Bontang, OG Indonesia -- Pada Rabu, 03 Desember 2025, Badak LNG melalui CSR menggelar “Kegiatan Penguatan Karakter - Remaja Keren Tanpa Kekerasan”. Kegiatan ini merupakan kegiatan sosialisasi dan pembelajaran interaktif yang merupakan kolaborasi antara Badak LNG dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Bontang. Kegiatan ini ditujukan untuk siswa dan siswi kelas 7, 8, dan 9 SMP YKPP Bontang.
Kegiatan dibuka oleh Manager CSR & Relations Badak LNG, Putra Peni Luhur Wibowo. Melalui kegiatan ini, beliau menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata Badak LNG dalam menyongsong Generasi Emas 2045 dengan menciptakan remaja yang percaya diri, saling mendukung satu sama lain, dan anti terhadap kekerasan.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin berbagi pengetahuan kepada adik-adik semua tentang penguatan karakter anti kekerasan dengan harapan agar adik-adik semua dapat menjadi agen perubahan. Kami yakin, adik-adik memiliki potensi besar, mimpi dan cita-cita, serta dapat memberikan dampak positif bagi diri sendiri maupun lingkungan di sekitar”, ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan oleh sambutan Kepala SMP YKPP, Puji Setyorini, yang menyambut baik kegiatan sosialisasi dan pembelajaran ini. Menurutnya, kegiatan ini merupakan kesempatan berharga bagi siswa dan siswi SMP YKPP untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan praktik kekerasan yang masih sering terjadi di lingkungan sekolah. Beliau mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Badak LNG dan DP3AKB Kota Bontang karena telah berkolaborasi dalam menyukseskan kegiatan penguatan karakter ini.
Setelah sesi sambutan, “Kegiatan Penguatan Karakter - Remaja Keren Tanpa Kekerasan” secara resmi dimulai dan dipandu oleh DP3AKB Kota Bontang. Adapun kegiatan ini dibuka dengan sesi permainan interaktif yang diarahkan oleh Dewi Astria Anitasari, selaku Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Pertama, Khusnul Khatimah, selaku Operator, dan Arpinah, selaku Konselor.
Setelah sesi permainan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi tentang kekerasan seksual dan tindakan perundungan atau bullying yang kerap terjadi dan dilakukan oleh pelajar.
Kegiatan ini disambut baik dan diikuti dengan sangat antusias oleh seluruh peserta. Melalui rangkaian kegiatan ini pula, siswa dan siswi menjadi tergerakkan untuk menjadi berani dalam berbicara, mengutarakan pendapat, ataupun speak up terhadap permasalahan yang acap kali terjadi di lingkungan sekolah, yakni tentang kekerasan. Dengan demikian, mewujudkan Generasi Emas 2045 bukanlah sekadar mimpi belaka, melainkan sebuah harapan yang bisa diraih dengan langkah kolaborasi dan langkah nyata. RH


