu bagi pihak luar. “Kurang lebih 17 tahun, kami merasa kayaknya bisa nih pengalaman di IDTC ini kami share juga ke luar,” ungkap Rony seraya menambahkan bahwa pada tahun 2024 tersebut mulai disusun pula organisasi untuk IDTC yang dipimpin oleh seorang manajer.

Pikat Peserta Pelatihan dari Mancanegara

Bagai sumber cahaya yang memikat banyak serangga, IDTC pun ramai didatangi oleh para peserta pelatihan dari luar. Rekam jejak Pertamina Drilling memang tidak bisa dianggap enteng karena berpengalaman mengoperasikan 58 armada rig serta ribuan tenaga ahli pengeboran di berbagai wilayah Indonesia dengan aneka medannya yang menantang.

Karena itu banyak perusahaan-perusahaan KKKS dari dalam negeri dan juga dari mancanegara turut menyerap ilimu drilling dari Pertamina Drilling di IDTC belakangan ini. Tercatat perwakilan dari sejumlah negara dari Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga kawasan Afrika telah menjajal IDTC. “Yang paling jauh ada dari Namibia, sebanyak sepuluh orang selama empat bulan ikut sekolah pengeboran di sini,” ucap Rony.

IDTC terus memikat peserta training untuk kegiatan pengeboran, tak hanya dari dalam negeri juga dari mancanegara.

Terkait layanan IDTC, Rony menguraikan saat ini ada beberapa segmen. “Pertama ada segmen sertifikasi di mana kami bekerja sama dengan beberapa LSP Pertamina dan PPSDM Migas di Cepu. Lalu, pelatihan sudah pasti, ini yang paling banyak. Kemudian yang sedang kami terus kembangkan adalah sekolah pengeboran. Lalu untuk eksisting pekerja kita lakukan assessment competency, jasa konsultasi. Dan untuk dunia pendidikan dan komunitas, kami kedatangan siswa dari universitas, SMK, sampai anak-anak SD di Cirebon pernah ke sini, mereka ingin tahu kayak apa rig itu, ngebor itu susahnya kayak apa,” paparnya.

Fasilitas Terus Berkembang

Guna memperkuat kurikulum serta metode pengajaran di bidang pengeboran yang sudah lumayan mapan, IDTC juga terus melengkapi fasilitas-fasilitas pelatihan yang ada. Ruang kelas sudah bertambah hingga kini terdapat lima ruang kelas. Untuk akomodasi kamar peserta pelatihan juga disediakan, di mana terdapat 40 kamar yang mendaur ulang kontainer bekas menjadi hunian kamar yang nyaman dengan berbagai tipe.

Masih ada lagi ruang makan portacamp ala lokasi pengeboran, serta ruang medis dan musholla. Tak ketinggalan sarana hiburan untuk pereda ketegangan, mulai dari meja bermain pingpong, kursi pijat, hingga gym sport center dan recreation room untuk karaoke dan home theater.

Selain fasilitas untuk belajar dan praktik pengeboran, kompleks IDTC juga dilengkapi fasilitas hiburan untuk melepas penat seperti fasilitas gym untuk para peserta training yang bisa berbulan-bulan belajar di IDTC.

IDTC juga menghadirkan fasilitas peraga pelatihan yang realistis seperti rig pengeboran asli 150 HP (horse power) yang masih bisa beroperasi, mulai dari drawworks, rotary table, mud pump, hingga blowout preventer-nya. “Nanti diperlihatkan bagaimana travelling block-nya, naik turunnya, rottary-nya muter, pompa lumpurnya juga masih bisa memompa untuk bisa memperlihatkan seperti apa itu pengeboran,” bebernya. Rony mengklaim IDTC merupakan satu-satunya provider pelatihan pengeboran di Asia Tenggara yang menyediakan rig asli yang bisa dioperasikan untuk pelatihannya.

Tak hanya itu, ada juga simulator yang memberikan visualiasi untuk kegiatan well control sampai kondisi blow out. Ada juga beberapa peralatan HSSE yang bisa dipraktekkan penggunaannya. “Masih ada lagi tempat untuk pengelasan, untuk lifting rigging, operator crane, scaffolding, dan lain-lain,” papar Rony. “Saat ini kami juga sedang membangun fire drone, jadi nanti ada simulasi rig terbakar bisa latihan memadamkan api dengan fire drone di IDTC,” sambungnya.

Utamakan Praktik Langsung di Lapangan

Terkait materi pelatihan, Rony menuturkan bahwa pengajaran di IDTC berbasis output. Jadi misalkan ada sekelompok pekerja yang hendak dipekerjakan di lapangan onshore, pada saat belajar di IDTC maka silabusnya menyesuaikan untuk kegiatan pengeboran di darat, demikian pula sebaliknya.

Sementara untuk metode pelatihan di sekolah pengeboran IDTC dikatakan Rony lebih menonjolkan praktik langsung di lapangan di samping belajar di ruang kelas. “Jadi lebih ke praktik baik rig di IDTC sini maupun di rig-rig yang dimiliki Pertamina Drilling di sekitar Indramayu yang memang sedang beroperasi,” ujarnya. Rony mengatakan praktik langsung di lapangan tersebut dimaksudkan untuk membangun mental pekerja dan peserta pelatihan bahwa dunia nyata di pengeboran memang keras.

Peserta pelatihan pengeboran di IDTC diajak untuk mempraktikan langsung aktivitas pengeboran migas dengan menggunakan rig 150 HP. 

Rony menambahkan, sampai saat ini setiap tahunnya rata-rata ada sekitar 1.900 peserta pelatihan yang ikut training di IDTC. Untuk tahun ini, sampai dengan bulan Oktober sudah ada 2.500 peserta yang berlatih pengeboran di IDTC. “Mudah-mudahan nanti bisa sampai 3.000 peserta di akhir 2025,” harap Rony.

Mengingat tingginya animo peserta training untuk tenaga driller di Kedokan Bunder, Pertamina Drilling berniat membuka pelatihan serupa di daerah lainnya di Indonesia. “Rencananya ada, di mana ada beberapa yang potensial karena operasional Pertamina Drilling di sana cukup masif, seperti di Pekanbaru-Riau dan Balikpapan,” ungkapnya.

Pertamina Drilling tengah merencanakan menambah lokasi IDTC di daerah lain yang membutuhkan seperti Pekanbaru dan Balikpapan. 

Keberadaan IDTC di tengah industri hulu migas yang masih jadi penopang ketahanan energi negeri saat ini, disampaikan Rony menuntut peran yang lebih optimal dari IDTC dan Pertamina Drilling. Ditekankan olehnya, IDTC hadir bukan hanya untuk keperluan internal Pertamina Drilling dalam meningkatkan kompetensi setiap pekerjanya guna meningkatkan operation excellence dalam pelayanan ke customer tetapi juga bisa bermanfaat bagi pihak lain.

“Kami berharap kehadiran Pertamina Drilling dengan IDTC-nya bisa memenuhi salah satu dari pembukaan UUD 1945 yaitu dapat membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan pengetahuan dari masyarakat Indonesia sehingga mereka dapat juga berkiprah di dunia migas baik di nasional maupun internasional,” pungkas Rony sambil tersenyum. RH

Mencetak Driller di Kedokan Bunder Mencetak Driller di Kedokan Bunder Reviewed by Ridwan Harahap on Kamis, Oktober 30, 2025 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.