Jakarta, O&G Indonesia-- Penyerapan anggaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2015 tidak akan maksimal. Menteri ESDM Sudirman Said bahkan memperkirakan serapan anggaran hanya akan mencapai 65% dari total alokasi anggaran tahun ini.
Sudirman mencatat, sedikitnya ada potensi selisih anggaran yang mungkin tersisa antara serapan dan alokasi anggaran yang disediakan mencapai Rp 756,7 miliar. Kepada anggota dewan, Sudirman mengajukan agar dana tersebut dapat masuk dalam postur anggaran kementerian ESDM tahun 2016 mendatang.
Bila disetujui, Sudirman berencana menggunakan dana tersebut untuk membangun sarana dan prasarana penunjang penyediaan listrik. Usulan tersebut diakuinya telah disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR tangga 19 Oktober lalu.
"Kami sudah kirim surat kepada komisi VII untuk pakai selisih anggaran 2015 digunakan di 2016," ujar Sudirman dalam Rapat dengan Komisi VII DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (1/12/2015)
Dirinya mengaku telah memiliki rencana pembangunan infrastruktur dengan memanfaatkan 'dana sisa' tersebut, diantaranya untuk penyediaan jaringan distribusi 1.542 Kilometers (kms), gardu distribusi 34,9 Mega Volt Ampere (MVA), instalasi rumah tangga dan penyambungan listrik gratis bagi rakyat tidak mampu dan nelayan 75 ribu Rumah Tangga Sasaran (RTS)
"Karena itu kami sampaikan bahwa kami ingin manfaatkan itu untuk bangun sarana pemasaran listrik. Kami tunggu respon dari komisi VII," imbuhnya.
Hingga Selasa (1/12/2015), Sudirman mencatat bahwa kementeriannya baru bisa merealisasikan serapan anggaran sebesar 40%. Kendala utamanya adalah masih banyaknya hambatan internal berupa kesiapan Direktorat Jenderal terkait penyiapan dokumen lelang proyek energi dan pertambangan.
Kendala lain terkait masih adanya campur tangan 'mafia' di sektor yang dipimpinnya membuat kinerja kementerian ini tidak secemerlang kementerian lainnya. Upaya perbaikan pun menjadi agenda utama Sudirman di awal-awal masa kepemimpinannya, dari mulai membubarkan Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) hingga mencopot sejumlah pejabat berkinerja buruk.
Sudirman menargetkan serapan hingga akhir tahun bisa mencapai 65% lebih tinggi ketimbang serapan tahun 2014 yang hanya 50,6%.
"Belajar dari 2015 lalu kita ada banyak kendala termasuk ketidaksiapan dokumen pelaksanaan. Bahkan di ujung bulan masih tender. Lalu dokumen persiapan tidak lengkap dan masalah sosial. Penolakan warga terhadap SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas) dan pembangunan lainnya. Kita harus koordinasi dengan instansi terkait. Pelajaran ini kita ambil dari 2015. Semoga akhir tahun bisa capai 65%," pungkasnya.
Sudirman mencatat, sedikitnya ada potensi selisih anggaran yang mungkin tersisa antara serapan dan alokasi anggaran yang disediakan mencapai Rp 756,7 miliar. Kepada anggota dewan, Sudirman mengajukan agar dana tersebut dapat masuk dalam postur anggaran kementerian ESDM tahun 2016 mendatang.
Bila disetujui, Sudirman berencana menggunakan dana tersebut untuk membangun sarana dan prasarana penunjang penyediaan listrik. Usulan tersebut diakuinya telah disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR tangga 19 Oktober lalu.
"Kami sudah kirim surat kepada komisi VII untuk pakai selisih anggaran 2015 digunakan di 2016," ujar Sudirman dalam Rapat dengan Komisi VII DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (1/12/2015)
Dirinya mengaku telah memiliki rencana pembangunan infrastruktur dengan memanfaatkan 'dana sisa' tersebut, diantaranya untuk penyediaan jaringan distribusi 1.542 Kilometers (kms), gardu distribusi 34,9 Mega Volt Ampere (MVA), instalasi rumah tangga dan penyambungan listrik gratis bagi rakyat tidak mampu dan nelayan 75 ribu Rumah Tangga Sasaran (RTS)
"Karena itu kami sampaikan bahwa kami ingin manfaatkan itu untuk bangun sarana pemasaran listrik. Kami tunggu respon dari komisi VII," imbuhnya.
Hingga Selasa (1/12/2015), Sudirman mencatat bahwa kementeriannya baru bisa merealisasikan serapan anggaran sebesar 40%. Kendala utamanya adalah masih banyaknya hambatan internal berupa kesiapan Direktorat Jenderal terkait penyiapan dokumen lelang proyek energi dan pertambangan.
Kendala lain terkait masih adanya campur tangan 'mafia' di sektor yang dipimpinnya membuat kinerja kementerian ini tidak secemerlang kementerian lainnya. Upaya perbaikan pun menjadi agenda utama Sudirman di awal-awal masa kepemimpinannya, dari mulai membubarkan Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) hingga mencopot sejumlah pejabat berkinerja buruk.
Sudirman menargetkan serapan hingga akhir tahun bisa mencapai 65% lebih tinggi ketimbang serapan tahun 2014 yang hanya 50,6%.
"Belajar dari 2015 lalu kita ada banyak kendala termasuk ketidaksiapan dokumen pelaksanaan. Bahkan di ujung bulan masih tender. Lalu dokumen persiapan tidak lengkap dan masalah sosial. Penolakan warga terhadap SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas) dan pembangunan lainnya. Kita harus koordinasi dengan instansi terkait. Pelajaran ini kita ambil dari 2015. Semoga akhir tahun bisa capai 65%," pungkasnya.
Serapan Tak Maksimal, ESDM Sisakan Anggaran 2015 Rp 756,7 Miliar
Reviewed by OG Indonesia
on
Rabu, Desember 02, 2015
Rating:
