Masuki Hari ke-16, Ini Upaya Clean Up yang Sudah Dilakukan di Batan Indah

Tangerang Selatan, OG Indonesia -- Ditemukannya zat radioaktif oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) di lahan kosong perumahan Batan Indah, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, mengakibatkan adanya kontaminasi pada tanah dan vegetasi di lahan tersebut. Untuk menghilangkan sekaligus membersihkan lahan yang terkontaminasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melakukan upaya dekontaminasi atau clean up.


Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa zat radioaktif yang mengontaminasi lahan kosong tersebut adalah cesium-137 (Cs-137). Paparan radiasi awal sebelum dilakukan clean up diukur dengan survey meter menunjukkan angka 149 microsievert/jam. 

Agar kontaminasi zat radioaktif tersebut tidak menimbulkan dampak yang berbahaya kepada manusia, tumbuhan, dan hewan yang hidup di sekitar lahan yang terkontaminasi, Kepala Pusat Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir, Roziq Himawan bersama tim penanggulangan lahan terkontaminasi berupaya melakukan clean up.

Roziq mengatakan, clean up yang dilakukan BATAN kali ini bertujuan untuk membersihkan lahan yang terkontaminasi. “Clean up atau dekontaminasi ini bertujuan melakukan pembersihan dari adanya kontaminasi zat radioaktif di lahan yang terpapar radiasi zat radioaktif. Tujuan akhir dari clean up ini adalah mengembalikan lahan yang semula terkontaminasi menjadi lahan yang bersih seperti sediakala,” kata Roziq ketika menyiapkan kegiatan clean up, Senin (9/3/2020)

Mengingat yang terkontaminasi di Perumahan Batan Indah adalah tanah, maka yang perlu diperhatikan menurut Roziq, sebelum melakukan clean up yakni mengetahui tingkat kontaminasi atau sering disebut dengan konsentrasi aktivitas radiasi. Selain itu, luasan lahan yang terkontaminasi juga harus diketahui, serta tingkat konsetrasi aktivitas radiasi dari area terluar hingga ke pusat radiasi.

“Ketiga hal itu sangat penting diketahui untuk mempredikasi berapa jumlah tanah yang harus dikeruk supaya kondisinya aman bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Roziq.

Untuk mengetahui hal itu, tutur Roziq, tiga tahapan yang harus dilakukan sebelum clean up yakni, pertama melakukan pemetaan laju dosis radiasi dengan mengukur sampel tanah permukaan untuk mengetahui tingkat kontaminasi. Kedua, melakukan pengukuran terhadap sampel tanaman yang bertujuan untuk mengetahui dampak kontaminasi terhadap tumbuhan. Ketiga, melakukan pengukuran terhadap sampel tanah yang disisir dari area terluar hingga ke arah dalam mendekati sumber radiasi.

“Setelah semua itu dikerjakan, langkah selanjutnya adalah pengerukan/pengambilan tanah dan tumbuhan yang diindikasikan terkontaminasi. Setelah pengerukan, dilakukan pemetaan ulang untuk memastikan bahwa proses cleanup sudah cukup,” tambahnya. 

Ia menjelaskan, untuk melakukan clean up, perlu melibatkan petugas proteksi radiasi yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksaan pekerjaan agar sesuai dengan program proteksi dan keselamatan radiasi. Selain itu diperlukan juga penganalisis radiasi yang bertugas melakukan analisis terhadap aktivitas radiasi atau laju dosis, menentukan daerah aman, jumlah paparan yang akan diterima manusia, dan umur sumber radiasi. 

Menurutnya petugas pengelola limbah radioaktif juga mempunyai peran yang sangat penting. Tanah dan vegetasi hasil dari clean up selanjutnya dikirim ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif di Kawasan Nuklir Serpong, Puspiptek untuk di proses lebih lanjut oleh pengelola limbah radioaktif.

Saat ini, kegiatan clean up sudah memasuki hari ke-16 dan berhasil mengumpulkan tanah dan vegetasi yang diindikasikan terkontaminasi sebanyak 638 drum dan paparan radiasi di lahan tersebut sudah mengalami penurunan yang significan yakni antara 0,8 – 1,1 microsievert/jam. Setelah proses clean up ini selesai, menurut Roziq, akan dilanjutnya dengan remediasi yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi tanah yang bersih seperti semula.

Selama melakukan kegiatan clean up, turunnya hujan menjadi hambatan utama, karena dengan kondisi tanah yang basah akan menyulitkan pengerukan dan memasukkan tanah ke dalam drum. Tanah yang bercampur dengan air hujan juga menambah volume limbah, dan dapat meningkatkan potensi kontaminasi ke tempat yang lain. 

“Proses pengerukan, pengangkutan dan lain-lain, apabila dilaksanakan pada saat hujan dapat meningkatkan potensi kontaminasi yang lebih luas,” jelasnya.

Roziq berharap proses clean up ini segera selesai dan dilanjutkan remediasi sehingga lahan yang terkontaminasi zat radioaktif menjadi bersih kembali. Masyarakat dihimbau untuk tidak khawatir, karena hal ini sudah ditangani dengan baik oleh pihak yang berkompeten di bidangnya. R3
Masuki Hari ke-16, Ini Upaya Clean Up yang Sudah Dilakukan di Batan Indah Masuki Hari ke-16, Ini Upaya Clean Up yang Sudah Dilakukan di Batan Indah Reviewed by OG Indonesia on Senin, Maret 09, 2020 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.