![]() |
Foto: wikimedia.org |
“Dengan rencana impor LNG dari Qatar sejatinya sedang menegasikan komitmen pemerintah yang berulang kali menempatkan energi tidak sekedar komoditas ekonomi tapi sebagai modal dan pendorong pembangunan. Rencana importasi LNG ini terasa sangat mendesak, padahal jika diperhatikan neraca gas nasional antara kebutuhan dan ketersediaan masih mencukupi,” disampaikan Rofi Munawar melalui rilis pers yang disampaikan kepada media pada hari Rabu, (25/10).
Legislator asal Jawa Timur ini menjelaskan, alasan pemerintah bahwa PT PLN dalam pembangunan pembangkit di pulau sumatera membutuhkan gas yang sangat banyak. Hingga pada akhirnya menilai bahwa lebih murah mendatangkan LNG dengan impor dibandingkan dari Indonesia timur dan tengah tidak bisa dijadikan pembenaran.
Karena secara faktual, potensi gas nasional Indonesia masih sangat mencukupi dan harganya bisa lebih murah dibandingkan dengan melakukan importasi dari luar. Mengingat secara regulasi, harga gas impor itu maksimal 14% dari Harga Minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) hingga pembangkit PLN.
“Pemerintah harus mengoptimalkan gas sebagai modal pembangunan, bukan sebagai komoditi yang bersifat transaksional, sebagaimana amanah UU energi. Ini sinyal penting bahwa perlu perbaikan terus-menerus terhadap tata kelola gas bumi di Indonesia.” Tegasnya.
Rofi memberikan contoh, pemerintah harusnya bisa mengoptimalkan blok Natuna, karena rencana impor LNG ini hanya small scale. Atau bisa juga dengan memanfaatkan lapangan Arun dengan memaksimalkan tangki timbun LPG 4 ea, Condensate 4 ea. Terlebih lokasinya juga sangat strategis di selat malaka.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah membuka peluang PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN mengimpor gas dari Qatar. Hal ini disampaikan usai menghadap Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/10). RH
DPR Pertanyakan Rencana Impor LNG dari Qatar
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, Oktober 26, 2017
Rating:
